**Beberapa hari telah berlalu, dan setiap harinya erine selalu berusaha menarik kembali perhatian oline. Seperti saat ini, erine sedari tadi berdiri setia menunggu oline yang sedang membereskan isi lokernya sekaligus mengambil tugas prakarya yang waktu itu mereka buat.
"Ke kelas duluan aja, ntar ini gue yang bawa"
erine tidak menjawab, senyuman terus menghiasi paras cantiknya.
setelah siap dengan aktivitasnya, oline menutup pintu loker. Kini sepenuhnya wajah erine dapat dilihat dengan jelas olehnya.
erine yang sedikit menengadah karena postur tubuh yang lebih pendek dari siswi didepannya. Nampak sangat menggemaskan, ditambah pipi yang bersemu kemerahan, entah karena riasan makeup atau memang blushing dengan sendirinya.
Oline menjatuhi tatapan padanya, tanpa sepatah kata, oline mengusap wajah erine kemudian berlalu. membuat erine mengerjap beberapa saat lalu kembali mengekor dibelakangnya.
Oline benar-benar susah ditebak. kadang baik, kadang diem, kadang perhatian, kadang cuek, apa sikapnya itu berlaku bagi erine saja? semudah itukah mood nya berubah?
Jam pelajaran telah dimulai, dengan sorot matanya yang tajam, miss muthe berjalan mengelilingi bangku setiap murid. sementara itu para murid hanya menunduk takut.
Tepat hari ini adalah pengumpulan tugas prakarya seni budaya. Dan diantara semua siswa dikelas hanya kelompok oline dan erine lah yang mengumpulkan tugas.
Setelah sampai di bangku milik oline, miss muthe mengangkat hasil prakarya itu dan membawanya kedepan papan tulis.
Miss muthe meminta oline dan erine untuk mempresentasikan hasil karya mereka, keduanya bercerita tentang bagaimana tahap demi tahapan membuat mug kecil serta makna dari lukisan yang menghiasinya itu.
diawali dengan applause dari sang guru, semua murid tepuk tangan dengan riuh.
"keren sekali, saya percaya ini hasil tangan kalian karena dapat kalian jelaskan secara runtut dan baik" baik erine maupun oline sama-sama memberikan senyumannya, erine juga tak hentinya mencuri-curi pandang pada gadis dengan gingsulnya yang manis itu.
"Dari semua yang hadir sekarang, cuma satu kelompok yang bisa ngumpulin tugas?
ini tugas udah dari minggu lalu loh. kenapa pada telat?!" ujar miss muthe dengan nada yang seakan mengintimidasi.
"nggak pada ngerjain kah?!"nachia mengangkat tangannya, membuat miss muthe melihat ke arahnya.
"mau alesan apa kamu?"
"anu miss, itu, punya saya sama levi ketinggalan di rumah saya" ucap nachia terbata-bata.
miss muthe mengalihkan tatapannya pada levi. "benar begitu levi?"
"i-iya miss""oke, dalam hitungan ketiga sebutkan barang apa yang kalian buat? satu.." pertanyaan dadakan itu membuat keduanya kelimpungan. "dua.." posisi tempat duduk yang berjauhan membuat mereka sulit memberikan kode satu sama lain. "ti..ga!"
"cangkir"
"mangkuk"
ujar keduanya tak kompak.Hal itu membuat amarah miss muthe semakin memuncak. Tidak berhentinya ia berbicara dan mengomel sepanjang mata pelajaran.
"Oke, sebelum kelas berakhir. Miss punya hadiah buat murid rajin kita, oline erine, selamat kalian mendapatkan voucher es krim gratis di gelato *** . ini ambil buat kalian berdua" ucap miss muthe, para murid melongo karena sebelumnya sang guru tidak memberitahukan soal ini. Tidak ada kesepakatan hadiah diawal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sun! -orine
Lãng mạnOline jatuh hati pada sosok Sun yang sebenarnya hanya dikenalnya melalui sosial media. Ia tak tau bagaimana rupa bahkan suara pemilik akun anonim itu. Sementara itu, erine menyukai oline sejak pandangan pertama. Dengan bantuan dari para sahabatnya...