23. Hanya harapan

1.2K 144 12
                                    


**

Siang ini indah mendatangi kantor Cornelius, mantan suaminya. Di lorong depan pintu ruang pribadinya itu, Indah sempat berpapasan dengan seorang wanita muda yang baru saja keluar.

Indah tak begitu menghiraukan, ia langsung masuk. Onel sedikit tersentak akan kedatangan indah yang tiba-tiba.

"Kamu selama ini ngapain aja sih?!" ujar indah, membuat onel bangkit dari duduknya.

"ada apa? dateng2 marah-marah"

Indah menghembuskan nafas kasar.
"Sibuk banget sama kerjaan atau sibuk pacaran?"

Onel terdiam lalu kembali duduk.

"harusnya dulu hak asuh oline jatuh ke tangan aku. Kamu ga becus ngurus anak!"

Dengan tatapan tajam onel menatap indah. "heh, kamu ngomong kayak gini seolah-olah kamu yg paling bener? selama 3 tahun lebih kamu mengabaikan oline. sekarang pantes ngomong gini?"

"aku sibuk"

"sibuk sibuk sibuk. selalu itu alesan kamu. kamu hubungin anak kamu aja ga pernah. kamu pikir oline baik2 aja selama beberapa tahun itu?!"

indah tak bisa menjawab, terjadi keheningan sejenak. masing-masing saling mengatur nafasnya.

"mas, oline pacaran sama perempuan" ucapan indah membuat onel bungkam beberapa saat.

"kamu ga tau kan? aku yg malah lebih dulu tau. kamu tinggal sama dia, tapi kamu ga pernah ada buat dia" lanjutnya.

"terus masalahnya apa?"

Indah mengernyit. "anak kita perempuan loh mas. pacarnya cewek"

"ya itu pilihan dia kok. ga ada masalah buat saya. selagi anak saya nyaman dan bahagia, biarlah. toh dia udah gede juga"

Indah ternanap mendengar penuturan onel. "kamu ga mikirin masa depannya? pokoknya oline harus nikah sama lelaki.
Aku udah ada calon buat dia"

"calon pilihanmu belum tentu cocok juga sama oline. kamu cuma mau manfaatin oline buat bisnis kan?" onel terkekeh.

"aku mau yg terbaik buat anakku"

"udahlah. oline ga bisa dipaksa. biarin dia lakuin apa yg dia mau"

indah menggeleng-gelengkan kepalanya. "ga habis pikir aku sama kamu" Ia pun beranjak pergi meninggalkan onel di tempatnya.









...

Oline dan erine baru saja tiba, mereka berdua langsung menuju dapur di rumah oline. Menyimpan beberapa kantong belanjaan yg baru saja dibeli tadi sepulang sekolah.

"yakin emang ga bakal gagal?" goda oline saat erine tengah menata beberapa bahan diatas meja. Oline menaruh dagunya pada bahu erine.

Erine membalikan tubuhnya, mereka saling berhadapan. "jangan remehin skill baru aku ya" ucap erine.

Oline memangku erine lalu mendudukkannya di atas meja.
"okeh, mari kita liat udah sepintar apa sih pacalku ini" ucap oline seraya mengukung erine. Sekarang posisi muka mereka sejajar.

Sun! -orineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang