**Setelah menerima pesan dari shasa, Regie segera menuju parkiran dan menaiki motor sport klasik hitam miliknya, baru saja memasangkan helm. Regie tertegun saat mendapati oline yang sudah berdiri di sampingnya.
"Erine?" satu kata singkat itu mendapatkan anggukan dari regie.
"tunggu gue" oline berlari untuk kembali masuk ke gedung studio, beruntung, ia berpapasan dengan nala,levi dan lily yang baru saja keluar. "lev, gue pinjem motor lu. lo pake mobil gue dulu ya" oline merampas kunci yang tengah levi pegang. ketiga temannya itu menatapnya keheranan, levi pun tak begitu bereaksi. enggan banyak bertanya, karena sepertinya oline sedang terburu-buru.
Oline mengendarai motornya mengekor di belakang regie.
Regie menuntun arah menuju rumahnya. Sesampainya di rumah regie, oline nampak kebingungan. Bagaimana tidak, setau oline ini adalah tempat dimana erine tinggal.
selama ini ia memang tidak pernah berkunjung ke rumah regie, sebab belum ada kepentingan yang mengharuskan(?)
Tidak banyak bicara, mereka berdua pun segera turun dari motor dan memasuki rumah. Di dalam sudah ada shasa bersama ketiga teman erine diantaranya nachia, fritzy, dan ribka. Aralie tidak bisa kesini karena tidak mendapat izin orangtuanya.
Nachia bersembunyi dipunggung ribka, tatapan tajam oline padanya membuat ia takut.
"oline?" ucap shasa yang sedikit bingung dengan kehadiran oline sekarang.
"gimana kak udah ada kabar dari erine?" ujar regie mempersingkat, akan panjang jika harus menjelaskan kenapa ada oline disini. Shasa menggeleng.
"Na. lo yang terakhir ketemu erine kan?" ujar oline dengan nada tinggi membuat nachia mengeratkan pegangannya ke ribka, meskipun terlihat ribka sedikit risih, kita tau dua orang ini jarang akur kan. "duh si alie ga ada lagi"gumamnya pelan.
"i-iya lin. gue sama aralie nganterin tas nya erine ke uks. kita juga ngobrol sebentar. Disana ada kak bimo juga, kak bimo katanya mau anter erine pulang soalnya kaki erine masih sakit kalo harus bawa motor. terus gue sama alie disuruh balik duluan. Terakhir erine bilang katanya mau mampir ke studio dulu, mau ketemu lo." oline mengernyitkan dahi. "tadi erine sempet chat gue juga, nanyain gue lagi dimana, sama lagi bareng lo apa nggak" regie ikut bersuara. okey, oline mengerti sampai sini.
"iya, katanya dia mau ngasih message jar gitu buat lo, sebagai ucapan makasih karena udah bantuin ngurus motornya ke bengkel, soalnya lo gak mau di ganti sama uang. Seinget gue dia bilang mau sekalian mampir karena jalan ke studio masih satu arah ke rumah ini, ya belok dikit." nachia berusaha menjelaskan sedetail mungkin apa saja yang terjadi tadi sebelum ini.
"udah coba hubungin bimo?" tanya oline. nachia mengangguk. "belum di bales" oline berdecak kesal.
tak lama sebuah pesan chat masuk di hp shasa. "akhirnya" semua mengalihkan pandangan kepadanya. shasa tadi sempat meminta nomor temannya bimo, karena setau dia anak pmr tadi sore ada rapat, kemungkinan mereka sekarang masih pada ngumpul. sebagai ketua osis, shasa cukup mudah mendapatkan nomor-nomor anggota organisasi sekolah.
-loudspeaker-
halo?
halo
dit, lo bareng bimo gak?iya, kenapa sha?
tolong dong gue mau bicara sama dia bentar
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun! -orine
RomanceOline jatuh hati pada sosok Sun yang sebenarnya hanya dikenalnya melalui sosial media. Ia tak tau bagaimana rupa bahkan suara pemilik akun anonim itu. Sementara itu, erine menyukai oline sejak pandangan pertama. Dengan bantuan dari para sahabatnya...