18. Penyangkalan

1.6K 184 6
                                    


**

Angkasa 48 highschool di pagi hari ini terasa mendung, tidak, bukan langitnya. Tapi gadis cantik yang saat ini masih saja tak berhenti menitikan air matanya.

Di bangku kantin, Erine terus menangis, teman-temannya mencoba untuk membujuk dan menenangkan erine.

"udah jangan cengeng" aralie mengelus punggung erine.

"ya lagian lo juga sih. buat apasih bikin fake akun segala kek gitu" ucapan nachia membuat erine semakin sesegukan.

"gue nyesel na, disini emang gue yang salah. harus dengan cara apalagi gue minta maaf ke dia.."

iya, berkali-kali erine meminta maaf tentang sun pada oline. tapi oline hanya mengabaikannya.

"terus gimana, lo udah coba jelasin ke dia kalo lo sama kak bimo beneran gak pacaran?" fritzy ikut bersuara.

"emang beneran gak ada apa-apa sama kak bimo? gue denger gosip dari orang-orang juga soalnya, akhir-akhir ini lo deket banget sama kak bimo"ribka menimpali.

"ng-nggak. sumpah. gu-gue sama kak bimo cuma temenan.." ucap erine sambil terisak.

fritzy menghembuskan nafas panjang, "yaudah, sekarang lo samperin kak bimo. jelasin ke dia yang menurut lo baiknya gimana, bikin dia ngerti. biar oline juga ga salah paham" ia memberi saran.

ketiga temannya yang lain mengangguk setuju.








Erine sekarang menuju ke tempat dimana bimo berada, katanya tadi bimo sedang di uks untuk mencatat obat-obatan yang akan di re-stock.

Di tengah perjalanan, erine berpapasan dengan Lana. "eh,erine. mau kemana?"

"ke uks kak" lana mengernyitkan keningnya "kamu sakit?" tanya lana sembari menempelkan punggung tangannya pada dahi erine.

Saat posisi seperti itu, oline dan the eclipse kebetulan berjalan melewatinya. sekilas pandangan erine dan oline saling bertemu, namun oline segera memutuskan kontak mata dan melanjutkan langkahnya, pun juga teman-temannya.

Erine mengerjap setelah menyadari tangan lana masih bertengger di kepalanya.
"nggak kak, ada perlu, mau ketemu kak bimo" erine sedikit mundur.

"oalahh, kirain lagi sakit. kalo gak enak badan izin pulang aja ya"
erine hanya tersenyum, kemudian pamit untuk pergi.








Bimo baru saja selesai dengan catatannya. Ia lalu duduk pada sofa untuk menghampiri erine yang sudah ada disana sejak beberapa menit yang lalu.

"ada apa erine?" ucapnya seraya menutup buku yang tengah dipegang.
kini atensi bimo sepenuhnya menatap erine.

"anu kak, aku bingung harus mulai darimana. tapi, aku mau jujur" erine menjeda perkataanya. "aku boleh minta tolong kakak buat memberi jarak dari aku?" erine nampak ragu.

bimo masih terdiam. "aku- aku udah duluan suka sama seseorang kak. aku rasa dengan kita berdua yang terkesan 'dekat' jadi menimbulkan asumsi yang nggak-nggak dari orang yang lihat. Aku cuma mau ngga terjadi kesalahpahaman"

bimo terkekeh. "maaf ya udah buat kamu risih"

ya tuhan, semoga saja perkataan erine dapat dimengerti dengan baik oleh bimo. Bimo terlalu baik untuk mendapatkan suatu penolakan.

"emang siapa orang itu, erine?" erine memutar otaknya kali ini, apa jadinya nanti pandangan bimo kalau ia mengetahui orang yang dimaksud erine adalah sesama perempuan.

"oline" erine memantapkan jawabannya, nampak sekali reaksi bimo yang cukup terkejut. "caroline terra?" bimo memastikan. Diangguki oleh erine.

"ya, i'm bi, kak" lirih erine. Bimo masih berusaha menerima pernyataan erine tersebut. Lagi pula bimo tidak bisa memaksakan erine untuk membalas cintanya juga kan.

Sun! -orineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang