22. Ancaman

1.9K 219 16
                                    


**

Lalu lintas di malam hari tidak begitu ramai, jalanan saat ini sangat lenggang.

Sejak bertemu dari kafe tadi erine tidak begitu banyak bicara. biasanya erine sangat bawel. tapi sekarang dia hanya menjawab seperlunya saja.

"Gimana hari ini sayang?" oline mencairkan suasana.

Erine meliriknya sekilas, pikirannya penuh sehingga ia baru sadar kalau sudah mengabaikan oline.

Erine tersenyum, walau sedikit sulit rasanya untuk saat ini.
"tadi rame banget, tapi bersyukur soalnya jadi dapet bonus"

Oline ikut tersenyum mendengarnya.
Sedangkan erine kembali memalingkan wajahnya ke arah luar, memandangi gedung-gedung tinggi kota jakarta yang menjulang.

"eyin laper ga?"

"aku masih kenyang. oyin lapar? kalo oyin lapar gapapa mampir makan dulu aja"

"nggak kok. kita langsung pulang ya, eyin juga harus istirahat"

"ih jangan gitu, gapapa kok mampir dulu sebentar"

Tangan kiri oline meraih jemari erine, meremasnya dengan lembut.

"engga eyin, aku tadi udah makan kok"

"eyin, jangan terlalu forsir tenaga kamu. Abis ini langsung istirahat ya"

Erine mengangguk kecil. ia mencium tangan oline seraya memejamkan matanya. Erine memeluk lengan oline, tangan yang selalu merangkulnya, erine tak mau oline melepaskannya. erine suka saat jemari lentik oline menggenggamnya.

Oline merasa ada yang sedang erine pikirkan, atau mungkin erine hanya sedang lelah saja?

"oyin jangan pergi ya"
oline menoleh seraya tersenyum hangat.

Oline mengarahkan tangannya itu untuk mengusap kepala erine, lalu kembali memegangi stir mobil.






Setelah mengantarkan erine, oline langsung pulang. Seperti biasa, dia memarkirkan mobilnya ke garasi.

Oline kemudian memasuki rumah, matanya melebar saat mendapati seseorang yang kini tengah berdiri menatapnya balik.

"mommy?"

"surprise!!"

"sayang, mommy kangen" Indah menghampiri oline dan langsung memeluknya.

oline masih sedikit terkejut sehingga tidak bereaksi apapun.

"anak mommy makin cantik aja" Indah mengelus surai oline, sang anak sudah lebih tinggi darinya.

"kok tiba-tiba disini?"

"emang ga boleh mommy jenguk anak mommy sendiri?"

"setelah tiga tahun, baru inget sekarang? kalo punya anak disini?"

"Oline, mommy minta maaf. beberapa tahun kemarin juga kan lagi ada pandemi yang ga memungkinkan pendatang luar negeri bisa sembarang masuk ke Indonesia. kamu juga tau itu kan?"

Iya, oline tau. Tapi selama tiga tahun itu juga beliau hilang begitu saja, bahkan sekedar menghubungi lewat chat atau telepon aja ngga pernah.

Sun! -orineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang