Banyak gossip yang beredar bahwa member JKT48 bisa saja berpacaran dengan staff pria mereka sendiri. Ada benarnya, namun juga tak sepenuhnya benar. Hanya sedikit member yang berpacaran maupun pernah berpacaran dengan staff, salah satu contohnya adalah diriku. Saat ini aku berpacaran dengan seorang member yang cukup senior meski terpaut umur lebih dari 3 tahun darik, member tersebut bernama Fiony. Aku dengan Fiony sudah berpacaran sekitar 4 bulan sejak kami mulai semakin dekat, semua berawal hanya dari hobby kami yang sama yaitu desain dan grafis. Sedikit saja penjelasanku karena bukan itu inti dari cerita ini.
Hari ini tak seperti biasa, aku diajak untuk menjadi staff atau bisa disebut sebagai roadman untuk JKT48, biasanya aku adalah staff kantor yang tak pernah diajak jalan keluar. Semua ini terjadi karena jadwal JKT48 yang terlalu padat sehingga membuat mereka kekurangan staff lapangan. Mungkin karena perawakanku yang cukup ideal sebagai seorang laki-laki sehingga mereka mempercayai dan merasa aku pasti kuat untuk menjadi staff lapangan. Ada benarnya, namun sekali lagi tak sepenuhnya benar. Saat ini aku begitu kelelahan meski hanya membawa koper untuk kostum mereka. Sejak berangkat sampai ketika di lokasi tadi aku terus menerus menaik-turunkan koper, membawakan koper dan beberapa barang operasional juga membawakan makanan dan minuman ke backstage."Hhhhh capeeek..." kataku setelah menyelesaikan semua pekerjaan sebelum JKT48 tampil, aku melakukan peregangan untuk sedikit mengurangi rasa lelahku.
"Otsukareee!" Ujar Fiony sambil memberikan minuman padaku, aku langsung meneguk minuman berion milik Fiony tersebut.
"Otsukare.. kamu belom siap-siap?" Tanyaku pada Fiony, gadis itu menggeleng ke arahku dengan cepat.
"Belum, masih lama" balasnya.
"Terakhir ya?" Tanyaku kembali padanya.
"Iya, nanti ada collab juga tapi semuanya di 1 segmen sebelum akhir dan segmen terakhir" balasnya kembali padaku.
"Hari ini pak Rian ikut... kita gak bisa deket.." kataku dengan wajah kecewa, Fiony mengangguk mengerti ke arahku dan membuat wajah cemberut ke arahku.
"Padahal aku udah seneng kamu ikut acara.. tapi gak bisa berduaan" balasnya sambil memainkan ujung kemejaku, aku tersenyum padanya membalas gadis itu.
"Gapapa, fokus aja performnya... kan aku nonton" kataku kembali, Fiony perlahan mulai kembali tersenyum dengan senang padaku.
"Hehehe, aku pasti semangat!!" Balasnya dengan wajah yang gemas.Suara langkah seseorang mengejutkan kami, membuat kami berdua langsung menoleh ke arah suara tersebut. Terlihat gadis yang lebih muda dengan tubuh kurus mungil dan senyum yang sangat manis, rambutnya pendek sebahu dan kulitnya sawo matang khas kecantikan Indonesia.
"Ciee cieee cieeee!" Ia meledek kami berdua, gadis itu langsung duduk ditengah memisahkan aku dan Fiony.
"Kak Freya ganggu ajaaa!" Balas Fiony padanya, gadis kecil itu tertawa dengan wajah meledek pada kami berdua.
"Ada pak Rian." Kata Freya sambil memberi gestur untuk menoleh kebelakang, aku dan Fiony mengangguk mengerti padanya.
"Makasih Fre" ujarku pada Freya yang secara tidak langsung menyelamatkan kami berdua.
"Dicari sama kak Tere tuh, tau ngomongin apa" ujar Freya padaku.Pesan dari Freya membuatku meninggalkan Fiony dan Freya. Aku langsung menuju tempat kak Tere yang berada di tenda yang berbeda dari member JKT48. Ya memang salahku juga karena bukannya bersiap di ruang staff namun aku malah mencuri kesempatan menuju ruang tunggu untuk bertemu Fiony. Aku segera menghampiri kak Tere, ternyata ia memberi briefing padaku untuk menjadi staff yang bertugas menjaga ruang tunggu saat mereka perform. Aku mengangguk mengerti dan segera menuju ruang tunggu itu.
"Loh pada kemana?" Tanyaku pada Indah yang terlihat sedang menambahkan make up untuk wajahnya.
"Ganti kostum, kloter.. soalnya ruang wardrobenya sempit" balasnya padaku masih berfokus pada make upnya.
"Nyari cepio yaa" tanya Jessi padaku, aku mengangguk pelan namun memberi gesture untuk menyuruhnya diam dengan meletakkan telunjuk ku ke depan bibir.
"Dia lagi ganti baju sama Freya, Flora dan Marsha.. gak jauh kok di ruang wardrobe 2 pintu dari sini" Jessi memberitahu padaku dan aku mengangguk mengerti.Aku duduk di kursi yang berada dekat pintu keluar ruang tunggu, tak berapa lama kemudian Fiony dan teman-temannya masuk ke ruang tunggu dengan sudah memakai kostum beginner. Kostum yang terdiri dari kemeja sleeveless putih dan jaket hitam itu membuat mereka terlihat keren, terutama Fiony yang juga memberikan wajahnya make up yang membuatnya terlihat lebih tegas. Tetapi fokus utamaku tak berada pada Fiony melainkan satu sahabatnya yaitu Freya, gadis dengan senyuman manis itu terlihat sangat keren meski bertubuh kecil dan hampir tenggelam di dalam jaket hitam. Freya nampak seperti sebuah karakter anime loli badass yang super kuat dan cool, aku terkagum melihat Freya yang semakin keren dengan sarung tangan hitam di tangannya itu.
"Kenapa kak?" Tanya Freya padaku, aku menggeleng padanya dan membuang pandanganku.
Mereka mencari tempat duduk di ruang tunggu dan mulai bermain hp dan mengobrol, aku hanya duduk diam di sudut ruangan seakan tidak berada di dalam ruangan itu. Aku melihat jam untuk memastikan berapa lama lagi mereka tampil, namun ternyata mereka masih baru akan ke backstage sekitar 1 jam lagi. Sesekali aku dapat melihat Freya mencuri pandang ke arahku, karena posisi duduknya yang menghadap ke arahku membuatku tau bila ia sedang melirik padaku. Sedangkan aku sesekali mencuri pandang pada Fiony yang duduk membelakangiku sehingga mataku lebih sering bertemu pandang dengan Freya. Entah mengapa Freya terlihat begitu cantik ketika semakin lekat aku melihatnya, bagaikan aku telah direkatkan oleh karamel yang kental dan lengket sehingga tak mampu mengalihkan pandanganku.
"Waaah..." aku menelan ludah saat aku mencuri pandang kembali pada Freya.
Gadis itu melepas jaket hitamnya entah sejak kapan, sehingga saat ini terlihat kemeja putih sleeveless yang berada di dalamnya. Pandanganku mulai salah arah saat sesekali ketiak Freya mengintip ketika ia bermain hp atau makan cemilan, dari situ aku mulai memperhatikan ke arah bawah dan mendapati payudaranya yang bulat dan berukuran lebih besar dari Fiony. Payudara yang masih terbungkus beberapa lapis pakaian itu berukuran besar bila dibandingkan dengan tubuhnya yang kurus dan kecil.
"Kak, sini" saat aku sedang sibuk membuang pandanganku agar tak selalu memperhatikan Freya, justru gadis itu ternyata menghampiri dan memanggilku.
"Kenapa Fre?" Tanyaku pelan, Freya terlihat terus melirik ke arah Fiony seakan tak ingin perbincangan ini ketahuan.
"Ikut aku sebentar, aku mau minta tolong" katanya padaku, aku mengangguk dan mengikuti dirinya keluar ruang tunggu.Ia mengajakku ke lorong dekat toilet, tempat sepi yang kini hanya terdapat kami berdua. Ia menoleh ke segala arah sebelum akhirnya membuka suara.
"Kak, masih suka sama aku?" Tanya Freya padaku, pertanyaan yang membuatku sangat terkejut.
Aku memang pernah mencoba mendekati Freya beberapa waktu lalu, sebelum aku mengenal Fiony dan berpacaran dengannya. Aku dan Freya bahkan sudah pernah beberapa kali jalan, namun umur yang terpaut jauh kurasa yang membuat hubungan kami tak bisa berjalan. Freya juga lah yang mendekatkan dan menjodohkanku dengan Fiony sehingga membuat kami berdua bisa seperti sekarang, tetapi pertanyaan dari Freya barusan menggoyahkan diriku.
"Kenapa?" Tanyaku balik padanya, Freya terlihat gelisah dan membuang pandangannya.
"Kalau aku bilang masih, kenapa?" Tanyaku kembali, Freya tak menjawab pertanyaanku sama sekali.
"Kenapa kamu harus nanya lagi?" Kembali aku memberikan pertanyaan, seakan rasa kesal mulai membakar pikiranku.
"Aku juga masih suka sama kakak..." balas Freya dengan cepat, membuatku begitu terkejut tak percaya.
"Aku semakin suka sama kakak, ketika gak sama kakak aku malah merasa kakak spesial..."
"Dulu aku rasa kita gk cocok, tapi semakin liat kakak sama cepio aku makin sedih"
"Fre.. tapi aku udah sama Fio.." balasku tak tega melihatnya yang menjadi murung.
"Aku tau kak, aku gak minta kakak buat jadi pacarku kok" ujarnya padaku memotong perkataanku.
"Aku cuma mau kakak tau kalau kita masih punya perasaan yang mutual.." tambahnya.Freya memeluk diriku seketika, awalnya aku tak ingin membalasnya, namun perasaanku padanya juga masih tersisa. Pelukannya semakin erat, entah mengapa ia tidak segera melepaskan pelukannya dariku.
Selengkapnya di :
https://trakteer.id/Bersimfoni
satuan :
https://karyakarsa.com/KelinciBeku
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Series
FanfictionMulai nanti, kalau ada One Shoot yang akhirnya jadi Series, akan di upload di sini.