Pagi hari tiba, matahari masih baru menampakan dirinya sedikit saja di langit. Aku sudah siap, meski masih sedikit ngantuk tetapi aku sudah membawa barang-barang bawaanku untuk ku bawa ke Jogjakarta.
Aku diminta untuk mengisi kekurangan staff di Jogja karena venue yang lebih besar serta jumlah penonton yang lebih banyak. Untuk itulah jemputan dari Jogja langsung datang ke Surabaya untuk menjemput diriku. Hanya 5 menit lebih lama dari waktu yang dijadwalkan, sebuah mobil Hiace datang menjemputku di halaman hotel. Driver mobil tersebut membukakan pintu bagasi untuk memasukan koperku ke dalam mobil. Aku membawa seluruh barang-barangku untuk 2 minggu ke Jogja karena aku akan full di sana sampai seluruh rangkaian acara ini selesai.
"Udah semua mas?" tanya driver padaku, pak Ridho namanya.
"Udah pak, yuk jalan" ucapku sambil membantu pak Ridho menutup bagasi mobil.
"Di belakang aja mas, istirahat aja" ujar pak Ridho saat aku ingin membuka pintu depan.
Aku mengiyakan kata-katanya dan membuka pintu tengah. Aku masuk dan duduk di tengah, beberapa member yang mengantar kepergianku nampak masih berdiri di depan pintu sambil menatapku.
"Have fun di sana kak" ujar Lia padaku.
"Jaga kesehatan." sambung Gracia juga.
"Kerja yang bener" Ujar Freya juga.
Tawa kecil keluar dari bibirku, melambaikan tangan pada mereka lalu menutup pintu mobil. Mobil langsung melaju setelah pintu tersebut tertutup rapat.
"Hai...!" dari kursi paling belakang, sebuah suara terdengar membuatku menoleh.
"Loh. Kamu ngapain?" Tanyaku yang sedikit terkejut melihat Gracia.
Gracia adalah kapten dari idol group tempatku bekerja, ia merupakan salah satu member penting dari grup ini.
"Hai kak" suara lembut yang terdengar nyaman di telinga kini menyapaku dari arah depan.
Aku yang berada di tengah langsung menolehkan kepalaku ke arah kursi depan dan mendapati Shani tengah menoleh ke belakang sambil tersenyum padaku.
"Loh, kamu ikut juga Ci?" Aku semakin terkejut melihat kedua orang ini ikut menjemputku.
Shani adalah mantan kapten yang baru saja lulus beberapa bulan lalu, sedangkan Gracia adalah kapten selanjutnya setelah Shani. Kedua "member" penting ini ikut menjemputku dari Jogjakarta.
"Sampai kalian berdua ikut, ada masalah urgent kah?" Tanyaku kebingungan, aku menjadi khawatir karena mereka berdua sampai meluangkan waktunya untuk menjemputku.
Shani dan Gracia saling tatap, pandangan mereka melewatiku sebelum akhirnya sebuah senyuman tipis tersungging pada bibir Shani.
"Cewekmu sakit." Ucap Shani padaku, membuatku kebingungan sambil menggaruk kepala.
"Aku gak punya cewek Ci... siapa maksud Cici?" Tanyaku dengan bingung, berusaha mengartikan maksud dari kata katanya.
"Masih nanya? Itu loh, Cepio" sambung Gracia, membuatku membulatkan bibirku menandakan aku mulai mengerti maksud mereka.
"Aku gak pacaran loh sama dia." Balasku, sesuatu yang tak penting namun rasanya harus aku luruskan pada mereka berdua.
Gracia terkekeh, sedangkan Shani kembali meluruskan tubuhnya menghadap depan ke arah jalanan.
"Iya, intinya Fiony sakit." Ujar Shani.
"Nyariin kamu." Tambahnya.
Bagaimanapun juga, kekhawatiranku pasti mengalahkan setiap perasaan yang ada. Aku yang menyayangi semua member seperti adikku sendiri pastinya sangat khawatir mengenai keadaan seorang member yang sakit. Pikiranku mulai dipenuhi dengan berbagai kemungkinan, apalagi mereka yang sampai menjemputku jauh jauh ke Surabaya.
"Hahaha, dia cuma sakit karena kangen mungkin... gak usah khawatir gitu" ucap Shani, kali ini ia melihatku dari spion tengah.
"Langsung khawatir banget gitu mukanya, santai aja kali" tambah Gracia yang baru ku sadari kalau ia sudah berada di lorong tengah mobil, ia tak duduk di kursinya dan berjongkok sejajar denganku.
"Eeh..." aku terkejut.
"Ya namanya ada yang sakit, wajar dong khawatir" balasku, Gracia langsung membulatkan bibirnya.
Mobil mulai melaju dengan cepat, tempat menginap yang tak jauh dari jalan tol tersebut membuat kami hanya sebentar saja memecah kemacetan jalan raya. Setelah sampai jalan tol, mobil sudah dapat melaju lebih cepat dan kami bisa lebih bersantai.
"Akhirnya jalan tol!" ucap Gracia, ia langsung bersandar di kursi paling belakang yang panjang.
Shani menyalakan pemutar musik mobil, memutar lagu-lagu korea kesukaannya menggunakan handphonenya yang terhubung ke pemutar musik.
"Good vibe ilchi anko ga jeoldae, good life, urineun segyero"
"Good vibe ilchi anko ga jeoldae, maeseuteuroui jihwie matchwo"
Shani asik bernyanyi di depan, sedangkan aku bersandar di kursi captain seat yang berada di tengah. Perjalanan hampir 5 jam yang akan kami tempuh membuatku berniat untuk tidur, sehingga bersandar sambil mendengarkan musik yang Shani putar pelan-pelan akan menghantarkan diriku untuk tidur.
"Jangan tidur..." bisik Gracia di telingaku, berhasil membuatku bergidik terkejut.
"Kalau kamu tidur, aku gak ada teman. Ci Shani kalau udah dengar korea gak bakal bisa diganggu" ujar Gracia, gadis itu memintaku untuk menemaninya duduk di belakang.
Aku yang berniat untuk tidur, akhirnya mengurungkan niatku karena Gracia yang memasang wajah memelas. Aku berpindah duduk ke tempat duduk bagian belakang, menemani Gracia yang tengah menonton tiktok.
"Kung chi pak chi kung kung chi pak chi ye, kung chi pak chi kung kung chi pak chi ye"
Iringan nyanyian Shani mengiringi percakapanku dan Gracia sambil menonton tiktok di handphone Gracia. Jarak kami cukup dekat, harum parfum dan shampoo menguar di hidungku. Harum, baunya seksi. Aneh kalau dipikir, tapi harumnya manis dan memberikan kesan seksi yang membuat darahku berdesir. Aku melirik ke arahnya, baru menyadari kalau apa yang ia pakai saat ini cukup terbuka."Hmm?" Gracia melirik ke arahku ketika menyadari aku tengah memperhatikan dirinya.
Mungkin ia menggunakan pakaian seperti ini karena baru bangun tidur atau karena perjalanan yang santai, tetapi pakaiannya berhasil memancing birahiku yang mulai terpantik. Apalagi jarak yang dekat dan tubuhnya yang pendek namun seksi tersebut menjadikan aku bisa melihat belahan payudaranya hanya dengan menunduk saja ke arah handphone Gracia.
"Udah sange ya?" tanya Gracia, ia menolehkan kepalanya ke atas sehingga wajah kami menjadi dekat.
Wajahnya yang terbalik dengan wajahku, membuat perhatianku menjadi langsung ke arah dada dan bibir seksinya yang berwarna merah. Tanktop berenda, outer warna warni seperti es krim pelangi yang manis berhasil membuatku tergiur akan dirinya. Pertanyaannya barusan membuatku mengangguk, tak lagi mencoba menahan nafsuku karena aku juga bisa merasa kalau ia menggodaku.
"5 jam naik mobil emang gak bosen kalo gak ngentot?" bisik Gracia lagi, bibir kami saling mengecup dalam posisi kebalik.
Selengkapnya di :
https://trakteer.id/Bersimfoni
satuan :
https://karyakarsa.com/KelinciBeku
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Series
FanficMulai nanti, kalau ada One Shoot yang akhirnya jadi Series, akan di upload di sini.