Token of Appreciation 2 (S.I.N)

215 1 0
                                    


Di dalam backstage yang dingin, Shani tengah duduk dengan wajah tegang. Ia membaca kembali rundown secara berkali-kali. Event spesial yang telah dipersiapkan untuk kelulusannya hari ini tengah berlangsung, sayup-sayup suara MC terdengar memulai acara. Di depan Shani, snack dan minum-minuman manis yang telah disiapkan untuknya sama sekali tak ia sentuh, Shani terlalu gugup. Shani yang biasanya begitu profesional dan tak pernah tegang sebelum tampil, hari ini ia begitu gugup untuk menjalani event.

"Shani udah siap?" tanya staff yang berjabatan sebagai Floor Director tersebut.

"Ah... iya aku siap" balas Shani dengan senyum manisnya yang mampu membuat siapa saja terpesona.

Shani keluar dari ruang tunggunya, berjalan menyusuri backstage dengan cara melangkahnya yang begitu anggun dan mempesona. Di balik tirai backstage ia telah berdiri dengan mic di tangannya, menghela nafas beberapa kali sambil telinganya terus menangkap sayup-sayup suara MC dan riuhnya penonton. Di area event sudah dipenuhi oleh 10 pemenang beruntung serta 400 undian yang mendapatkan kesempatan menghadiri private event hari ini. Sesi pertama pun dimulai bersama dengan aba-aba yang diberikan oleh FD.

"Siap? Countdown from 5..."
"4..."

"3..."

"2..."

"1..."

"Shani masuk" ujar FD sambil mengarahkan Shani.

Musik berputar, Shani memasuki stage beriringan dengan MC yang keluar dari area panggung. Lampu menyala mengikuti irama musik yang berputar, Shani mulai melangkah dan menari mengikuti musik yang berputar.

"Si bintang jatuh yang egois... saat dia sedang menyombongkan diri..."

Shani mulai menyanyikan liriknya, dengan gerakan yang sudah ia pelajari sejak lama. Tubuhnya bergerak dengan sendirinya, mengikuti beat yang bermain. Mulutnya menyanyikan liriknya, tubuhnya menarikan gerakan dancenya, dan senyum serta kedipan matanya berkali-kali membuat para penonton jatuh cinta. Seorang idola yang sempurna, menyihir para penonton yang kini dipenuhi rasa cinta dan kekaguman. Seperti lirik di lagunya, Shani bagaikan sebuah bintang jatuh, bintang yang jatuh ke dunia dan menghibur para fansnya dengan keindahannya. Bagaikan sebuah bintang yang egois yang ingin lebih dekat dengan para pemujanya hingga ia memilih jatuh ke bumi dan memancarkan sinar keindahannya dari jarak yang lebih dekat.

"Meski entah kenapa semua orang seperti..."

"Ingin selalu mengandalkan indera yang ke enam..."

Dalam balutan kostum berwarna merah muda, topi kecil yang menghiasi kepala, rok berwarna senada yang begitu manis dan menggemaskan, Shani menari dengan imut. Dance dan ekspresi yang imut ditambah wajah cantik yang membuat semua orang terpesona, membuat riuh penonton yang memenuhi ruangan event. Penampilan yang langka menjelang kelulusannya dari idol group kesayangannya, Shani memenuhi keinginan dari salah satu pemenang undian yang paling beruntung. Ia terus menarikan lagu dari salah setlist "Palang Berputar" dimana ia membawakan unit song yang menggemaskan ini. Dulu ia bersama rekan setimnya akan membawakan lagu ini bersama, namun di event kali ini ia membawakan lagunya seorang diri dan membawakannya dengan penuh semangat.

"Si bintang jatuh yang egois, aku mohon kabulkanlah harapanku..."

Shani terus menari dengan penuh semangat, dengan peluh yang mulai keluar namun tetap tidak membuat senyum manis yang dijuluki "sempurna" itu menghilang. Ia semakin memukai, menarikan bagian interlude dengan penuh semangat, gerakan yang on point, ekspresi yang cantik namun tetap menggemaskan, dan juga aura yang mempesona seluruh penonton. Para penonton bersorak, meneriakkan teriakan semangat khas pencinta idol group ini. Semangat Shani ikut terbakar mendengar teriakan penonton, betapa bersemangat mereka menonton pertunjukan yang ia lakukan. Ada juga yang terpukau sambil meneriakkan namanya, ada yang diam dalam keadaan gesrek, ada juga yang sampai menangis haru karena dapat menyaksikan penampilan Shani yang mungkin tak akan sempat ia lihat lagi.

"Si bintang jatuh yang egois, cukup mengandalkan orang, yoroshiku..."

Shani menyanyikan bait terakhir lalu menarikan outro dengan penuh semangat, sampai akhirnya lagu berhenti bersama dengan Shani melakukan ending pose yang begitu cantik. Penonton bertepuk tangan dengan riuh, ada pula yang memanggil namanya dengan penuh semangat. Energi dari penonton membuat Shani tersenyum senang, semangatnya ikut membara bersama mereka.

"Woaah..." Penonton dikejutkan dengan masuknya staff, mereka membawa sebuah hula hoop dan mendekati Shani.

Musik mulai berganti, beat cepat khas pertunjukkan kabaret mengiringi tarian Shani bersama 2 staff wanita. Gadis itu berputar, menari dengan anggun, tersenyum dengan tatapan tajam, dan menggigit bibirnya sendiri saat hula hoop yang dipegang kedua staff tersebut kini berada di sekeliling tubuh Shani. Shani berada di dalam 2 lingkaran hula hoop tersebut, gadis itu berdiri tegap dan memberikan ekspresi kebingungan. Lalu muncul seorang staff yang menari, ia membawa sebuah tongkat sihir kecil dan menari berputar sambil mendekati Shani.

Prok prok prok prok

Penonton memberikan tepuk tangan seirama dengan ketukan musik, membuat pertunjukkan semakin meriah. Dalam satu ayunan, tongkat sihir tersebut dihentakan di udara. Satu hula hoop diangkat dan lolos melewati kepala, bersamaan dengan itu kostum atas Shani berubah menjadi sebuah seifuku putih lengan panjang resleting dengan enamel 48 di dada kiri, kostum yang dipakai pada setlist "Sekarang Sedang Jatuh Cinta". Penonton kembali riuh bertepuk tangan. Satu hentakan tongkat sihir kembali, kini hula hoop melewati tubuh Shani ke bagian bawah membuat Shani melompat. Sepatu dan rok pink yang Shani kenakan sebelumnya berubah menjadi rok pendek hitam dan sepatu hitam. Pertunjukkan sulap singkat dipertunjukkan oleh Shani, penonton terpukau dengan pertunjukkan yang Shani lakukan tersebut. Mereka tak pernah menyangka bahwa Shani akan melakukan pertunjukkan sulap yang sangat memukau. Sulap quick change yang mereka tak menyangka akan mereka saksikan dari seorang Shani.

"Semuanya? Sudah siap lagu berikutnya?!" teriak Shani, para staff yang membantu pertunjukannya kembali menuju backstage.

Musik kembali berganti, lagu yang sudah para penonton ketahui hanya dari beat pertamanya.

"Aaah...!"

Shani kembali menari, meliuk-liuk di atas panggung mengikuti beat lagunya. Gerakan demi gerakan ia lakukan, tubuhnya menari dengan seksi dan menggoda. Mood berubah, penonton tak lagi bersorak riuh, mereka semua terdiam terpukau dan menganga.

"Aaah...!"

Tubuhnya menari dengan gemulai, keringat yang mulai membasahi tubuh menambah keseksian dirinya. Shani begitu memukau, begitu menggairahkan. Lampu panggung mengikuti irama beat, warnanya tak seterang sebelumnya. Lampu ruangan juga meremang, membuat suasana menjadi ikut memanas. Penonton tak berkedip, seakan tiap gerakan Shani tak boleh mereka lewatkan barang satu milidetik pun.

"Kenapa Senayan rasanya cepat sekali menjadi malamnya?" Shani mulai menyanyikan bait pertama.

selengkapnya :

https://trakteer.id/Bersimfoni

satuan :
https://karyakarsa.com/KelinciBeku

Mini SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang