Keempat gadis tersebut sedang asik mengobrol denganku yang hanya duduk memperhatikan mereka. Saling bertukar cerita meski sering sekali bertemu dalam latihan maupun kegiatan, namun nampaknya cerita mereka tak pernah ada habisnya. Melihat mereka tertawa dan senang seperti ini membuatku ikut tersenyum senang juga, apalagi melihat Fiony yang tertawa sampai matanya yang sipit itu mengecil. Sambil memperhatikan handphone di tanganku dan membuka media sosial, aku duduk di sofa sedangkan keempat gadis tersebut di karpet.
"Kamu ngepost foto lagi berempat?" tanyaku pada Jessi sambil menunjukan media sosial Twitter miliknya.
"Hehe iya, aman kan gak ada kamunya?" tanya Jessi balik padaku, ketiga gadis yang lain terlihat saling tatap dan menoleh ke arahku juga setelahnya.
"Aman kok, cuma ku kira gak bakal ngepost" balasku sambil bermain handphone kembali.
Fiony masih dengan tampilan saat pergi bersamaku tadi, Jessi juga sama masih seperti ketika ia datang tadi. Christy sudah melepas parka biru yang ia kenakan dan menyisakan kemben putihnya saja, beberapa kali berhasil membuatku menelan ludah ketika ketiak atau bagian dadanya tak sengaja terlihat. Sedangkan Freya baru datang, langsung ke apartemen Fiony lebih dulu dari tempat kegiatan sebelum ini. Ia mengenakan blazer berwarna putih gading dan songket batik di bagian bawahnya, memberikan keanggunan khas Indonesia, manis sekali penampilannya dengan rambut yang di blow sehingga sedikit mengembang dan berombak. Cantik, keempatnya sangat cantik dan memiliki pesona mereka masing-masing.
Ting!
Pesan singkat masuk ke handphoneku dan membuatku langsung menoleh ke arah keempat gadis tersebut, pesan itu datang dari Jessi.Jessi
Mau yang mana, pasti lagi sange kan?
Angel, Freya, Cepio, atau aku? Hehe, pilih aja nanti aku gak bakal bales lagi.
Aku menatapnya dengan wajah bingung dan terkejut, apalagi Jessi tetap asik mengobrol sambil tertawa-tawa dengan ketiga temannya seakan-akan tak terjadi apa-apa. Aku menelan ludah, memperhatikan mereka satu persatu sebelum menggelengkan kepalaku. Tidak mungkin Fiony, Jessi sudah gila.
"Fiony gak mungkin lah!"
"Emm... Freya deh, Angel nanti aja" balasku, asal saja sebenarnya.Aku ingin Jessi, aku juga ingin dengan Christy, namun sepertinya saat ini aku sedang sangat menginginkan bersama Freya. Ia sangat menawan dan terlihat dewasa sekali, tak seperti biasanya yang terlihat menggemaskan karena tubuh mungilnya. Aku mengirimkan balasanku, aku bisa melihat layar hp Jessi yang tergeletak di depan gadis tersebut menyala sesaat sebelum kembali gelap.
Tak ada balasan dari Jessi, mereka berempat juga nampak masih mengobrol sehingga membuatku sudah melupakan isi chat yang tadi Jessi kirimkan. Seperti biasa, mungkin Jessi hanya menggodaku saja dengan keisengannya yang sering kali memancing pria menjadi terlihat mesum.
"Ayo main PS!!" ucap Christy yang bangkit dari posisi bersila di karpet.
Gadis itu meregangkan tubuhnya, membuat mataku membelalak melihat ketiaknya yang terangkat serta dadanya yang membusung. Pandanganku langsung ku alihkan mengingat ada Fiony di sini. Aku tak ingin terlihat seperti cowok tidak baik di depan kekasih yang paling ku sayang. Mereka berempat sama-sama bangkit sambil meregangkan tubuh, Fiony menghampiriku dan duduk di sofa tepat di sebelahku.
"Temenin aku belanja, mau gak?" tanyanya dengan manja, ia bergelayut di lenganku sambil memasang wajah gemas yang tak bisa ku tolak sama sekali.
"Ayo, belanja di mana? Buat apa?" tanyaku balik padanya, ia tersenyum dengan manis karena kau menuruti ajakannya.
"Di bawah aja, kan ada ranc* mark*t" balasnya lagi.
"Kita mau masak-masak, kali ini kamu gak perlu ikutan masak" ucap Christy padaku, aku hanya tertawa kecil mendengarnya.
Aku tau kalau Fiony, Christy, dan Jessi tak bisa masak, sedangkan Freya bisa. Aku menunggu sekali keseruan memasak mereka, karena pasti akan berantakan dan lucu melihat Freya harus memasak bersama ketiga temannya tersebut.
"Aku aja yang belanja, ayo kak temenin" ujar Freya yang langsung menarikku bangun, aku pun bangun dari posisi duduk tersebut.
"Sama aku aja? Ada yang mau aku beli juga sebenarnya sih kak Freya" ucap Fiony yang juga bangkit dari sofa.
"Kan yang mau dibeli banyak, biar dia yang bantu aku angkat-angkat. Kamu nanti chat aja kalau ada yang kurang atau ada yang mau dititip" balas Freya, aku melirik ke arahnya yang berbicara dengan serius.
"Oooh... kenapa gak sama aku?" tanya Fiony lagi dengan wajah bingung.
"Kamu pasti yang dibeli nanti sembarangan, sama kyak Kity juga..."
"Kalo Jessi, gak ketolong lah" cibir Freya pada Jessi yang disambut tanya Fiony dan Christy."Enak aja lo!" Jessi mendengus kesal ke arah Freya, tetapi Freya membalas dengan menjulurkan lidahnya meledek.
"hahaha yaudah, nanti aku chat lagi ya yang harus dibeli" balas Fiony pada Freya, gadis itu mengangguk pada Fiony dan mengajakku turun.
Saat kami baru keluar dari pintu kamar apartemen Fiony, bunyi notifikasi dari aplikasi pesan singkat masuk ke dalam handphoneku. Aku pikir pesan itu berisi keperluan yang harus dibeli di supermarket bawah, ternyata pesan itu datang dari Jessi.
Jessi
Dikabulkan
Have fun
Balasannya itu membuatku menoleh ke arah Freya yang menatapku sambil tersenyum penuh arti. Gadis itu mengangkat alisnya dan langsung mengajakku menuju ke lift.
Di dalam lift, Freya langsung menahanku ke dinding lift yang untungnya kosong. Ia menekan tombol 21, membuat lift naik ke lantai 21 tempat kolam renang serta area publik berada. Ia tak berbicara satu patah katapun, namun aku sangat yakin di benak kami berdua memiliki pikiran yang sama.
"Semua ini udah direncanain mereka bertiga..." pikirku, melihat Freya yang nampak tergesa dan tak sabaran seperti ini.
Tangannya terus menggenggam tanganku, menarik diriku untuk menurut padanya.
"Sepi, asik nih" Freya menoleh padaku dan kini menatap sayu.
Aku dan Freya memang sudah sering melakukan ini, apalagi hubungan terlarangku juga awalnya terjadi bersama Freya sebelum akhirnya merambah ke teman-temannya yang lain. Tetapi aku tak pernah menyangka kalau aku akan melakukan hal ini ketika kami tau kalau Fiony bisa saja memergoki kami. Di tempat umum yang mungkin saja ada orang yang datang, apalagi di tempat tinggal Fiony sendiri yang beberapa staff dan security pun sudah mengenalku sebagai kekasih Fiony.
"Untung gak panas..." ujar Freya, yang dengan santainya mengajakku untuk duduk di atas sebuah kursi pantai berlapiskan payung.
Entah kenapa aku menjadi begitu deg-degan, sepertinya karena kami akan melakukan di tempat umum yang dekat dengan kediaman Fiony. Melihat Freya sekarang yang berdiri menatapku dengan mata sayu membuat darahku berdesir, nafsuku terbakar hebat cuma karena membayangkan apa yang akan kami lakukan saja.
Freya melirik ke bawah, lalu matanya kembali menatap ke arah mataku sambil tersenyum seperti baru menemukan sesuatu yang menarik. Sudah pasti ia mendapati kalau penisku sudah menegang dan membuat celanaku gembung.
"Mppph!" Ciuman langsung ia berikan, entah kenapa ia nampak begitu bernafsu sekali saat ini.
Pagutan pagutan panas langsung terjadi di antara kami yang masih berdiri di samping kursi pantai tersebut. Freya yang berjinjit sambil menarik kepalaku ke arahnya, memberikanku ciuman panas. Nafasnya sudah memburu, nampak cukup kesulitan karena ciuman yang berlangsung dengan liarnya. Bibirnya mengecup, memagut, menggigit bibir atasku maupun bibir bawahku bergantian. Lidahnya juga menyapu gigi-gigiku, menyesap liurku sampai terdengar decakan dari ciuman kami.
Selengkapnya di :
https://trakteer.id/Bersimfoni
satuan :
https://karyakarsa.com/KelinciBeku
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Series
FanfictionMulai nanti, kalau ada One Shoot yang akhirnya jadi Series, akan di upload di sini.