Ashel yang sudah lebih dulu telanjang bulat kini memandang seluruh member dengan wajah tak sabar, Sisca yang langsung melepaskan pakaiannya karena ia merasa tanggung setelah permainan dengan Ardi tadi.
"Ini dia badan andalan kita...!" ucap Ashel ketika melihat Gracia melepaskan kostum vampir yang ia kenakan, kata-kata Ashel disambut riuh oleh para member.
"Ashel ih!" Gracia merasa malu mendengar kata-kata Ashel tersebut.
"Sebentar ya kak, kita akan temenin kakak telanjang juga hehe..." ujar Jessi pada Ardi sambil melepaskan kostum muminya di depan Ardi.Tak semua membuka kostum mereka, entah kenapa, namun Ardi tak peduli karena ia sudah tak mampu berpikir apa-apa selain kenikmatan yang menunggunya. Matanya terus menjalar memandangi tubuh indah para member yang telah melepas pakaian mereka, matanya juga terus mengedar mencari keberadaan Jinan yang menjadi urutan selanjutnya dari event ini. Tanpa Ardi sadari, kedua tangan dan kakinya kembali diikat oleh Oniel.
"Kamu nyari Jinan? Padahal ada aku disini?" Ujar Gracia sambil memegang dagu Ardi.
"Kamu gak mau ini?" Tambah gadis itu sambil memegang dan mengangkat kedua payudaranya dari bawah hingga terlihat menantang.Ardi menelan ludahnya, di depan matanya kini tersuguh sebuah payudara bulat nan indah yang menggoda. Payudara itu menantang Ardi untuk segera menikmatinya, kedua tangan pria itu mencoba menjulur meski terikat, ke arah Gracia yang kini menatap Ardi dengan tatapan menggoda serta menggigit bibirnya seksi.
"Eits.. ngapain?" Suara Jinan akhirnya terdengar di telinga Ardi.
Pria itu menghentikan tatapan mupengnya ke arah Gracia dan mencari keberadaan Jinan, namun ia tak menyadari Jinan yang ada di belakangnya. Gadis itu memegang sisi kepala Ardi dari arah atas, dengan perlahan ia menarik kepala Ardi untuk mendongak. Ardi tercengang melihat seorang gadis cantik dengan kulit sawo matang yang indah tengah membungkuk menatapnya dari atas, meski terbalik namun Ardi tetap dapat melihat kecantikan Jinan yang luar biasa. Bibir seksi Jinan begitu menggoda dirinya, bibir yang agak tebal itu merekah sehingga giginya yang putih sedikit terlihat.
"Eeh..." Ardi terkejut bukan main saat di depan wajahnya terdapat wajah Jinan yang perlahan semakin mendekat.
Ardi terbelalak, bibir tebal Jinan mencium bibirnya dengan lembut. Tangan Jinan tetap memegang kepalanya, mengarahkan Ardi agar dapat menerima ciuman Jinan dengan tepat. Meski terbalik, namun kecupan Jinan tetap nikmat. Bibir atas Ardi terjepit di antara bibir Jinan, memagut bibirnya dengan pelan. Mata Ardi menatap lurus ke arah dagu Jinan, ia memejamkan matanya menikmati permainan yang Jinan lakukan.
Lidah Jinan perlahan bergerak bersama dengan ciuman yang terus ia lakukan pada Ardi, lidah itu menyapu lembut bibir Ardi dan mencoba menyusup masuk. Ardi dengan senang hati membuka bibirnya dan membiarkan lidah Jinan masuk, kini cumbuan Jinan semakin meningkat intensitasnya berkat lidah yang ikut bermain. Ardi hanya mampu memegang pergelangan bangku dan meremasnya. Bibir Jinan terasa manis, entah memang rasanya yang manis atau berkap lipgloss yang ia kenakan, rasa manis itu begitu memabukkan bagi Ardi. bibirnya juga empuk dan tebal sehingga Ardi begitu terpuaskan setiap bibir mereka bersentuhan, belum lagi lidah Jinan yang juga empuk dan kenyal terus-terusan membelit lidahnya tanpa henti."Hmmphh!" Desahan yang tertahan terdengar dari bibir mereka berdua, berdehem karena nafsu yang terbakar.
Selengkapnya di :
https://trakteer.id/Bersimfoni
satuan :
https://karyakarsa.com/KelinciBeku
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Series
FanfictionMulai nanti, kalau ada One Shoot yang akhirnya jadi Series, akan di upload di sini.