Chapter 4

194 23 0
                                    

Saat Zhiguang terbangun, jam sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore. Ketika ia menuju dapur untuk mengambil air, ternyata seluruh peralatan dapur yang kotor tadi pagi sudah dibersihkan semua.

Pasien ini cukup tau diri ternyata. Pemikiran yang agak kejam sebenarnya, tapi itulah Xia Zhiguang walau tidak dikatakan dengan keras.

Setelah mengairi tenggorokannya yang kering akibat tertidur lama, Zhiguang memutuskan untuk mencari sang pasien. Tapi setelah mengelilingi rumah sederhananya dari sudut ke sudut, ia tetap tidak menemukan sang pasien.

Apakah dia kabur? Tapi untungnya tidak ada barang yang hilang. Apakah aku terlalu kejam pagi tadi sehingga ia pergi begitu saja?.

Agak kecewa sebenarnya jika pasien itu pergi tanpa pamit. Kapan lagi kan bisa melihat makhluk yang mendekati sempurna itu dari dekat, walau makhluk itu mengatakan bahwa dirinya seorang pria.

Namun saat Zhiguang akan membuka pintu depan rumahnya, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan tersangkanya adalah makhluk yang ia cari-cari sejak tadi. Untung Zhiguang memiliki reflek yang cepat, jika tidak, mungkin wajahnya akan mencium daun pintu itu!

"Oh, kau sudah bangun?"

Sungguh kalimat yang tidak menampilkan rasa bersalah setelah membuka pintu secara tiba-tiba di hadapan seseorang!

"Ya. Dari mana saja kau? Ku kira kau kabur saat aku sedang tidur."

"Hmm... sebenarnya aku sempat memikirkan itu, tapi aku tidak tau ini dimana, aku akan kemana dan lagi pula di sekitar sini hanya ada hutan yang begitu luas, jadi aku memutuskan untuk kembali sebelum melangkah terlalu jauh dan tidak tau jalan untuk kembali ke sini."

"Kau terlalu cepat menyimpulkan masalah, bagaimana jika aku melakukan sesuatu padamu?" Tidak ada niat sebenarnya, hanya ingin menakuti si pasien.

"Firasatku mengatakan, kau bukan orang jahat."

Pasiennya yang satu ini rasa percaya dirinya cukup tinggi. Patut diapresiasi.

"Apa yang kau inginkan untuk makan malam?" Zhiguang mencoba mengalihkan suasana yang tidak penting baginya.

"Apa pun, aku tidak pemilih dan makanan yang kau buat cukup sesuai seleraku."

Baguslah, jadi tidak menambah bebanku.

Saat Zhiguang sedang berkutat dengan peralatan dapur, pasiennya berada di sofa berhadapan televisi yang menayangkan entah apa itu. Suka-suka dia saja.

Setelah masakannya hampir selesai, ia terkejut melihat bahwa pasiennya itu sudah duduk manis di meja makan, menunggu.

Dia ini hobi sekali mengagetkanku. Untung saja aku tidak ada riwayat penyakit jantung! Tapi baguslah, aku jadi tidak harus memanggilnya hanya untuk makan, dia kira aku ayah atau pembantunya.

"Oh ya, karena kau sudah sadar, siapa namamu?" Gak mungkinkan aku manggil kamu dengan sebutan 'pasien' terus-menerus? Memangnya kau ingin sakit terus?. Dan tentu saja kalimat terakhirnya tidak Zhiguang ucapkan.

"Nama?"

"Iya nama" kenapa dia terlihat bingung?. "Kau, tidak mungkin tidak memiliki nama kan?" Pasiennya ini semakin hari semakin tidak wajar saja rasanya.

"Nama ya..... hmm nama"

Kenapa dia terlihat sedang berpikir keras? Apakah dia hilang ingatan?

Karena tidak tau apa yang harus dibahas selain itu, maka Zhiguang hanya terus menunggu sampai makanannya habis tak tersisa. Dan pada saat ia baru saja akan mengatakan bahwa pasiennya ini tidak perlu terburu-buru dan selesaikan makanannya, pasiennya menjawab.

"Ah, nama. Namaku Junjie."

Oke, tidak ada yang aneh dari nama itu, meski ia tidak menyebutkan nama belakangnya

"Namaku Xia Zhiguang. Senang berkenalan denganmu". Percayalah itu hanya perkataan formalitas dalam perkenalan.

"Baik, setelah ini kau bebas berbuat apa pun asal jangan mengganggu ku bekerja". Setelah membersihkan peralatan makan mereka, Zhiguang memperingatkan.

"Baik, aku akan patuh."

Percaya atau tidak, pasien bernama Junjie ini memang makhluk yang cukup patuh saat Zhiguang mengatakan sesuatu.

-----

Saat Zhiguang sudah merasakan cukup lelah untuk melanjutkan penelitiannya, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, maka ia memutuskan untuk melanjutkannya esok hari.

Namun setelah keluar dari ruangannya, semua lampu ruangan sudah mati, hanya saja televisinya masih menyala dengan seseorang dihadapannya.

Dia masih di sini? Tidakkah ia lelah? Yah walaupun aku sendiri juga tidak tau apa yang dia lakukan seharian ini.

"Hei, Junjie, kau belum mau tidur? Apa kau tidak lelah?" Zhiguang mengucapkan kalimat tersebut selagi mengambil langkah mendekati Junjie. Tapi setelah ia tiba di samping sofa, ia melihat bahwa ternyata Junjie sedang tertidur dengan posisi duduk dan dengan televisi menyala.

"Hei, Junjie, jika kau ingin tidur, tidurlah di kamar. Apa tubuhmu tidak sakit tidur sambil duduk seperti ini?", kata Zhiguang yang mencoba membangunkan Junjie.

"Ah? Kau sudah selesai?"

"Ya, sekarang pergi ke kamar dan tidur."

"Lalu, kau bagaimana?"

"Bagaimana apanya? Tentu saja aku akan menyusul nanti". Pasiennya ini aneh sekali.

"Kita tidur di kamar yang sama? Apa tidak apa-apa?", tanya Junjie ragu.

"Lalu dimana lagi aku akan tidur? Kau ingin aku tidur di sofa lagi seperti saat kau pingsan?"

"Tidak, bukan begitu, hanya saja ....."

Sebelum Junjie menyelesaikan perkataannya, Zhiguang memotongnya.

"Sudah sudah, jangan banyak berpikir, hari sudah malam, segeralah tidur. Memangnya apa yang akan terjadi jika kita tidur di kamar yang sama?" Ya, ini tidak aneh, Zhiguang sering menginap di tempat temannya, apalagi saat libur. Apakah Junjie memiliki kebiasaan buruk saat tidur? Tapi saat dia pingsan kemarin, tidak ada yang aneh dengan caranya tidur, lalu kenapa sekarang?

"Baiklah jika kau tidak keberatan". Akhirnya Junjie pergi ke kamar dan Zhiguang pergi ke dapur untuk mengambil air kemudian meminumnya sebelum menyusul Junjie masuk ke dalam kamar.

Fallen to You  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang