Dirinya adalah seorang malaikat yang sudah lama berada di dunia manusia sehingga hawa malaikatnya sedikit demi sedikit semakin memudar, itu sebabnya Junjie hanya mengetahui grandma Huang sebagai tetangga yang baik hati, sangat baik.
Rumah grandma Huang berjarak sekitar 70 meter dari rumah Zhiguang yang Junjie tempati. Mereka tak sengaja bertemu di supermarket saat Junjie sedang berbelanja seorang diri. Mereka sedikit mengobrol hingga menjadi semakin dekat setelahnya.
Grandma Huang juga merupakan saudara jauh dari ibu Junjie sehingga saat bertemu Junjie dan berada di dekatnya, ia masih bisa merasakan hawa keberadaan saudaranya itu walau sedikit yang membuatnya ingin menjaga satu-satu keluarga yang ia temui setelah sekian lama.
Suatu saat dirinya pernah bertanya pada Junjie mengapa ia tidak pernah mengatakan nama belakangnya setiap kali memperkenalkan diri.
"Aku tidak tau akan mengambil nama belakang ayahku atau ibuku, aku tidak ingin memilih, aku masih menyayangi mereka." Ucap sedih Junjie kala itu.
"Kalau begitu, kau bisa menggunakan nama belakang grandma jika mau." Tawarnya.
"Apakah begitu penting nama belakang itu?" Tanya Junjie.
"Itu cukup penting. Apalagi jika kau ingin menikah dengan pasanganmu saat ini. Itu akan menjadi penentu apakah kau akan direstui atau tidak." Ucap grandma.
"Bagaimana caranya?" Tanya Junjie penasaran.
"Jika kalian memiliki nama belakang yang sama, otomatis pernikahan itu tidak akan dilakukan karena walaupun mereka bukan dari keluarga yang dekat satu sama lain, mereka tetap terhitung memiliki satu darah dan kalian tidak boleh menikahi saudara kalian sendiri." Jelas grandma Huang.
"Oh, begitu. Baik, terima kasih grandma." Junjie pun memeluk grandma Huang.
Walaupun grandma Huang adalah saudara jauh dari ibu Junjie, tapi ia mengetahui kisah kasih kedua orang tuanya.
Ia pernah menceritakan kisah itu pada Zhiguang saat Junjie mengajaknya untuk berkunjung ke rumahnya karena rindu dan ingin bertemu. Hari itu tiba tak lama setelah Zhiguang memperkenalkan Junjie pada orang tuanya untuk pertama kali dan tentu saja dirinya mengiyakan ajakan itu karena ingin mengetahui siapa sebenarnya grandma Huang yang kekasihnya itu sebutkan.
Saat itu Junjie akan memasakkan makan siang untuk mereka bertiga, namun ternyata bahan masakan di sana tidak begitu cukup sehingga Junjie berinisiatif untuk membelinya sendiri. Zhiguang ingin menemaninya tentu saja, tapi tidak dibolehkan oleh Junjie karena katanya cukup dekat dan ia tidak mau Zhiguang meninggalkan grandma Huang sendirian.
"Ayahnya adalah iblis biasa yang baik dan sangat menjunjung tinggi keadilan. Dia selalu menolong dan membantu yang lemah dan menghukum siapa pun yang melakukan penyiksaan dengan kekuatannya sendiri..."
"...Dia bukan sosok yang lemah tentu saja. Namun karena sifatnya itu dia tidak disukai oleh sebagian besar iblis lainnya. Menurut mereka, merekalah jati diri iblis yang sesungguhnya. Tidak jarang ia mengalami luka karena pembalasan iblis lain padanya..."
"...Saat itu kami sedang mencari tumbuhan untuk pengobatan, lalu saudaraku, yang tak lain adalah ibunya, menemukannya di perbatasan tak sadarkan diri dengan banyaknya luka di tubuhnya. Awalnya dia ingin membawanya ke alam kami untuk di rawat, tapi kami melarangnya dengan mengingatkan aturan alam kami..."
"...Pada akhirnya, saudaraku itu menjaga dan merawatnya sampai sembuh di sebuah gubuk tua yang ia tak sengaja temukan. Dan karena seringnya ayah Junjie terluka, mereka jadi semakin sering bertemu dan bertukar cerita masing-masing hingga timbullah perasaan cinta di antara keduanya..." Grandma Huang tersenyum mengingatnya.
"...Awalnya keluarga dari saudaraku menentang itu, bagaimanapun mereka berasal dari alam yang bertentangan. Tapi dengan ketulusan dan kesungguhan yang ia lakukan, akhirnya keluarga saudaraku menyetujui itu..."
"...Pernikahan itu sederhana, terlalu sederhana sebenarnya. Hanya dihadiri oleh beberapa malaikat dari keluarga kami tanpa seorang pun dari pihak iblis. Tapi mereka bahagia, mereka hidup bahagia setelahnya, di rumah yang asalnya hanya sebuah gubuk tua yang saudaraku temukan saat menyelamatkannya..." Grandma Huang meneteskan air matanya setelah mengatakannya. Zhiguang tidak tau apa arti dari air mata itu, tapi dirinya tetap diam dan mendengarkan cerita dari grandma Huang tentang orang tua kekasihnya.
"...Hingga suatu hari, entah bagaimana, iblis yang tidak menyukai ayah Junjie mengetahui keberadaan keluarga kecil yang bahagia itu. Mereka mulai melakukan teror, mengganggu kehidupan damai mereka di perbatasan. Bahkan tak jarang menghasut beberapa malaikat untuk ikut melancarkan aksi mereka..."
"...Mereka mulai melakukan serangan terang-terangan dan berakibat Junjie kehilangan orang tuanya. Ia masih seorang anak kecil saat itu. Melihat orang tuanya yang berusaha melindunginya dari mereka yang mencoba menyakitinya hingga akhir hayat mereka..."
"...Dan karena itu, untuk pertama kalinya, dia kehilangan kendali atas tubuh dan jiwanya sendiri. Walaupun masih kecil, kekuatannya cukup memberikan kerusakan pada tempat itu dan sekitarnya. Sampai akhirnya para penjaga alam raya datang dan menangkap mereka semua termasuk Junjie kecil..."
"...Grandma tidak tau apa yang terjadi di sana tapi setelah 4 atau 5 tahun, sebuah berita mengabarkan bahwa ia sudah mati. Grandma berpikir, mungkin itu yang terbaik untuknya. Tapi sekarang grandma melihatnya hidup dan bahagia bersamamu. Tolong jaga dia, nak." Ucap grandma mengakhiri ceritanya.
"Pasti, Grandma. Aku akan selalu menjaganya, entah itu seumur hidupnya atau seumur hidupku." Jawab Zhiguang yakin.
"Terima kasih, nak Zhiguang."
"Hmm... Grandma, apa Grandma tidak ingin mengatakan tentang identitas Grandma yang sesungguhnya pada Junjie?" Tanya Zhiguang.
Grandma Huang menggelengkan kepalanya. "Dia sudah bahagia sekarang. Grandma tidak ingin dia mengingat masa-masa kelamnya dan sedih karenanya. Dia menganggap Grandma sebagai keluarga saja sudah membuat grandma senang."
Tak lama, Junjie pun kembali dari belanjanya. Melihat sang grandma dan kekasihnya berada di ruang keluarga, Junjie pun menghampiri mereka.
"Aku kembali~ eh? Grandma? Kenapa mata Grandma memerah? Apa Grandma menangis? Xia Zhiguang, apa yang kau lakukan pada Grandmaku?" Tanya Junjie ketika melihat grandmanya yang bersedih.
"Nak Junjie, grandma tidak apa-apa, hanya kelilipan debu tadi saat mengobrol dengan nak Zhiguang. Nah, karena nak Junjie sudah membeli bahan makanan, maka sekarang biar grandma yang masak. Nak Junjie istirahat saja." Ucap grandma Huang lalu mengambil alih tas belanja dari tangan Junjie.
"Eh, tapi---" Baru saja dirinya akan protes, grandma Huang kembali berbicara.
"Tak apa, grandma senang jika bisa memasakkan kalian berdua makanan."
"Kalau begitu, aku akan membantu grandma." Ucap Junjie.
"Aku akan membantu juga." Ucap Zhiguang tak mau kalah.
Akhirnya mereka pun bekerja sama menyiapkan berbagai macam makanan dan makan bersama setelahnya. Tak lupa dengan percakapan-percakapan sederhana yang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen to You ✔️
أدب الهواةBertemu dengan orang asing entah dari mana di dalam hutan. Bagaimana Xia Zhiguang menyikapi hal tersebut? Dan siapa sebenarnya orang yang ia temukan itu? Apa alasannya datang ke hutan itu?