Chapter 11

170 21 7
                                    

Ketika dirasanya tidak ada yang mengancam nyawa, Zhiguang melanjutkan mencium bibir Junjie, melumatnya dengan rakus bibir lembut dan manis itu. Rasanya masih sama dengan yang terjadi malam itu, membuatnya enggan untuk melepasnya. Dan tangannya tanpa sengaja menyentuh bagian dalam sayap yang mengelilinginya.

"Ah! Mmmmhhm......"

Dan karena sentuhan itu, membuat Junjie membuka mulutnya. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Zhiguang segera memasukkan lidahnya ke dalam mulut Junjie. Ternyata bagian itu cukup sensitif.

Saat mereka tiba di atas tanah, Junjie mengeratkan pelukan mereka dan sayap itu berguling beberapa kali sebelum akhirnya terbuka, menampilkan 2 sosok pemuda yang saling menindih dan saling mencium satu sama lain.

Posisi akhir setelah sayap itu berguling cukup menguntungkan Zhiguang. Pasalnya saat ini, Zhiguang yang berada di atas Junjie, membuat ia lebih mudah menginvasi bibir dan mulut manis itu.

Cukup lama ketika kedua bibir dan mulut itu saling terpagut hingga Zhiguang merasa Junjie perlu mengambil oksigen untuk bernafas.

Zhiguang meregangkan tangan untuk mengambil sedikit jarak di antara mereka, cukup untuk melihat ekspresinya saat ini. Matanya yang tertutup, mulutnya yang dengan rakus menghirup oksigen di sekitarnya dan dadanya yang naik-turun karena bernafas. Zhiguang memerhatikan semua itu tanpa ada yang terlewat.

"Junjie". Panggil Zhiguang dengan suara yang rendah lagi lembut.

Mata itu perlahan terbuka merespon panggilannya. Bola mata yang masih berwarna biru dan merah itu sungguh menawan. Jika dipadukan dengan keseluruhan wajahnya, makhluk ini sungguh sempurna! Tunggu, maksudnya hampir sempurna, jangan lupakan sifat iblisnya itu!

"Junjie. Ku pikir aku menyukaimu. Bahkan saat aku pertama kali melihatmu, kau sudah mencuri seluruh hati dan pikiranku. Ku harap kau tidak keberatan dengan perasaan ini". Ucap Zhiguang, menyatakan perasaan sambil tangannya mengelus lembut pipi pemuda di bawahnya yang masih sibuk mengatur pernafasan. Menyatakan perasaan pada situasi, posisi dan tempat seperti ini? Mana Zhiguang peduli. Yang terpenting adalah ia menyatakan perasaannya sekarang.

Junjie sedikit terkejut dengan pernyataan perasaan yang tiba-tiba saja dikatakan oleh manusia dihadapannya ini. Bagaimanapun, Junjie tidak akan merasa dirugikan, dia bisa dengan bebas meminta energi dari manusia ini. Tapi apakah manusia ini tidak takut padanya? Bagaimana jika dia melakukan sesuatu padanya? Walaupun Junjie yakin bila dengan energi sebesar itu, manusia dihadapannya ini tidak akan merasakan sesuatu yang terjadi padanya.

Juga, dirinya ini pintar -efek kekuatan iblis dan malaikat pada dirinya- dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya, cepat memahami dan mengetahui segala sesuatu. Xia Zhiguang ini juga tidak akan rugi sedikit pun.

Namun bagi manusia normal, mereka yang diambil energinya akan merasa cepat lelah, memiliki semangat hidup rendah dan bahkan tidak memiliki keinginan untuk melakukan apa pun. Tapi manusia ini berbeda, energinya begitu besar hingga dia merasa dia bahkan akan meledak jika menerima seluruh energi itu. Perlu diketahui bila setiap Junjie terlalu lelah atau bahkan terluka, semua obat-obatan manusia dan istirahat saja tidak berpengaruh banyak pada tubuhnya yang bahkan adalah tubuh manusia. Jadi dia sangat memerlukan energi ini.

"Apa kau tidak takut padaku? Mereka mungkin saja akan tetap datang padaku dan memaksaku untuk mengikuti mereka. Aku tidak bisa menjamin keselamatanmu jika mereka tau kau dekat denganku". Hanya alasan ini yang Junjie katakan agar Zhiguang bisa mengerti situasinya sekarang.

"Memang apa yang akan mereka lakukan setelah salah satunya berhasil membawamu masuk ke kubu mereka?" Tanya Zhiguang.

"Ha... sulit dikatakan. Tapi, tak bisakah kita keluar dari posisi ini terlebih dahulu? Apa kau tidak lelah seperti itu? Juga, rasanya tidak nyaman bila sayapku menahan beban tubuhku lebih lama lagi."

Zhiguang baru menyadari bahwa mereka masih dalam posisi awal ketika mereka jatuh setelah Junjie mengatakannya dan dengan segera berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Junjie berdiri.

Setelah Junjie berdiri, dia meregangkan sayapnya -mungkin pegal- dan selanjutnya sepasang sayap itu menghilang. Itu benar-benar menghilang. Karena penasaran, Zhiguang membalik tubuh Junjie untuk memastikan bahwa pakaian di bagian punggungnya tidak sobek akibat keberadaan sepasang sayap tadi. Dan pakaian itu baik-baik saja, tidak ada yang sobek, hanya sedikit kotor akibat terjatuh di atas tanah.

"Baik, mari pulang dan mengobrol lebih banyak dengan santai. Sepertinya kita juga sudah melewatkan makan siang."

Setelahnya mereka jalan berdampingan menuju rumah yang mereka tinggali.

Fallen to You  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang