Tak terasa hari dan bulan berlalu dengan cepat, hari ini Xia Zhiguang berencana membawa Junjie ke kediaman keluarga Xia untuk memperkenalkan Junjie pada orang tuanya. Selama beberapa hari terakhir ini Zhiguang sudah menyiapkan naskah berupa pertanyaan apa saja yang akan orang tuanya tanyakan pada Junjie lengkap dengan jawabannya yang menurutnya manusiawi, tidak ada yang aneh.
Junjie? Tentu saja dia iyakan ajakan Zhiguang untuk bertemu orang tuanya, yang dia tidak habis pikir adalah naskah tersebut. Jika orang tua Xia bertanya padanya, maka dia akan menjawab apa yang ada dipikirannya. Aneh.
Mereka pun sampai di depan mansion kediaman keluarga Xia. Xia Zhiguang memarkirkan mobilnya di depan mansion itu dan segera memasuki mansion diikuti oleh Junjie.
Sebelumnya Xia Zhiguang sudah memberitahukan orang tuanya tentang kedatangannya hari ini sehingga ketika Zhiguang dan Junjie memasuki mansion keluarga Xia, nyonya Xia menyambut kedatangan mereka di pintu utama.
"Astaga! Ini kekasihmu yang kau bicarakan itu? Sungguh cantik dan manis. Ayo masuk, suamiku sudah menunggu di ruang tamu". Sambut nyonya Xia yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Junjie karena dia tidak tau harus mengatakan apa.
Di ruang tamu, tuan Xia sudah menunggu kedatangan anaknya dan yang katanya kekasihnya sambil membaca beberapa laporan pekerjaan di tabnya.
"Suamiku, sudahi pekerjaanmu, anak kita sudah datang dengan kekasih manisnya". Nyonya Xia berkata pada tuan Xia yang selanjutnya tuan Xia meletakkan tab tersebut di meja dan melirik ke arah anaknya itu.
"Ayo silakan duduk, anggap saja rumah sendiri". Nyonya Xia mempersilakan pasangan itu.
Entah mengapa Zhiguang merasakan dirinya gugup dihadapan orang tuanya kali ini, padahal ketika ia memperkenalkan semua kekasihnya dulu, ia tidak merasa segugup ini. Apa karena dia bukan manusia dan aku takut aku melupakan naskahku sehingga aku gugup? Mungkin.
"Jadi?" Tuan Xia memulai percakapan setelah keduanya duduk.
"Halo Om, Tante. Nama saya Huang Junjie. Tahun ini saya 21 tahun dan sedang merintis untuk membuat lukisan saya sendiri". Sebelum Zhiguang membuka mulut, Junjie sudah mendahuluinya menjawab.
Hah? Dari mana asalnya jawaban itu? Dia mempunyai nama belakangnya sekarang, sejak kapan? Dan lagi, sejak kapan ia mulai melukis? Sebisa mungkin Zhiguang tidak menampilkan wajah bingungnya atau itu akan merepotkan baginya nanti.
"Junjie, kau adalah kekasih anakku jadi panggil kami seperti Guang memanggil kami, Oke?" Pernyataan nyonya Xia membawa kembali pikiran Zhiguang pada realita.
"Baik, Ibu". Ah~ sudah lama sekali dirinya tidak mengucapkan kata itu setelah orang tuanya pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya. Junjie segera menahan senyumnya agar tidak terlalu terlihat namun di mata nyonya Xia, ia terlihat seperti malu-malu.
"Aiyo... manis sekali kekasihmu ini Guang. Tidak heran kali ini kamu memilih seorang pria sebagai kekasihmu. Selama ini kamu selalu membawa wanita, tapi Ibu rasa Junjie ini bahkan melebihi wanita-wanita itu. Benarkan suamiku?" Ungkap nyonya Xia yang begitu semangat dan hanya dibalas oleh anggukan kepala dari tuan Xia.
"Ibu, bisa tidak membahas soal mantanku? Itu adalah masa lalu dan di sini ada Junjie, aku tidak mau jika ada kesalahpahaman."
"Ah? Dari mana letaknya kesalahpahaman itu? Justru kamu harus terbuka dengan kekasihmu dan tidak ada yang disembunyikan. Benarkan Junjie?" Kali ini pertanyaannya tertuju pada Junjie.
"Ah iya benar. Justru aku senang bisa mengetahui masa lalumu..." walau aku sudah mengetahuinya saat membaca pikiranmu di malam pertama kita bertemu. Jawab Junjie yang tentu saja kalimat selanjutnya hanya dia katakan di dalam hatinya.
Mendengar hal itu, nyonya Xia semakin bersemangat. "Kalau begitu, Ibu akan memperlihatkan album foto masa kecil Guang. Ayo ayo, ikut Ibu". Setelahnya mereka berdua -nyonya Xia dan Junjie- hilang ke dalam rumah meninggalkan ayah dan anak di ruang tamu. Zhiguang hanya menghela nafas melihatnya. Ibunya itu tidak bisa untuk tidak melihat yang manis-manis.
"Sudah berapa lama kalian berkencan?" Tuan Xia akhirnya bersuara.
"Hmm... sekitar 5 bulan". Tentu saja pertemuan selama di hutan masa Zhiguang sedang penelitian tidak di hitung. Manusia mana yang bisa ia temui di hutan seluas itu dan orang tuanya tau bahwa jika Zhiguang sudah tinggal di sana, ia hanya akan keluar sebulan sekali untuk mengisi kebutuhan makanan di rumah itu.
"Dimana dia tinggal? Orang tuanya?"
Oke, pertanyaannya sudah mulai menjurus pada pribadi Junjie, maka Zhiguang hanya akan mengingat isi naskah yang sudah ia buat.
"Orang tuanya sudah lama tiada dan dia tinggal bersamaku di rumahku. Sebenarnya dia bercerita padaku sekitar sebulan yang lalu bahwa dia ingin pindah, jadi kenapa tidak kita tinggal bersama? Begitu". Sungguh pembohongan yang mulus.
"Kalian tinggal bersama? Tumben sekali, biasanya bahkan kamu tidak mau menginap bersama mantan-mantanmu. Apa karena dia pria? Jadi kalian sudah melakukannya?"
Mengapa jadi seperti ini pertanyaannya?
Alasan mengapa Xia Zhiguang tidak ingin berlama-lama dengan mantan sebelumnya adalah karena ia satu-satunya pewaris di keluarga Xia jadi ia tidak ingin menimbulkan skandal menyimpang yang akan merugikan mereka.
"Kami belum melakukannya". Zhiguang sungguh malu saat mengatakannya. Bagaimana bisa ayahnya bertanya seperti itu?
"Belum pernah? Sekali pun?"
Sungguh! Ayahnya ini kenapa?
"Ayah, bisakah kita tidak membicarakan ini? Aku ingin melakukannya dengan perlahan dan jika dia bersedia". Semakin ia mengucapkan kata-kata itu, semakin kecil suaranya.
Rasanya sudah lama tuan Xia tidak menggoda anaknya ini semenjak ia tumbuh dewasa.
"Baik, maka ikut ayah ke ruang kerja. Kita akan membahas lebih lanjut tentang penelitianmu beberapa bulan lalu."
"Baik, Ayah."
Setelahnya mereka pergi ke ruang kerja milik tuan Xia.
Lihatlah kesempurnaan itu !!!
Pantas saja langsung di sukai nyonya Xia 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen to You ✔️
FanfictionBertemu dengan orang asing entah dari mana di dalam hutan. Bagaimana Xia Zhiguang menyikapi hal tersebut? Dan siapa sebenarnya orang yang ia temukan itu? Apa alasannya datang ke hutan itu?