Hari ini bertepatan dengan 1 minggu setelah Junjie kembali dalam hidupnya. Zhiguang benar-benar tidak ingin membuang waktunya lagi dan untuk kedua kalinya, ia mengajak Junjie untuk memerkenalkannya pada orang tuanya, tapi kali ini sebagai calon istri.
Walaupun saat ini kedua orang tuanya masih tidak mengingat Junjie tapi Zhiguang yakin orang tuanya tidak akan menolaknya, melihat bagaimana kegigihan ia menolak semua pembahasan mengenai pernikahan yang ibunya selalu katakan dulu.
Seperti biasa, Zhiguang sudah memberitahukan pasal kedatangannya bersama sang kekasih pada orang tuanya. Namun kali ini, ibunya itu tidak menyambut kedatangan di pintu utama mansion kediaman keluarga Xia.
"Bi, ayah sama ibu dimana?" Tanya Zhiguang pada pelayan yang membukakan mereka pintu.
"Tuan dan nyonya Xia sudah menunggu anda di ruang kerja tuan Xia, tuan muda." Jawabnya.
"Baik, kalau begitu saya kesana." Ucap Zhiguang dan setelahnya mengajak Junjie untuk mengikutinya. Junjie pun memberikan anggukan sopan pada pelayan itu sebagai ucapan terima kasih dan di balas dengan anggukan juga darinya.
"Dia pelayan baru di rumahmu?" Tanya Junjie saat mereka dalam perjalanan menuju ruang kerja tuan Xia.
"Ya. Kau masih mengingatnya." Jawab Zhiguang dan memberikan jari jempolnya pada Junjie.
"Tentu saja. Kau pikir sudah berapa kali aku ke sini?" Ucap Junjie bangga. Gemas, Zhiguang pun menghentikan langkahnya sejenak dan mencubit kedua pipi Junjie yang mendapat protesan tak terima tentu saja.
Akhirnya mereka berdua tiba di depan pintu ruang kerja ayah Zhiguang. Zhiguang pun membuka pintu itu.
"Ayah, Ibu, aku datang." Ucap Zhiguang setelah memasuki ruang kerja ayahnya.
Begitu melihat orang yang datang memasuki ruangan itu, tuan dan nyonya Xia terkejut.
"Junjie?! Ya ampun, akhirnya kita bertemu kembali. Rasanya seperti sudah lama sekali." Ucap nyonya Xia. Mereka pun menghampiri para anak mereka yang masih berdiri di depan pintu.
"Ibu mengingat Junjie?" Tanya Zhiguang bingung.
"Tentu saja. Bagaimana bisa ibu melupakan anak manis ini? Junjie, bagaimana kabarmu, nak?" Ucap nyonya Xia pada Zhiguang lalu pada Junjie.
Katakan itu pada seseorang yang memintaku untuk segera menikah dan mempertanyakan siapa Junjie saat aku masih di rumah sakit dulu, benak Zhiguang antara terkejut dan kesal.
Mereka memang tidak mengingat Junjie karena saat itu Junjie benar-benar dalam kondisi yang tidak baik dan dengan bantuan dari kedua raja alam lain itu, tuan dan nyonya Xia semakin tidak mengingatnya untuk menghindari segala hal buruk yang mungkin saja terjadi. Namun begitu mereka melihat Junjie, ingatan mereka seketika kembali seperti tidak pernah melupakannya sekalipun.
"Aku baik-baik saja, Ibu. Bagaimana dengan Ibu dan Ayah?" Ucap Junjie.
"Kami baik-baik saja. Ayo duduk dan berbincang lebih banyak." Ajak tuan Xia.
Setelah bernostalgia, mereka akhirnya mulai membicarakan inti dari pertemuan kali ini. "Jadi, Guang, kamu bilang kamu ingin memerkenalkan calon istrimu. Apakah kamu sudah yakin dengan itu?" Ucap tuan Xia memulai pembahasan.
Zhiguang dan Junjie saling menatap, berpegangan tangan dan menautkan jari-jemari mereka, menguatkan keyakinan masing-masing.
"Aku yakin, Ayah. Aku tidak ingin yang lain selain Junjie." Jawab Zhiguang.
"Baik. Kapan kamu ingin mengadakan acara pernikahan kalian?" Tanya tuan Xia.
"Aku ingin acaranya 1 minggu lagi." Ucap Zhiguang yakin dan Junjie terkejut mendengarnya.
"Bukankah itu terlalu cepat? Kita harus melakukan beberapa persiapan." Ucap Junjie pada Zhiguang.
"Junjie, ada kami. Kami akan membantu persiapan acara kalian. Kalian hanya perlu mengatakan konsep yang akan kalian pakai, fitting baju dan memilih cincin pernikahan kalian. Untuk yang lainnya, biar kami yang handle. 1 minggu cukup untuk melakukannya." Jelas nyonya Xia.
"Tapi ini--"
"Nak Junjie, apakah kamu masih ragu?" Tanya tuan Xia.
"Bukan begitu. Aku hanya gugup." Jawab Junjie. Ia pun menundukkan kepalanya, sedih. Sebenarnya ia juga ingin memerkenalkan Zhiguang pada orang tuanya walaupun mereka sudah tiada dan dirinya sendiri juga tidak tau bagaimana. Apakah manusia bisa menuju ke alam mereka atau tidak itu belum pernah ada yang mencobanya dan dia juga tidak tau apa akibatnya.
Jika makhluk seperti mereka yang pertama kali menuju alam manusia akan kehilangan kendali, apa yang akan terjadi jika sebaliknya? Mungkin bukan sesuatu yang baik.
Melihat calon istrinya yang terlihat bersedih, Zhiguang pun mengeratkan genggaman tangan mereka dan memberikan kata penenang.
"Tidak apa-apa. Tidak perlu begitu gugup, ada aku di sini." Ucapnya lembut.
Baiklah, aku hanya akan berdoa dan mengatakan pada mereka di sini saja.
Setelah cukup meyakinkan dirinya sendiri, Junjie pun menjawab, "Baiklah. Akan kami lakukan 1 minggu lagi."
-----
Selama hampir setiap hari, Zhiguang dan Junjie benar-benar disibukkan dengan persiapan acara pernikahan mereka. Segala diskusi mengenai konsep yang akan mereka pakai mulai dari pakaian, tempat pernikahan, tempat resepsi, dekorasi dan lain-lain berjalan dengan lancar.
Sebenarnya Junjie hanya akan mengusulkan untuk acara pemberkatan karena dia benar-benar tidak begitu mengetahui cara manusia menikah jadi Junjie yang akan menentukan konsep saat pemberkatan mereka sedangkan Zhiguang menentukan konsep untuk acara resepsi mereka.
Akhirnya hari pernikahan mereka akan segera tiba. 1 hari menjelang acara, Zhiguang dan Junjie tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan Junjie yang akan menetap di mansion kediaman keluarga Xia dan Zhiguang kembali ke rumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen to You ✔️
FanfictionBertemu dengan orang asing entah dari mana di dalam hutan. Bagaimana Xia Zhiguang menyikapi hal tersebut? Dan siapa sebenarnya orang yang ia temukan itu? Apa alasannya datang ke hutan itu?