Luke tengah duduk dikantin. Memakan cemilannya sambil menatap kearah para siswa siswi tengah mondar mandir kearah kantin.
Tiba tiba saja seorang anak laki laki duduk didepannya, bukan Levi kok.
"Kucariin kemana aja ternyata disini" ujar anak laki laki itu.
Luke menatap data kearahnya "kau sudah mengerjakan tugas bahasa Indonesia belum Luke??" Tanyanya.
Namun, Luke menggelengkan kepalanya. Teman Luke memukul jidatnya "kau ini selalu saja begitu" ucapnya sudah terlalu sering melihat Luke dihukum karena tidak mengerjakan tugas.
"Lalu bagaimana nanti kau akan dihukum lagi?" Tanyanya.
"Biarkan, sudah biasa" ujarnya.
Teman Luke itu namanya panji. Anak desa yang tampan dan baik.
"Yaudah cepat salin tugasku" ucapnya sambil mengambil bukunya didalam tas.
Namun pergerakannya dihentikan oleh Luke "gaperlu".
"Haishh kau selalu begitu. nanti kau akan dihukum, cepat salin tugasku sebelum bel berbunyi " ucapnya, dia terus mendesak. Dia itu selalu baik sama Luke, selalu menyuruh Luke menyalin tugasnya agar Luke tidak dihukum tapi suruhannya malah ditolak sama Luke.
Luke itu anaknya keras kepala, jadi agak susah. Itulah yang selalu panji katakan.
"Aku suka dihukum".
"Jangan aneh aneh lagi kau ya. Dihukum aja bilang suka, anak aneh" omel panji. Luke ini anaknya dingin tapi aneh. Pikir panji seperti itu.
"Ayo masuk" Luke mengajak panji untuk masuk kedalam kelas, karena bel akan berbunyi.
"Haishhh dasar keras kepala" panji mengikuti arah dimana Luke pergi. Namun, satu hal yang membuat panji mengerutkan keningnya.
"Dia tambah tinggi??"
"Hahhh kamu ini, selalu saja tidak mengerjakan tugas. Apa kamu suka dihukum huh?" Omel pak Joko. Selaku guru b.indo.
Luke mengangguk membenarkan ucapan pak Joko.
Pak Joko mendelik kaget "astaga naga, mau jadi apa kamu nanti kalo udah besar. Masih kecil begini udah suka dihukum" ujar pak Joko.
Luke cuma mendengarkan Omelan pak Joko. Sedangkan panji, menatap iba kearah Luke. Kenapa anak itu selalu tidak mengerjakan tugas dan dihukum ya? Panji tidak tahu alasannya.
"Yasudah. Kamu berdiri didepan sana, sambil mengangkat sebelah kakimu. Dan pegang kedua telingamu. Lakukan itu sampai pelajaran pak Joko selesai"
Luke langsung berdiri tanpa bantah. Berjalan menuju luar kelas dan melakukan apa yang disuruh pak Joko tadi.
Panji ingin sekali menolong Luke, tapi anaknya aja keras kepala. Malah bilangnya suka dihukum. Aneh bukan sih? Menurut panji sih seperti itu.
Luke melakukan hukumannya sekarang. Melamun menatap kearah depan dengan tatapan kosong. Tapi tanpa sengaja kakinya diinjak membuatnya meringis kesakitan.
Dia hampir jatuh kalo enggak kakinya dengan cepat menyeimbangkan badannya.
Luke menatap tajam kearah anak laki laki dengan tatapan datar namun seringai nampak diujung bibirnya.
"Hahh, anak nakal ini ternyata lagi dihukum" sindirnya. Dia melipat kedua tangannya sambil menatap kearah Luke.
"Sudah lama kita tidak bertemu" ucapnya.
Luke merotasi matanya malas "aku saja tidak berharap kita bertemu" ujarnya.
"Tapi takdir berkata lain" ujar Levi.
"Basi".
"Heyyyy anak kecil ini sudah berani mengatai seniornya" ujar Levi.
Luke menurunkan kakinya, dan melepas kedua tangannya dari telinga. Dia berdiri tegap. Menatap tajam kearah anak itu.
Tingginya sudah lebih tinggi. Dia sekarang sudah sehidung anak itu. 4 bulan sebelumnya, tingginya hanya sedagu anak itu. Ternyata berlatih keras dengan lingga cukup membantu.
"Wahhh kau tambah tinggi ya rupanya" ujar Levi, melihat postur adek kelasnya sekarang lebih tinggi.
"Aku akan memunjulimu" ujar Luke.
"Berusahalah" Levi mengacak rambut Luke lalu pergi begitu saja.
Luke menyisir rambutnya dengan tangan kanan dan mengarahkan kebelakang. Dia menatap kemusuhan kearah Levi.
"Aku akan terus berusaha".
Dia pun kembali melakukan hukumannya,karena pelajaran pak Joko belumlah selesai.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
PREMAN • BXB
Teen FictionPreman sekolah tertarik dengan ketua osis Disini diceritakan kalo pemeran dominannya lebih manja dari pada bottom nya