"gw mau nge-gym"
"HAAA?"
"GW MAU BELAJAR NGEGYM BUDEG"
"bentar gw shock berat"
Luke lagi dirumahnya Naomi, temennya waktu SMP dan berakhir kembali menjadi temannya waktu SMA. karena mereka ternyata didaftarkan satu sekolah yang sama. Namun, mereka berada dikelas yang berbeda.
Luke berada dikelas 10 b sedangkan Naomi berada dikelas 10 D. semoga saja bila kelasnya dirooling kembali. mereka berdua bisa satu kelas kayak jaman dulu.
"Lo ngapain mau nge-gym?" tanyanya.
"ya biar badan gw lebih gede"
"pftttt"
Luke menatap Naomi dengan wajah datar.
"ngaku juga ya kalo badan Lo sekecil kurcaci pfttt HAHAHAHHAA".
buggg
Luke emang jiwa jiwa emosian jadi tanpa berfikir panjang dia langsung lempar bantal sofa tepat mengenai kening gadis itu. jadilah kepala Naomi oleng kebelakang.
"gw waktu kecil juga sering nge-gym"
Naomi membelalakkan matanya "yang bener aja lu?" tanyanya.
"iyalah anjing gw kan udah punya ruang gym sendiri" ujarnya dengan wajah sombong.
Naomi menghela nafas panjang sambil merotasi matanya malas "sombong banget asu" umpatnya.
"harus, Lo mau ikut?" tanyanya.
Naomi menggelengkan kepalanya "gak lah gila lu ngajak orang mager begini"
"gw juga orangnya mageran tapi kalo olahraga wajib ga boleh mager" ujar Luke.
Naomi tersenyum kecut "gaya Lo doang bilang kek gitu, ternyata Lo cuma olahraga sekali doang. Bulshit" ejeknya.
"cihhh"
"kan kan"
"emang elu gapernah olahraga"
"sekate Kate Lo ya. gw olahraga lari pagi noh ditaman"
"oke besok kita lari pagi ketaman. gw susul Lo kalo belum bangun Lo harus traktir gw roti bakar" ujar Luke sangat bersemangat.
"oke deal" ujar Naomi tak kalah semangatnya. dia harus memasang alarm dijam lebih pagi lagi.
"jam 4 gw kesini"
Naomi melototkan matanya "bangke kenapa jam 4 asu"
Luke tersenyum mengejek "bilang aja lu ga bisa bangun jam segitu"
Naomi tersenyum kecut "okeee siapa takut. gw bakal bangun jam 3 pagi"
"oke deal, gw cabut dulu bay. tunggu besok gw Dateng pagi pagi"
.....
diperjalanan yang cukup sepi. iya, Luke itu tadi jalan kaki. soalnya kan cuma beda RT doang ngapain pakek montor segala. irit bensin bolo.
apalagi jam udah nunjukin 21:35 PM juga kan. ini juga jalan kampung jadi sangat sepi karena penduduk udah pada tidur nyenyak. lagi mode ngitung domba.
Luke menutup kepalanya dengan tudung Hoodie. memasukkan kedua tangannya kedalam saku Hoodie agar tidak kedinginan. hawa dingin membuatnya menggigil.
"akhhhh shhh"
Luke menghentikan langkahnya. dia tidak salah dengarkan. kok kayak ada orang lagi nahan sakit.
"suara siapa itu?" lirihnya. dia mencoba kembali mendengarkan siapa tau dia salah denger soalnya kan ini sepi apalagi hawanya sangat mencekam jadi jiwa milik Luke agak gemetar.
"shhhh" desisan cukup keras itu membuat Luke celingak celinguk. mencari orang yang kesakitan itu.
dia tak sengaja melihat gang gelap dan sempit. gang itu biasa digunakan Luke kalo dia berangkat menuju halte. karena gang itu cuma salah satu jalan pintas yang cepat menuju halte. apalagi gang itu cuma muat buat pejalan kaki sama pesepeda.
ketika langkah kakinya semakin mendekati gang kecil itu. suara desisan tadi cukup keras karena si pelaku membunyikannya ketika Luke hampir dekat dengan gangnya.
Luke semakin percaya kalo suara itu berasal dari gang kecil ini. ketika dia semakin mendekat.
dia melihat seorang pemuda tengah menunduk sambil memegang perutnya. dia mendesis seperti menahan kesakitan.
Luke berlari dan menghampiri pemuda itu "heyyy" panggilnya agar sipemuda itu mendongakkan kepalanya.
seperti ekspetasi Luke setelah dia memanggil pemuda itu. tanpa berfikir panjang pemuda itu mendongakkan kepalanya. namun, ketika pemuda itu memperlihatkan wajah nya. Luke langsung merubah wajahnya yang awalnya panik menjadi sedikit dingin dan kaget sekaligus.
"l-luke tolongin gw shhh ini sakit" keluhnya. Levi, iya itu Levi. dengan wajah penuh lebam. darah mengalir dibibirnya sampai dagu itu sudah cukup mengering. hidungnya yang mimisan. mata berkaca kaca menahan sakit. memegang perutnya yang sepertinya lebih parah.
"g-gw telponin ambulance dulu"
Levi kembali menundukkan kepalanya guna terus bisa menahan sakit.
Luke menelpon ambulance dan akhirnya bisa mendapatkan jawaban. ambulance akan segera datang dan setelah itu Luke mematikan teleponnya.
"Lo kenapa bisa ada disini?"
"gw diculik"
"kenapa bisa lebam?"
"k-karena penculiknya mau bunuh gw d-di sini tadi" ujarnya namun wajahnya masih menunduk.
Luke jadi merasa iba dengan pemuda malang ini "tahan dulu"
Levi mengangkat wajahnya "sakit" air mata membasahi pipinya.
Luke jadi merasa kasian dengan Levi. kenapa dia sekejam itu ya waktu dirooftop. dia kan waktu itu lagi badmood dan lagi marah banget.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
PREMAN • BXB
Teen FictionPreman sekolah tertarik dengan ketua osis Disini diceritakan kalo pemeran dominannya lebih manja dari pada bottom nya