Levi sekarang tengah dirumah sendirian. setelah diberi tau kalo kedua orang tuanya tidak akan pulang untuk malam ini.
tadinya dia ditelpon sama pembantunya untuk menemani Luke dirumah, itu juga suruhan Eric.
tapi Luke yang keras kepala, menolak dengan lembut walaupun pembantunya terus mendesak karena khawatir. yakali anak sekecil ini disuruh sendirian dirumah gedong.
Luke itu tipe anak pemberani. tidak pernah ovt tentang syaiton.
Luke tengah mengerjakan tugasnya diatas meja belajar. sedikit mengantuk karena jam sudah cukup larut juga. kan ini juga sudah waktunya Luke tidur. jam tidur Luke saja terlewat.
drtttt drtttt
Luke terkejut setelah dia hampir tertidur diatas meja belajarnya. mengambil hpnya yang berdering. dia mengecek siapa yang menelponnya malam malam.
namun, yang ia dapatkan malah nomer asing yang menelponnya. bukannya takut akan terjadi apa apa. Luke sianak pemberani menjawab teleponnya.
"hallo, siapa ya?"
tanyanya dengan sopan santun. siapa tau yang menelpon orang tua. kan ga lucu nanti dikira dia gapernah diajarin sopan santun sama kedua orangtuanya.
"kau kenapa malam malam begini belum tidur?"
Luke mengerutkan keningnya. siapa ini? kenapa orang asing ini menanyai dia belum tidur. tapi menurutnya suara ini cukup tidak asing di pendengarannya.
"kau siapa?"
"aku Levi yang tampan dan bijaksana"
ohhh, Luke tau Luke tau. pantas saja suaranya seperti tidak asing. dia merotasi matanya malas. sungguh terlalu pede untuk seukuran upil semut.
"oh"
Tut
tanpa basa basi, tanpa banyak bicara, tanpa banyak berfikir panjang. Luke langsung memutuskan teleponnya secara sepihak. tidak peduli dengan Levi lagi menarik nafasnya buat ngomong tapi sudah terputus sambungannya.
Luke berfikir, darimana Levi tau nomer teleponnya? siapa yang memberi tau?.
Luke gamau mikir anak itu melulu. ga penting. jadi dia langsung menutup bukunya dan turun dari bangku untuk pergi tidur. besok sekolah dan anak seusianya itu tidak baik bila tidur terlalu larut. walaupun beralasan untuk belajar pun juga tidak baik untuk kesehatan.
orang tua mana yang membiarkan sang anak belajar sampai jam dua belas malam. mungkin itu hal gila yang menyebabkan anaknya akan frustasi berat.
.....
keesokan harinya. Luke sianak rajin ini sudah siap dengan seragam sekolahnya. anak ini sudah menyangking tasnya untuk pergi sarapan bersama kedua orangtuanya. entahlah, kedua orang tuanya sudah pulang atau belum itu Luke tak memikirkannya.
yang dia pikirkan sekarang adalah, makan dan langsung berangkat sekolah agar tidak terlambat.
dia ini tipikal anak yang terlalu rajin.
"selamat pagi bi" sapanya ketika dia turun dari tangga sudah melihat pembantunya menata piring.
sedangkan dia tidak melihat kedua orang tuanya. ahh, mungkin belum pulang. tidak mungkinkan mereka pulang pagi pagi buta begini.
"selamat pagi juga, ayo segera dimakan ya"
06:00 AM
itulah jam yang sekarang tengah berjalan lebih satu menit.
Luke duduk dengan sendirinya diatas kursi. dia memakan sarapannya sendiri. tanpa ada suara sedikitpun dari mulut kecil Luke. anak itu makan dengan tenang. hanya suara sendok yang bertabrakan saja dan itu membuat ruang makan sangat hening....
setelah Luke sudah selesai makan dan sudah memakai sepatu kecilnya. dia meminta ijin kepada sang pembantu dan langsung berlari keluar dan sudah dilihatnya supir pribadi yang mungkin saja sudah disiapkan oleh lingga.
"huh, uncle juana?"
ternyata itu Juana. kakak dari Eric. dan pamannya Luke.
Juana tersenyum kearah Luke. Luke nampak mengembangkan senyumannya setelah sekian lama sudah tidak bertemu dengan Juana.
"UNCLE JUANA"
happpp
Juana menerima badan kecil Luke untuk digendongnya.
"hayy, apa kabar hmm? ternyata kamu sudah besar ya" ujar Juana. jujur saja, dia juga rindu dengan sikecil menggemaskan ini. tapi Luke kalo dipanggil menggemaskan selalu saja tidak mau. oiya selama beberapa bulan ini Juana sering menelpon Luke seperti video call.
"uncle, Luke sangat rindu sama uncle juana" ucapnya sambil menatap wajah tampan Juana.
"uncle juga, yasudah ayo berangkat sebelum kamu yang terlambat " ujar Juana. dia membukakan pintu mobil dan menaruh sikecil diatas kursi.
menutup pintunya dan berlari kecil untuk segera mengendarai mobilnya.
--
"uncle mau kerja?" tanyanya.
Juana tersenyum kearah Luke "iya dong. kalo ga kerja uncle nanti ga dapat uang" Luke mengangguk.
...
"makasih ya uncle, Luke masuk dulu" ucapnya sambil melambaikan tangannya.
"belajar yang rajin ya jangan banyak tidur"
"ay ay kapten "
Juana terkekeh dan langsung menutup jendela mobil. Juana melajukan mobilnya da setelahnya barulah Luke berjalan hendak pergi kekelasnya.
namun, keningnya menatap sesuatu membuatnya meringis kesakitan. "shhhhh"
keningnya menubruk hidung seseorang membuatnya sedikit menatap anak kecil berdiri didepannya.
"kenapa tadi malam teleponnya dimatikan?" tanyanya.
Luke masih mengelus keningnya. namun, berbeda dengan matanya sudah memutar malas.
"ga penting, lagian nelpon malem malem"
Levi menghela nafas panjang "kau juga ngapain malem malem masih bangun"
"terserah akulah" dia hendak pergi namun lengannya ditahan oleh Levi.
"apa" tolehnya ketika dia ditahan sama Levi.
"ck, tunggu lah" Levi menggandeng tangan Luke. namun, Luke malah menghempaskan tangan Levi. dan berjalan pergi yang dimana membuat Levi mengerucut kesal.
Levi berlari kecil untuk mengejar langkah kecil Luke.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
PREMAN • BXB
Teen FictionPreman sekolah tertarik dengan ketua osis Disini diceritakan kalo pemeran dominannya lebih manja dari pada bottom nya