Rasa sakit yang begitu luas biasa terasa di sekujur tubuhnya, terutama pada bagian bawahnya itu.
Kedua matanya mulai terbuka dikarenakan dirinya terusik dengan sebuah belaian lembut dari rambutnya. Dirinya menoleh dengan sangat pelan saat dirasakan seluruh anggota tubuhnya terlalu sakit untuk digerakkan.
"Good morning, honey."
"A-Akhh..."
Tubuhnya terasa remuk hingga dirinya sangat sulit untuk mengubah posisinya menjadi duduk.
"S-Sakit..." lirih Aline dan kembali terjatuh saat dirinya berusaha untuk bangkit.
Edgar beralih mengelus-elus pipi Aline lembut. "Masih sakit? Maaf, sayang."
Aline mengerutkan keningnya karena bingung, bingung dengan apa yang dimaksud oleh Edgar.
"K-Kenapa tubuh gue sakit?" tanya Aline heran.
"Lo nggak akan mengingat apa yang terjadi kemarin malam," ucapan Edgar membuat Aline semakin bingung.
"Apa yang terjadi? Lo harus bilang!"
Edgar tertawa pelan, mengingat kembali pergulatan panas yang mereka lakukan kemarin malam. Begitu nikmat hingga membuatnya hampir gila akan kenikmatan itu.
"Edgar! Gue nanya, apa yang terjadi?!" tanya Aline emosi.
Aline mulai panik saat Edgar tidak menjawab apapun, Edgar hanya tersenyum sembari menatapi tubuhnya dari atas sampai bawah yang terbalut dengan selimut.
"J-Jangan bilang..." perasaan Aline mulai hampa saat dirinya menyadari sesuatu.
Edgar kembali tertawa, dan hal itu membuat Aline semakin was-was. Aline berusaha keras untuk berpikiran positif, namun situasi saat ini tidak dapat membantunya untuk berpikir secara positif.
"Gue mau lo untuk mendesah lagi seperti kemarin malam," pinta Edgar sembari menatap kedua mata Aline dengan tatapan penuh cintanya.
"Gar..."
Aline menatap kedua mata Edgar dengan tatapan kosongnya, rasanya begitu hampa sekarang. Aline yakin kalau Edgar telah memperkosanya, Aline sangat yakin!
Lelaki itu beralih mengelus-elus pipi Aline dengan sentuhan lembutnya. "Desahan lo terdengar... ahh..." Edgar tersenyum lebar, mengingat kembali banyaknya desahan yang Aline keluarkan dari mulut mungilnya. "Begitu nikmat di telinga gue."
"Edgar, tolong yakinin gue kalau gue masih per-"
"Sayangnya lo udah nggak perawan, sayang."
Aline terdiam, kedua matanya mulai berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hancur saat mendengar ucapan Edgar, ucapan yang membuatnya hancur sehancur-hancurnya.
"Gue kotor?"
Edgar mengangguk kemudian beralih menghapus air mata Aline yang baru saja keluar dari pelupuk matanya.
"Bajingan!"
Edgar mendekatkan wajahnya kemudian bertanya. "Kenapa, bajingan?"
"Lo! Lo bajingan, sialan!"
Edgar terkekeh pelan. "Kenapa gue?"
Aline terdiam karena bingung ingin menjawab apa. Pada intinya Aline benar-benar kecewa kepada Edgar saat ini, Edgar telah menghancurkan hidupnya sekaligus merebut kehidupannya secara paksa.
"Lo pernah meminta satu hal ke gue," ujar Edgar kemudian tersenyum manis kepada Aline.
Aline jijik melihat senyuman itu, senyuman mematikan yang tersamarkan dengan senyuman manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OBSESSED EX
RomanceObsesi itu mengerikan. Diawasi, dikekang, dan dicintai dengan berlebihan merupakan sebuah penyiksaan di dunia nyata. Segala hal yang dilakukannya untuk terbebas dari jeratan obsesi seorang lelaki gila nyatanya tidak mempan, bahkan merayunya sekalipu...