OBSESSED EX 14

14.1K 613 120
                                    

Saraf tubuhnya terasa aktif kembali, darahnya terasa mengalir dengan lancar, bersama dengan tulang-tulangnya yang terasa bersatu kembali untuk hidup.

Aline. Gadis itu tersenyum dalam diam mendapati tubuhnya yang dapat digerakkan kembali. Itu artinya cairan pelumpuh itu sudah tidak bekerja lagi untuk melumpuhkan sarafnya.

Sekeras mungkin ia berusaha menunda kebahagiaannya itu di hadapan Edgar, lelaki gila yang terobsesi padanya. Aline tidak mau Edgar tau kalau sarafnya sudah pulih, karena ia tidak mau Edgar memasukkan kembali cairan pelumpuh itu kedalam tubuhnya lagi.

Kedua manik mata indahnya beralih memperhatikan lelaki yang tengah memasak mie instan di dapur, yang tak lain adalah Edgar. Lelaki itu sedang memasak mie karena malam ini hujan turun dan pastinya mereka membutuhkan makanan yang hangat seperti mie instan.

Melihat Edgar yang sedang menyajikan mie instan kedalam mangkuk dengan posisi tubuh yang membelakanginya membuat Aline tersenyum.

Aline mencoba untuk menggerakkan kedua tangannya dengan gerakan yang sangat pelan dan hati-hati, berjaga-jaga jikalau Edgar menyadari pergerakannya dari arah belakang.

Edgar masih sibuk menyajikan mienya, membuat Aline mempunyai sedikit kesempatan untuk menggerakkan satu kakinya dengan perlahan.

"Aline," panggil Edgar tanpa membalikkan tubuhnya.

Cepat-cepat Aline mengubah posisi tangan dan kakinya ke posisi semula. "Apa?" sahut Aline.

"Lo udah bisa gerak?" tanya Edgar sembari membalikkan tubuhnya dan menatap Aline yang sedang duduk diatas kursi di meja makan.

Sontak Aline terkejut. "Nggak bisa, saraf gue masih mati rasa."

Edgar mengangkat satu alisnya. "Beneran?"

"Iya."

Edgar mengangguk kemudian mengambil dua mangkuk berisikan mie instan dan melangkahkan kakinya menghampiri meja makan.

Edgar meletakkan satu mangkuk berisikan mie instan ditangannya itu tepat di depan Aline. "Makan, sendiri."

Aline merasa was-was setelah mendengar ucapan itu. Edgar meletakkan mangkuk berisi mie instan miliknya di meja lalu duduk berhadapan dengan Aline.

"Lo punya tangan kan?" tanya Edgar dingin.

"Saraf gue mati rasa, gar!"

Brak!

"Tunjukkin ke gue kalau saraf lo udah aktif!"

"Tapi gue lumpuh gar! GUE LUMPUH!!" bentak Aline berusaha meyakinkan Edgar.

Edgar beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya ke arah Aline hingga jarak diantara mereka hanya tersisa satu meter.

Tangan besar Edgar terangkat guna mencekram kuat dagu Aline guna mengarahkan wajah cantik itu pada wajahnya.

"GERAKKIN TANGAN LO, ALINE!!" bentak Edgar begitu keras.

"GUE NGGAK BISA GERAK, BAJIGANN!!" balas Aline tak kalah menyentak.

Aline mulai membendung air matanya saat cekraman itu perlahan berubah menjadi cakaran yang teramat menyakitkan hingga dagunya mengeluarkan darah.

"Cukup gerakkin tangan lo apa susahnya si?!" sentak Edgar dengan tatapan penuh emosinya.

"Gue udah bilang! GUE LUMPUH, SIALAN!!"

Aline berusaha mati-matian untuk meyakinkan Edgar bahwa dirinya lumpuh, tetapi Edgar tidak mempercayainya dan malah melukainya lagi.

"AKHH!!" jerit Aline saat kuku-kuku Edgar berpindah mencakar lehernya.

"GUE CUMA MAU LIAT LO GERAK, SIALAN!!" bentaknya lagi, kali ini dengan bentakan yang sangat keras hingga suaranya menyaring keseluruhan ruangan.

THE OBSESSED EX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang