OBSESSED EX 30

5K 375 32
                                    

Waktu terus berjalan. Detik demi detik, menit demi menit, begitupun dengan jam yang ikut silih berganti, hingga tak terasa waktu sudah memasuki malam. Semilir angin bertiup menyalurkan udara dingin di malam yang hampa, sunyi, dan kosong, bersamaan dengan rintikan hujan yang turun dan menimbulkan bunyi kebisingan.

Halaman rumah yang tadinya kering perlahan mulai basah dengan adanya tetesan demi tetesan air yang turun membasahinya, juga dedaunan dan tumbuhan lainnya yang ikut basah karenanya.

Jika cuacanya di pandang dari luar ruangan, itu terlihat gelap dan menakutkan. Dan namun cuacanya di pandang di dalam ruangan, itu terlihat biasa saja bahkan terasa tenang jika di dengar.

Kedua manik matanya terus memandangi tetesan demi tetesan air hujan yang menenangkan itu melalui kaca jendela. Satu tangannya menangkup sebelah pipi, dan bibirnya berkedut sesaat begitu melihat sebuah mobil yang baru saja masuk kedalam halaman rumah.

Mobil hitam itu... mobil yang tidak lain adalah milik seorang Edgar Biantara Dnmian. Sepertinya Edgar terlambat pulang karena urusannya, entah urusan apa itu yang pasti Aline tidak mau ikut campur.

Aline meletakkan tangannya ke posisi semula, yaitu di atas pahanya. Kemudian ia menoleh ke arah pintu yang berada didalam kamarnya itu dan memperhatikannya dengan tatapan menunggu, seolah menunggu kehadiran lelaki itu di baliknya.

Hingga beberapa saat kemudian Aline baru mengingat kalau sesuatu yang ia sembunyikan dari Edgar itu ia sembunyikan entah dimana, padahal ia menyimpannya saat siang menjelang sore tadi, tapi mengapa dirinya bisa lupa? Ah, sial.

Cepat-cepat Aline beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan kesana kemari dan mengacak-acak benda yang menjadi objeknya untuk menemukan keberadaan sesuatu miliknya, dan tentunya sesuatu yang sangat membantunya itu sangat ia sembunyikan dari Edgar selama berminggu-minggu belakangan ini.

"Gue simpan dimana sih? Kok bisa lupa gini?!" panik Aline dan terus mengacak-acak benda-benda disekitarnya hanya untuk menemukan sesuatu yang sangat berharga baginya.

Langkahan kaki terdengar dari luar ruangan kamar, dan Aline yakin bahwa itu adalah Edgar.

Aline panik dan meringis, seolah tidak mau jika sesuatu yang berharga miliknya itu tidak ia temukan dan berujung ditemukan oleh Edgar. Aline tidak mau itu terjadi...

"Dimana... Dimana gue terakhir simpannya? ..."

Ceklek!

Aline terdiam membeku begitu mendengar suara pintu yang baru saja dibuka. Tepat dibelakangnya, pintu itu terbuka. Hingga Aline semakin panik dan meringis kalau saja Edgar sampai tau sesuatu yang ia sembunyikan selama ini atau bahkan sampai menemukannya.

Kedua iris matanya yang tajam mulai memperhatikan kondisi kamar Aline yang berantakan, lalu tatapannya berhenti tepat pada Aline yang nampak aneh karena hanya berdiri tanpa membalikkan tubuhnya untuk menyambut kedatangannya.

"Sayang?" panggil Edgar.

"Y-Ya?" sahut Aline gugup.

Edgar berjalan memasuki kamar dan menghampiri Aline yang masih berdiri diam di posisinya itu. "Kamu cari apa sampai kamarnya berantakan?"

Perlahan Aline membalikkan tubuhnya kemudian tersenyum kikuk sat Edgar menatapnya serius. "Aku nyari kalung yang kamu kasih ke aku waktu itu."

Edgar mendekatkan wajahnya kemudian menatap seluuh inci wajah cantik Aline dengan tatapan mengintimidasinya. "Cari kalung, atau yang lain?"

"K-Kalung, b-beneran."

"Kalau kamu sampai nyembunyiin sesuatu dari aku, dan sesuatu itu berharga buat kamu... maka siap-siap kena pelanggaran."

THE OBSESSED EX Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang