Decakan kesal yang berasal dari mulut seorang gadis cantik pembuat onar terdengar, bersamaan dengan wajah penuh kekesalannya saat dirinya ditangkap oleh seorang dosen yang berhasil memergokinya di pintu gerbang bagian belakang gedung kampus saat dirinya hendak bolos.
"Apa kamu tidak bosan masuk kedalam ruangan ini untuk yang kesekian kalinya?" tanya dosen tersebut dengan nada kesalnya.
Gadis itu duduk di kursi yang terletak berhadapan dengan dosen tersebut. "Saya tidak mau masuk ke ruangan ini lagi, tapi anda terus memergoki saya!"
"Itulah gunanya seorang dosen, Aline."
Gadis bernama Aline itu menghela nafasnya berat, seolah tidak terima dengan perkataan dosen tersebut.
Ceklek!
Pintu ruangan tersebut terbuka hingga menampilkan seorang guru lelaki berpakaian lusuh, dan bisa ditebak bahwa lelaki itu sama-sama nakal sepertinya.
Dosen yang duduk berhadapan dengan Aline menghela nafasnya berat saat melihat lelaki itu dan berujar. "Kamu lagi kamu lagi."
Lelaki itu duduk bersampingan dengan Aline karena hanya tersisa satu kursi disana. Aline menoleh ke arah lelaki itu, kedua bola matanya mendadak melebar—merasa kagum saat melihat wajah lelaki yang begitu tampan dan mempesona di sampingnya ini.
"Kalian selalu membuat onar karena telah membuat mahasiswa dan mahasiswi lain terganggu!"
"Kalau kalian terus membuat masalah dan sering membolos, maka kalian berdua akan di D.O. Dan jika kalian berkenan, gugurkan diri saja dari kampus ini karena kalian tidak bisa berperilaku layaknya seorang mahasiswa dan mahasiswi."
Lelaki itu fokus mendengarkan ucapan dosen tersebut, dan Aline memokuskan pandangannya pada lelaki tampan yang duduk di sampingnya ini.
"Sudah saya peringati, jangan membuat masalah!" tegur dosen tersebut kepada mereka berdua dengan nada kesalnya.
Brak!!
"Aline! Kamu mendengar ucapan saya?!" tanya dosen tersebut dengan nada menyentak.
Aline tersentak kaget dan refleks mengalihkan pandangannya pada guru tersebut. "Iya,"
"Coba ulangi perkataan saya tadi," tekan dosen tersebut kesal.
Aline terdiam karena tidak mengingat ucapan yang baru saja dosen itu lontarkan. Dan melihat Aline yang terdiam membuat lelaki itu menoleh ke arahnya, namun selang beberapa detik lelaki itu kembali mengarahkan pandangannya pada dosen tersebut.
"Saya tidak ingin membuang-buang waktu disini. Lebih baik saya pulang dan mengurus semua urusan saya," sela lelaki tersebut dengan nada bicara beratnya.
"Kamu hanya seorang anak bermasalah, jadi jangan mengurus urusanmu yang tidak penting itu!" sentak dosen tersebut kepada lelaki itu.
Lelaki itu beranjak bangkit dari posisi duduknya dan melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan yang masih dalam keadaan terbuka tanpa mengatakan apapun.
Melihat kepergian lelaki itu tentunya membuat Aline tidak terima. Aline juga ingin pergi dengan alasan tidak jelas seperti itu, maka dari itu Aline ikut beranjak dari tempat duduknya.
"Saya juga ada urusan."
Dan setelah mengatakan itu, Aline pun berlari pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Kurang ajar!"
Disisi lain terdapat seorang lelaki yang tengah berjalan di koridor dengan menahan beban ringan di sebelah pundaknya, dan yang tak lain adalah ranselnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OBSESSED EX
RomanceObsesi itu mengerikan. Diawasi, dikekang, dan dicintai dengan berlebihan merupakan sebuah penyiksaan di dunia nyata. Segala hal yang dilakukannya untuk terbebas dari jeratan obsesi seorang lelaki gila nyatanya tidak mempan, bahkan merayunya sekalipu...