The Future of Us
Now
Dibawah langit malam yang gelap, hanya ada sinar bulan yang terlihat, hawa dingin juga begitu menusuk kulit. Tenangnya air Sungai Han menjadi saksi tragisnya kematian Seo Ji Eun malam ini.
Sekarang waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11 malam dan evakuasi mobil serta jasad Seo Ji Eun masih dilakukan. Evakuasi yang sulit karena gelap dan dalamnya air sungai serta cuaca dingin membuat evakuasi sedikit alot, terhitung sudah hampir 2 jam berlansung dan petugas baru berhasil mengangkat tubuh Seo Ji Eun.
Selama itu juga Soohyun berdiri kaku mengawasi setiap tindakan evakuasi yang dilakukan. Disamping lelaki itu juga ada Jiwon yang setia mendampingi dan juga Dohyun dan Dongyeon, sebagai pengawal pribadi mereka.
Mereka semua diam tanpa berani membuka suara, Jiwon diam-diam memperhatikan ekspresi Soohyun yang tampak beku diantara gelapnya malam.
Jiwon pasti yakin lelaki disampingnya ini pasti sangat terkejut dengan terjadinya hal ini. Dia sangat tahu bagaimana cintanya Soohyun pada Seo Ji Eun ini. Hati Soohyun sekarang sedang hancur-hancurnya melihat sang kekasih mati secara tragis.
Dengan gerakan ragu dan pandangan yang tak lepas dari wajah Soohyun, Jiwon pelan-pelan meraih tangan lelaki itu. Mencoba menggengam tangan Soohyun dan berharap hal itu bisa memberikan ketenangan pada Soohyun.
Lelaki itu terkejut lalu balik menatap Jiwon dengan pandangan yang tak terbaca. Melihat tatapan dalam Soohyun, Jiwon sedikit salah tingkah, takut lelaki itu marah. Perlahan ingin menarik tangannya lagi, tapi Soohyun tiba-tiba malah menggenggam erat balik tangan Jiwon.
Jelas tindakan itu cukup mengejutkan.
Soohyun tersenyum tipis lalu kembali memandang kedepan, tangannya begitu erat menggengam tangan Jiwon. Sesaat kemudian jasad Ji Eun berhasil dibawa kedaratan, pandangan mereka tak luput satu detikpun sampai tubuh tanpa nyawa itu masuk ke dalam ambulan.
Tangisan histeris dari tadi memekakan telinga yang berasal tak jauh dari tempat mereka berdiri. Ibu dari Seo Ji Eun meraung-raung penuh sesal menangisi anaknya yang kini sudah tak bernyawa. Disamping ibu itu ada juga Seo Yeaji yang juga menangis pilu, menangisi sang adik yang mati dengan tragis.
"Aku turut berduka." ucap Jiwon pelan. Mendengar itu Soohyun hanya mengangguk lesu, raut wajah lelaki itu penuh kesedihan dan juga pilu.
"Kematian memang hal yang tidak bisa kita tebak, ini adalah takdir yang menyakitkan. Aku harap kau bisa merelakannya." ucap Jiwon kembali.
"Aku akan berusaha." jawab Soohyun yang masih terpaku ke depan, memandang sibuknya orang-orang yang sibuk dengan mayat sang kekasih. Suara sirine ambulan menandakan bahwa tubuh tanpa jiwa Ji Eun sudah dibawa pergi.
"Dia wanita baik, aku yakin dia pasti akan ke surga." ucap Jiwon asal, sebenarnya dia tidak tulus. Kemanapun Ji Eun pergi, dia masa bodoh, yang jelas parasit itu sudah musnah. Kata-kata manis yang keluar dari mulutnya murni hanya untuk menenangkan Soohyun dari kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Future of Us (King & Queen) (End)
Romantik[end] "Aku rela menjadi gila demi membuatmu bahagia." - Queen "Dan aku rela buta demi menyembuhkanmu" - King Loving you is killing me. This story inspired by K-Drama Queen of Tears & The King : Eternal Monarach A story by Savannazie