The Future of Us
🕊🕊🕊
Keheningan malam menyapa, lorong kosong nan gelap kini memancarkan suasana yang berbeda. Setiap sudut besar dalam kediaman ini menyimpan ribuan cerita, menjadi saksi setiap sesal dan sakit akan peristiwa yang pernah ada.
Lee Soohyun, lelaki itu kini berada diruang kerjanya, memandang kosong ke luar jendela, menampakkan taman terlarang dibawahnya. Taman penuh luka dan cerita, memelihara obat juga sekaligus racun bagi yang menyentuhnya. Ditangan lelaki itu ada selembar kertas yang memperlihatkan sebuah foto abstarak abu-abu.
Foto USG Seo Yeaji 6 tahun lalu, foto janin yang diakui wanita itu sebagai anak Soohyun. Lelaki otu masih menyimpan benda ini sampai sekarang, sebagai bukti nyata keegoisannya. Keegoisan yang mengorbankan darah dagingnya, anak pertama yang dimana jika anak itu sah maka akan menjadi putra mahkota, pewarisnya.
Soohyun mengehela nafas berat, sudah enam bulan berlalu sejak pertengkaran dirinya dan Jiwon waktu itu namun belum juga ada kemajuan. Setelah hari itu mereka memutuskan untuk mencoba program bayi tabung, dan terhitung sampai hari ini belum menunjukkan hasil sama sekali.
Sudah puluhan jarum suntik dan obat yang dipaksa masuk kedalam tubuh Jiwon, menyiksa wanita itu secara perlahan namun semuanya nihil. Hal itu menimbulkan rasa bersalah yang begitu dalam bagi Soohyun.
Sekali lagi lelaki itu memandang foto usang yang telah pudar itu dengan tangan bergetar. Apakah semua ini adalah sumpah dari Seo Yeaji? Atau semua ini adalah doa dari anak yang telah dia buang sia-sia ini? Rasa bersalah menyeruak memenuhi relung dadanya.
Karma kini menghantam Soohyun, mengejek lelaki itu dan menghimpit dadanya. "Maafkan aku." ucapnya sesak menahan tangis. Dosanya dimasa lalu kini dibayar tuhan secara kontan dengan cara yang begitu menyakitkan, menyiksa istrinya dan merenggangkan hubungan mereka.
Jiwon, wanita itu tak punya salah apa-apa tapi malah menjadi korban paling menyedihkan atas dosanya.
Soohyun mengusap air matanya, lalu kembali menyimpan rapat-rapat foto usang itu didalam laci meja kerjanya. Diliriknya jam kini telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Soohyun tak ingin berlarut dengan pikirannya sendiri, ada Jiwon yang menunggunya sendirian kini.
Lelaki itu kemudian keluar dari ruangannya dan pergi ke kamarnya dan Jiwon.
Soohyun membuka pintu dengan perlahan, dilihatnya Jiwon telah tertidur meringkuk didalam selimut, wajah wanita itu sayu dan pucat. Menyandang beban berat sebagai pendampingnya dan membantunya dalam segala hal, lalu sekarang ditambah ditekan untuk melahirkan pewarisnya segera, Soohyun sadar Jiwon lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Future of Us (King & Queen) (End)
Romansa[end] "Aku rela menjadi gila demi membuatmu bahagia." - Queen "Dan aku rela buta demi menyembuhkanmu" - King Loving you is killing me. This story inspired by K-Drama Queen of Tears & The King : Eternal Monarach A story by Savannazie