The Future of Us
🕊🕊🕊
Setelah pertegkaran hebat dengan Jiwon yang terjadi beberapa saat lalu, kini Soohyun berdiam diri di kamar mandi yang berada diruang kerjanya. Menatap penampilan diri yang kacau didepan cermin wastafel dihadapannya.
Soohyun mengusap kasar bekas air mata yang sempat ia buang sia-sia, menangisi pengkhianatan sang istri yang egois dan tak ingin kalah.
Istrinya itu tidak ingin salah, dan makin menantangnya, jelas hal itu makin menginjak harga diri Soohyun. Tapi ada satu hal yang membuat Soohyun sedikit lega, setidaknya Jiwon belum terkena efek apa-apa sebagai akibat dari keluar masuk dunia sana, Jiwon masih baik-baik saja.
Namun tentu sakit hati masih begitu merajalela dibenaknya, Soohyun merasa begitu terluka atas semua ini. Sejenak lelaki itu memandang cincin pernikahan yang masih terpasang indah di jari manisnya. Cincin yang kini telah ternoda kesakralannya, hanya karena sebuah keeogisan semata.
Tak pernah terlintas dibenaknya bahwa Jiwon mampu berkhianat, melihat betapa dalam wanita itu mencintainya. Tapi sekarang dia ternyata berhasil dikelabui, dikhianati dan ditipu habis-habisan oleh sang istri.
Tangan Soohyun mengepal kuat saat bayangan tubuh telanjang sang istri beradu mesra dengan tubuh asing lelaki brengsek yang menyerupai dirinya. Pandangan Soohyun nyalang menatap wajahnya didepan cermin, wajah yang sama yang meniduri istrinya tapi itu bukanlah dirinya.
"Brengsek!" teriak Soohyun marah tanpa mampu lagi menahan emosi dan menghantam cermin didepannya dengan tinju kirinya. Tangan lelaki itu kini bergetar hebat dan berlumur darah dengan pecahan kaca yang menusuk buku-buku jarinya.
Wajah Soohyun memerah menatap kosong kearah potongan ujung cermin yang masih tertinggal, matanya penuh amarah dan setetes air mata penuh luka lagi-lagi jatuh tanpa diminta.
"Sebrengsek apapun aku, aku bukanlah seorang pengkhianat." geramnya penuh emosi. Harga dirinya belum pernah diinjak serendah ini sebelumnya, marah dan kecewa menggelapkan hatinya.
Kemudian ketukan kuat dari arah pintu mengacaukan lamunanya, dengan kasar lelaki itu mengusap air matanya dengan tangan kanannya yang tidak terluka. Mengambil handuk yang tak jauh dari sana untuk membalut lukanya, lalu keluar untuk membuka pintu.
Saat pintu telah Soohyun buka, muncul Dongyeon yang menunduk hormat. "Tuan memanggilku?" tanya Donyeon, lalu pengawal itu beralih menatap tangan Soohyun yang berbalut handuk putih yang telah memerah.
"Yang Mulia, anda terluka?" tanya Dongyeon panik dan ingin pergi memanggil dokter, namun langkah lelaki itu dicekal oleh genggaman tangan Soohyun dilengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Future of Us (King & Queen) (End)
Romance[end] "Aku rela menjadi gila demi membuatmu bahagia." - Queen "Dan aku rela buta demi menyembuhkanmu" - King Loving you is killing me. This story inspired by K-Drama Queen of Tears & The King : Eternal Monarach A story by Savannazie