The Future of Us
🕊🕊🕊
Jiwon saat ini tengah berada di dapur istana khusus bersama Bibi Seon Ha, mereka tengah meracik teh dari bunga Malvastrum yang diambil Jiwon kemarin. Sementara Jiwon yang hanya sibuk memperhatikan, Bibi Seon Ha sibuk melakukan segala hal, meracik dan merebus bunga itu.
"Apa kau tidak merasakan apa-apa setelah dari sana kemarin?" tanya Bibi Seon Ha memecah keheningan diantara mereka.
Jiwon menggeleng, perlahan menghirup aroma rebusan yang sedikit mulai menyengat. "Tidak ada rasa aneh-aneh selain lelah, Bibi. Aku hanya merasa kakiku akan patah karena terlalu jauh berjalan." jawab Jiwon.
"Kau berjalan?" Bibi Seon Ha memasang raut terkejutnya dan Jiwon mengangguk santai sebagai jawaban. "Jalan kesana tidak bisa diakses dengan mobilkan." ujar Jiwon.
Seketika Bibi Seon Ha tertawa "Kau punya kuda kalau kau lupa, Jiwon. Maximus akan dengan senang hati mengantarkanmu kesana." jawab Bibi Seon Ha santai dan seketika membuat Jiwon terdiam. Ah, Jiwon baru ingat, dia punya kuda yang diberikan Soohyun tahun lalu sebagai kado ulangtahunnya.
Bodoh! Jiwon tidak sama sekali berpikir kearah sana.
"Apa kau langsung ke Gunung Surak setelah berhasil masuk kemarin? Atau kau menikmati suasana disana dulu atau mungkin bertemu beberapa orang disana?" tanya Bibi Seon Ha bertubi-tubi.
Sejenak Jiwon terdiam mendengar pertanyaan itu, dengan ragu wanita itu kemudian menjawab "Tidak, aku hanya kesana dan langsung ke Gunung Surak, aku tidak bertemu siapapun disana, Bibi." jawab Jiwon.
Mendengar jawaban Jiwon, Bibi Seon Ha berbalik dan menatap wanita muda itu sejenak lalu tersenyum "Bibi harap akan selalu seperti itu." ucapnya pelan lalu kembali fokus pada rebusan bunga teh yang dibuatnya.
Beberapa saat hanya ada keheningan lagi yang tercipta, sampai teh yang diracik Bibi Seon Ha benar-benar selesai diracik dengan sempurna. Perlahan Bibi Seon Ha menuangkan teh bunga itu ke dalam gelas lalu memberikannya pada Jiwon.
Asap yang masih mengepul menyeruak dari teh itu, aroma yang khas sekaligus asing menusuk penciuman Jiwon. Sejenak wanita itu memejamkan mata, berdoa dalam hati, berharap jika perjuangannya kali ini bisa membuahkan hasil. Berharap dengan hal ini pewaris bisa lahir dari rahimnya segera, berharap dari hal ini kebahagian akan segera melengkapi keluarga kecilnya.
Dan yang paling penting, Jiwon berharap jika ini berhasil maka Soohyun bisa memberikannya cinta.
Dengan perlahan Jiwon mengambil sesendok teh itu lalu meniupnya sebelum membiarkan benda cair itu menyentuh lidahnya. Hambar dan harum, itu kesan pertamanya. Jiwon setidaknya bisa sedikit bersyukur setidaknya teh ini tidak sepahit teh yang biasa diminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Future of Us (King & Queen) (End)
Romance[end] "Aku rela menjadi gila demi membuatmu bahagia." - Queen "Dan aku rela buta demi menyembuhkanmu" - King Loving you is killing me. This story inspired by K-Drama Queen of Tears & The King : Eternal Monarach A story by Savannazie