𝑬𝒎𝒑𝒂𝒕𝒃𝒆𝒍𝒂𝒔 - 𝑴𝒆𝒏𝒈𝒖𝒔𝒖𝒕

2.1K 206 15
                                    

Tepat hari Senin, dimana Gia memulai aktivitasnya kembali setelah libur akhir pekan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat hari Senin, dimana Gia memulai aktivitasnya kembali setelah libur akhir pekan. Dia sudah menyiapkan mental jika nanti di rumah sakit akan banyak kekacauan. Yang terpenting dia harus mengingat jika nanti dia harus pura-pura tidak tahu apapun terkait Biru.

Terlihat lorong menuju ruang isolasi tempat Biru dikurung sangat ramai. Tebakan Gia benar, mungkin akan ada banyak kekacauan nantinya. Gia bertanya dengan salah satu perawat yang hendak menuju ruang isolasi.

"Ada apa sus? Kok disana ramai?" tanya Gia penasaran.

"Pasien di ruang isolasi 2 hari yang lalu hilang dok. Anehnya tidak terdeteksi sama sekali, semua CCTV mati. Bahkan sidik jari saja tidak terdeteksi. Sekarang semua dokter dan perawat harus di periksa." jelas perawat itu.

"Diperiksa? Apanya?" tanya Gia bingung.

"Mulai dari alat komunikasi sampai sidik jari. Walaupun untuk sidik jari tidak ada gunanya. Tapi dokter kepala tetap akan melakukannya." ucapnya kembali.

"Kenapa tidak lapor saja ke kantor polisi?" Gia memberikan pertanyaan yang sebetulnya dia tahu jawabannya. Pihak rumah sakit tidak akan berani melaporkan pasien hilang ini kepada pihak berwajib, karena yang hilang ini justru menjadi korban penyekapan dan penganiayaan disini.

Gia pun menuju tempat pemeriksaan. Benar rupanya, semua dokter dan juga perawat sudah berkumpul disana. Gia coba duduk di samping Deva.

"Yang hilang memang siapa dok?" tanya Gia basa-basi.

"Biru." jawab Deva singkat.

"Kok bisa?" Gia kembali bertanya.

"Gue juga nggak tahu."

Satu persatu dicek tanpa terkecuali termasuk ponsel. Tidak satupun diantara semua yang diperiksa menimbulkan kecurigaan.

Gia memang sengaja, sebelum berangkat ke rumah sakit, dia menghapus semua yang berkaitan dengan Biru dari ponselnya.

Setelah semua diperiksa, mereka kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing. Anehnya, saat semua sudah bubar hanya Deva, dokter kepala, dan beberapa orang yang tidak di kenal masih berada disana.

Sebetulnya Gia sangat penasaran, namun dia kembali teringat jika rumah sakit itu memiliki banyak titik cctv, sehingga dia mengurungkan niatnya untuk mencari tahu.

*****
Di tempat lain, Biru yang masih berada di apartment Ghaaza itu sedang berusaha menghubungi seseorang. Biru hanya ingin tahu, sebenarnya papanya kenapa? Karena setelah mamanya meninggal, Baswara benar-benar berubah. Seseorang yang Biru hubungi itu adalah orang yang mungkin saja bisa membantunya.

📱📞

Biru : Halo...

X : ................

Biru : Lo pasti udah denger kan apa yang terjadi sama gue? Bantu gue cari tahu keberadaan papa sekarang dimana.

X : ................

𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑩𝒊𝒓𝒖 [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang