𝑻𝒊𝒈𝒂 - 𝑫𝒊𝒈𝒐𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒏 𝑶𝑫𝑮𝑱

4.7K 368 17
                                    

Hari pertama Gia kerja, dia coba analisis beberapa diagnosa pasien yang akan dia tangani nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pertama Gia kerja, dia coba analisis beberapa diagnosa pasien yang akan dia tangani nantinya. Dia juga kunjungi tiap pasien untuk mengetahui kondisinya secara langsung. Memang bukan suatu hal yang mudah ketika dihadapkan dengan pasien yang memiliki kesehatan mental yang berbeda. Beberapa dari mereka mudah diatur, selalu mengikuti anjuran dokter, namun mereka yang memiliki gangguan dengan tingkatan yang cukup parah akan menjadi tantangan tersendiri bagi para medis untuk mmbantu mereka sembuh. Sama halnya dengan Gia, kini dia dipercaya untuk menjadi dokter tetap di rumah sakit tersebut.

"Dokter Gia cantik capek ya?" ucap seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Gia. Pria itu juga membuat Gia kaget.

"Biru? sejak kapan kamu disini?" Tanya Gia yang masih tidak menyangka dengan keberadaan Biru di sampingnya.

"Hehe.. sejak dokter duduk disini. Tadi aku lihat dokter dari sana" ucap Biru sembari menunjuk sebuah kamar. mungkin itu kamarya.

(Kira-kira yang mereka duduki seperti gambar di atas yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira-kira yang mereka duduki seperti gambar di atas yaa.. dan letak rumah sakit nya sama persis seperti itu posisinya. coba bayangin sendiri yahhh.. soalnya ganemu gambar yang pas)
☘️☘️☘️

"Jadi dari tadi kamu mengawasi saya?"

"Bukan mengawasi dokter Gia cantik.. tapi memperhatikan hehe, Ck.. jangan bilang 'saya' dong aku nggak suka!" jawabnya cengengesan namun diakhiri dengan ekspresi merengek.

"Hahaha kamu lucu sekali Biru, iya maaf aku lupa"

"Nah gitu dong.. tapi dari tadi pagi dokter selalu bilang aku lucu, Ck.. aku bukan anak kecil dok.. aku sudah dewasa, bisa jadi aku lebih tua dari dokter Gia. Kalau aku belum dewasa.. mana mungkin aku suka dokter Gia?" Biru kesal, namun diakhir kalimatnya tersirat kalimat gombalan.

"Emm.. aku pulang dulu ya Biru.. aku sudah di jemput" Gia berusaha mengalihkan.

"Oh ya, dokter setiap hari datang kesini kan?" Biru menahan tangan Gia yang hendak pergi.

"Sampai jumpa besok Biru.." lagi-lagi Gia tidak merespon pertanyaan Biru. Dia langsung melenggang pergi meninggalkan Biru.

Karena penasaran dengan siapa yang menjemputnya, Biru akhirnya mengikuti Gia dan mengintipnya dari celah pagar taman. Terlihat seorang Pria tampan menjemput Gia dan menciumnya.

𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑩𝒊𝒓𝒖 [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang