𝑫𝒖𝒂𝒆𝒏𝒂𝒎 - 𝑺𝒆𝒃𝒍𝒂𝒌

1.2K 141 5
                                    

Biru masih tidak menyangka berada di titik ini, dimana ia harus melaporkan papa kandungnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biru masih tidak menyangka berada di titik ini, dimana ia harus melaporkan papa kandungnya sendiri. Tentu hal tersebut beralasan. Sosok yang selama ini ia jadikan sebagai role model, ternyata seorang monster yang menyeramkan.

Biru hanya berharap, jika ke depannya ia bisa bahagia dengan seseorang yang ia pilih.

Selama laporan terhadap Baswara prosesnya berlangsung, Biru juga kerap kali bolak balik ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Selain didampingi oleh seorang pengacara, Alan juga selalu mendampingi Biru. Terlebih Alan sangat membantu kepolisian dalam mengumpulkan bukti-bukti.

"Thankyou ya Lan, gue nggak tahu gimana nasib gue kalau lo nggak bantuin gue." ucap Biru saat baru saja keluar dari kantor polisi.

"Lo kesambet? Tumben banget lo bilang makasih? Hahaha tapi santai lah, kayak sama siapa sih lo. Toh gue juga profesional, lo bayar gue, ya gue kerja." balas Alan santai.

"Ya tetep aja lo udah banyak bantu gue."

"Iya Ru... santai aja kali... eh malam ini gue nginep rumah lo boleh?"

"Boleh, nginep aja Lan, biasanya juga mau nginep tinggal nginep, ngapain pakai izin?"

"Kali aja lo nggak mau diganggu kan? Oh ya, lo jadi nikah sama Gia? Kapan?

"Jadi, tapi untuk kapannya kita masih cari waktu yang tepat. Apalagi Gue sekarang lagi belajar banget buat bisnis. Agak nyesel sih nggak belajar dari dulu... tapi nggak pa-pa lah, gue masih bisa belajar pelan-pelan. Gia juga jadwalnya full."

"Ya udah lah, nikmatin aja masa-masa pacaran. Gia juga masih muda, santai aja... kalau jodoh nggak akan kemana."

"Masalahnya gue maunya ini jodoh gue."

"Hmm... iya iya jodoh lo. Habis ini lo mau kemana?"

"Mau ke galeri, ada orang kerja disana, buat bersih-bersih sekaligus ada sedikit renov. Gue mau cek aja. Sorean nanti jemput Gia. Lo berani ke rumah gue sendiri kan? Nggak perlu gue anter? Di rumah juga ada bi Inah."

"Berani lah, lo pikir gue cowok apaan? Ya udah gue langsung cabut ya? Gue ngantuk banget, dari bandung langsung ke kantor polisi."

"Ya udah hati-hati, gue juga mau cabut dulu."

Belakangan ini, Biru sudah mulai sering ke galeri. Dia ingin sedikit merenovasinya. Dia juga sudah memiliki jadwal supaya antara kerja dan hobinya bisa seimbang, dan yang paling penting waktunya untuk Gia juga tidak berkurang. Karena hari ini dia tidak terlalu sibuk di kantor, setelah dari kantor polisi, ia menyempatkan untuk cek galeri. Memastikan pengerjaan renovasi berjalan sesuai arahannya. Ia juga membuka pelatihan lukis untuk umum. Tentu ia merekrut beberapa pelukis untuk menjadi guru di galerinya.

"Pak, ini nanti di bagian sini tolong diperluas ya..." Biru memberi arahan pada tukang bangunannya.

"Baik pak..."

𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑩𝒊𝒓𝒖 [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang