Hari ini Gia berencana untuk mampir ke toko buku sepulang dari rumah sakit. Sudah lama ia tidak membeli novel karena terlalu sibuk, ditambah lagi, dia juga turut memikirkan nasib Biru.
"Ayah... boleh nggak kalau mampir toko buku dulu?" tanya Gia.
Hari ini, Gia dijemput oleh ayahnya karena Ghaaza sedang melakukan operasi transplantasi jantung. Sedangkan Ghaazy, menginap di rumah mertuanya karena adik dari Mira, istri Ghaazy, sedang melangsungkan acara pernikahan.
"Boleh dong sayang... mau beli novel ya?"
"Hehe iya yah... sudah lama adek nggak beli novel. Novel di rumah juga sudah adek baca semua."
"Kamu itu paling mirip sama Ibu dan ayah. Suka baca kayak ibu, suka koleksi lukisan kayak ayah. Tidak tahu dua mas mu itu mirip siapa. Yang satu dinginnya minta ampun. Satunya lagi cengengesan. Tapi ayah bersyukur, karena kalian semua diberi otak yang cerdas."
"Kan anak ayah sama ibu, kalau nggak cerdas malah orang-orang curiga."
"Hahahaha" keduanya terbahak.
Tidak terlalu jauh untuk sampai di toko buku yang Gia maksud. Gia lebih dulu turun dan langsung masuk karena sangat antusias, disusul oleh ayahnya yang juga ikut masuk.
Gia memilih lima buku best seller yang menjadi incarannya lalu membawanya ke kasir.
"Biar ayah yang bayar." ucap Andra memberikan debit card pada kasir.
"Ayah serius? Tapi ini banyak yah..."
"Ayah sudah lama tidak mengeluarkan uang buat kamu. Apalagi setelah kamu kerja. Tidak apa biar ayah yang bayar."
"Terimakasih ayah Gia paling ganteng..." Gia merangkul lengan sang ayah sembari melangkahkan kaki, beranjak pergi dari toko buku tersebut.
Saat Gia dan ayahnya hendak masuk ke dalam mobil, Gia melihat seseorang yang sedang Alan cari belakangan ini. Gia pernah melihat orang itu melalui foto yang Biru kirimkan pada Alan.
"Yah... adek mau ke toilet dulu boleh? Ayah tunggu di mobil. Sebentar aja kok." pinta Gia berbohong. Sebetulnya dia penasaran dengan seseorang yang baru saja ia lihat.
Orang itu masuk ke mall yang letaknya tepat bersebelahan dengan toko buku. Dengan alasan ke toilet, Gia harus menemukan pria itu secepat mungkin.
"Boleh dong... ke toilet mall aja nanti ayah tunggu di lobby."
"Siap ayah..."
Gia langsung masuk ke mall, matanya menjelajahi setiap sudut mall yang baru saja pria itu lewati.
Sembari berjalan menyusuri mall, Gia juga berusaha menghubungi Alan, sayangnya Alan tidak kunjung meresponnya.
Sudah 20 menit namun Gia masih belum menemukannya. Sedangkan ayahnya terus menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑩𝒊𝒓𝒖 [Segera Terbit]
Bí ẩn / Giật gân𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓 : 𝑭𝒂𝒓𝒂 𝑹𝒂𝒎𝒂𝒅𝒉𝒂𝒏𝒊 𝑫𝒆𝒔𝒂𝒊𝒏 𝑪𝒐𝒗𝒆𝒓 : @𝒏𝒂𝒏𝒅_𝒈𝒂𝒍𝒍𝒆𝒓𝒚 ☁️☁️☁️ 𝐵𝑙𝑢𝑟𝑏 : 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑡𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑛𝑐𝑢𝑟 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑡𝑎𝑘�...