𝑫𝒖𝒂𝒍𝒊𝒎𝒂 - 𝑹𝒆𝒔𝒕𝒖

1.2K 140 3
                                    

Hari ini, pihak kepolisian mengirimkan surat panggilan pada orang-orang yang bersangkutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, pihak kepolisian mengirimkan surat panggilan pada orang-orang yang bersangkutan. Tidak hanya Baswara, namun juga istri serta beberapa orang yang ikut terseret. Termasuk dokter Joni, Devan, para perawat rumah sakit yang ikut membantu Baswara. Mereka akan diperiksa satu per satu.

Brakkkk...

"Sial, anak itu benar-benar melaporkan? Berani sekali dia." Baswara melempar surat panggilan itu sembari menggebrak meja.

Tidak berselang lama, seseorang masuk ke ruangan Baswara. Rupanya Biru datang bersama seorang pengacara yang sudah dipercaya oleh mama Biru sebelum meninggal untuk menyampaikan isi surat wasiat dari mamanya.

"Halo pa... apa kabar? Senang sekali bisa masuk ke ruangan seorang direktur seperti tuan Baswara. Dulu papa ingin Biru melanjutkan perusahaan ini kan? Itu papa serius atau hanya karena di hadapan mama? Tapi papa tenang aja. Sekarang Biru sudah disini, untuk menggantikan papa." ucap Biru percaya diri.

"Oh ya pa, sebelum papa masuk penjara. Biru hanya ingin memberitahu, kalau Biru akan menikah secepatnya. Sebenarnya Biru ingin sekali mengundang papa, sayangnya papa pasti tidak bisa hadir ya? Tidak masalah pa... yang penting papa doakan Biru saja. Ohhh Biru melupakan sesuatu, pasti papa kenal kan sama pak Wahyu? Pengacara mama. Beliau ingin menyampaikan sesuatu pada papa. Katanya penting. Biar papa juga tidak seenaknya sendiri." Biru benar-benar puas mengatakan semua itu pada Baswara.

Sedangkan Baswara lagi-lagi hanya terdiam. Ia yang dulu penuh kuasa seakan tidak bisa berkutik lagi.

"Selamat pagi pak Baswara... maksud kedatangan saya kesini hanya ingin menyampaikan pesan almarhum istri bapak terkait wasiat. (Isi surat wasiat ada di dalam Novel) jadi kurang lebih seperti itu pak..." pengacara itu membacarakan isi surat wasiat tersebut.

"Saya selama ini juga bekerja, tapi kenapa sama sekali tidak mendapatkan sepeserpun?" ucap Baswara tidak terima.

"Mohon maaf pak, tapi beliau tidak menyertakan nama bapak."

"Gimana tuan Baswara? Saya rasa sudah jelas ya? Jadi, silahkan Anda keluar dari kantor ini, karena Anda sudah tidak memiliki kuasa apapun disini." Biru mempersilahkan Baswara keluar dari ruangan tersebut dengan nada mengejek.

Jelas saja Baswara geram, ia mengambil ponsel dan kunci mobil kemudian keluar dengan membanting pintu begitu keras.

"JANGAN LUPA KE KANTOR POLISI... DARI PADA DIJEMPUT PAKSA..." teriak Biru dari dalam.

"Kalau begitu, saya permisi mas Biru." pengacara itu berpamitan pada Biru.

"Oh baik pak, terimakasih sudah membantu saya."

Setelah pengacara itu pergi, Biru meminta seseorang untuk membereskan semua barang-barang Baswara dan menggantinya dengan yang baru. Ia juga memperkenalkan diri karena dia yang akan menggantikan Baswara. Sebelum terjun langsung, Biru sudah menyiapkan konsultan dan ahli lainnya untuk membantunya. Karena bagaimana pun, ini hal baru bagi Biru.

𝑹𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑩𝒊𝒓𝒖 [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang