Secuil perhatian untuk ribuan harapan
- Tempat Pulang -
________________
Weekend day akhirnya datang, setelah melewati 5 hari sekolah, Al akhirnya terbebas, ia punya 2 hari untuk menjernihkan pikirannya dari hiruk pikuk persekolahan. Di akhir minggu seperti ini biasanya Al akan mengerjakan pekerjaan rumah membantu Papa, namun hari ini ia malas sekali, masih marah sih pada sang Papa karena tidak mengakuinya sebagai anak hari senin kemarin.
"Al sarapan"
Suara Papa terdengar datar dari luar, Al berdecak, apa tidak bisa Papa nya sedikit saja memberi nada pada setiap ucapannya. Dengan langkah pelan, Al berjalan keluar dari kamarnya, ia malas sekali hari ini, inginnya ia bermalas-malasan saja seharian, makanpun sebenarnya malas tapi ia ingin menghargai usaha Papa nya yang sudah susah payah membuat sarapan sejak pagi buta.
Dengan wajah malas dan tingkah yang bermalas-malasan, Al memasukkan nasi goreng buatan Papa dalam mulutnya, rasanya masih tetap sama, tapi entahlah hari ini ia malas sekali bahkan sekedar mengunyah.
"Kenapa?", Al kebingungan saat Papanya tiba-tiba bertanya.
"Hah? Kenapa apanya Pa?"
"Kamu kenapa?"
Al menggelengkan kepalanya, "Gak apa-apa, emang kenapa?" Ujar Al balik bertanya
"Kamu dari jalan sampai masukin sendok dalam mulut kayak orang tidak ada semangat hidup"
Al menatap Papanya berbinar, tumben Papa nya peka pada keadaannya.
"Al lagi males ngapa-ngapain Pa"
"Mau jadi apa kamu kalau malas-malasan"
Al mengangkat kedua bahunya, "Gak tau, bagusnya jadi apa emang Pa?"
Gavin berdecak, anak ini bemar-benar tidak bisa diajak serius.
"Cari tau sendiri, kamu bisanya dimana, jadi apapun yang kamu mau"
"Pengacara kayak Papa boleh?"
Gavin menatap sang anak datar, "Jadi apapun selain Pengacara"
"Kenapa emangnya?"
"Habisin sarapanmu"
Al berdecak kesal menatap punggung Papa nya yang sudah beranjak menuju ke kulkas, lagi-lagi pertanyaannya tak terjawab. Al sudah terbiasa seperti ini, dicueki sang Papa bahkan pernah tak ditanggapi sama sekali.
"Minum"
Al kaget saat Papa memberi nya sebuah gelas berisi jus buah mengganti susu yang tak ia sentuh sejak ia duduk di meja makan.
Perhatian sekecil itu mampu membuat hati Al berbunga, ia hanya meminta sedikit saja belas kasih sang ayah untuk membuat harinya indah. Ia hanya butuh cecuil perhatian untuk seribu harapan.
"Pa"
"Hmmm"
"Makasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempat Pulang
FanfictionAlvaero Nathaniel Gavindra selalu berusaha menjadi anak baik untuk sang ayah, tak pernah membuat masalah, selalu berusaha menjadi yang terbaik di sekolah, patuh dan tak banyak tigkah. Selama 16 tahun hidup berdua dengan ayah, Al tidak pernah menunt...