Al memeluk neneknya erat, hari ini ia harus pulang bersama Mama dan Papa, ia tidak mungkin terus tinggal di rumah nenek dan merepotkan tante Ghina sekeluarga, apalagi suami tante nya sudah pulang dari luar kota. Ia tidak enak merepotkan ditambah Papa yang terus merecokinya meminta nya pulang, Al bosan mendengar Papa nya yang entah kenapa jadi sangat cerewet.
"Nek, Al pulang ya, minggu depan Al kesini lagi"
"Iya nak, hati-hati ya, makan yang banyak, cucu nenek ndak boleh sakit lagi ya"
"Iya nek, nenek juga sehat-sehat ya, assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam. Gavin bawa mobilnya pelan aja"
"Iya Ma"
Setelah berpamitan dengan semua orang, Gavin sekeluarga akhirnya memasuki mobil, Al duduk di belakang sendiri sementara Kanaya dan Gavin di depan. Al duduk tenang sambil memainkan ponselnya sementara Gavin dan Kanaya mulai membuka obrolan.
"Jadi kapan kita ke rumah orang tua mu?" Tanya Gavin
Kanaya terdiam, ia menatap Gavin dengan ragu, entah harus mengatakan apa karena Kanaya benar-benar tidak siap membawa Gavin dan Al ke rumahnya karena sejak bercerai dengan Gavin, hubungannya dengan sang ayah tidak terlalu baik.
"Nay"
"Vin, kasi aku waktu"
"Kenapa?"
Kanaya kembali diam, ia ragu untuk mengatakan semua yang terjadi dalam keluarga nya pasca bercerai.
"Aku jarang pulang kesana, Ayah masih kecewa sama aku soal perceraian kita" ucap Kanaya pelan
Gavin mau tak mau mendengarkan, ia tau kalau ayah Kanaya adalah orang yang keras, saat Kanaya memutuskan untuk bercerai dengannya berkali-kali Gavin menolak, namun keputusan Kanaya sudah bulat walau orang tuanya tidak setuju, Gavin tau bahwa perpisahan menjadi sangat tabu bagi keluarga Kanaya yang terbilang agamis, Ayahnya meresa gagal mendidik anaknya karena tidak bisa mempertahankan pernikahannya, dan Gavin tau itu.
"Aku akan bicara sama Ayah Nay"
"Aku gak bisa Vin, setiap aku kesana Ayah selalu menghindar" ujar Kanaya dengan wajah sendu, memikirkan bagaimana hubungannya perlahan menjadi sangat jauh dari ayahnya begitu menyesakkan.
"Take your time kalau gitu, aku gak maksa, aku cuma pengen bawa Al kesana buat ketemu Ayah mu, dulu beliau pernah bilang pengen cucu laki-laki supaya bisa diajak belajar nembak"
Al yang sejak tadi diam-diam mendengarkan tidak berani menimbrung karena sepertinya sangat serius. Padahal ia penasaran dengan keluarga ibunya.
"Maaf Vin" ujar Kanaya pelan
"It's oke, aku ngerti, pelan-pelan aja Nay"
Setelah percakapan kedua orang dewasa itu, keheningan melanda, suasana dalam mobil juga jadi kurang menyenangkan dan membuat Al tidak nyaman jadi anak itu menyeletuk.
"Ma, Al lapar"
Kanaya berbalik menatap anaknya, "Lapar? Mau makan apa? Kita berhenti makan diluar aja kalau lapar banget"
"Apa aja, Al lapar banget"
"Vin, berhenti di resto depan pos polisi disana aja"
"Oke"
Al tersenyum senang, anak itu kembali menyeletuk, "Mama nginep di rumah Papa?"
"Iya, kenapa?"
Al mendengus karena bukan Mama nya yang menjawab, "Mama tidur sama Al"

KAMU SEDANG MEMBACA
Tempat Pulang
FanfictionAlvaero Nathaniel Gavindra selalu berusaha menjadi anak baik untuk sang ayah, tak pernah membuat masalah, selalu berusaha menjadi yang terbaik di sekolah, patuh dan tak banyak tigkah. Selama 16 tahun hidup berdua dengan ayah, Al tidak pernah menunt...