- Kehidupan anak broken home itu sulit. hanya sesederhana ditanyakan 'Gimana keadaanmu hari ini?' pun tak pernah terdengar di rumah -
- Tempat Pulang -
________________
Lirikan tajam menghunus dari dua manusia dewasa kepada dua remaja setengah dewasa, tragedi blackie-motor skuter Papa Ryu yang terluka parah sudah sampai ke telinga Papa dan Papi, kini keduanya tengah di sidang karena membawa blackie dan membahayakan keselamatan si motor kesayangan itu.
Posisi kedua anak yang tengah diomeli itu berada di rumah Al, karena ayah mereka sedang berkumpul disana. Niat hati Ryu ingin bersembunyi di rumah Al tapi ternyata ia datang menyerahkan diri, tak tau kalau Papi nya ada disana.
"Al, masuk kamar" pinta Papa dengan wajah datar, ada penekanan dalam kalimatnya
Al menatap Ryu, mencoba mengatakan pada temannya lewat tatapan mata kalau ia tidak bisa membantah.
Dengan langkah gontai Al memasuki kamarnya, entahlah bagaimana nasib Ryu di sidang 4 orang dewasa disana. Al sebenarnya ingin membantu tapi melihat mata elang Papa yang menatapnya tadi membuat Al merinding.
Papa memang bukan tipe orang yang meledak atau kasar saat marah, tapi diamnya Papa membuat Al takut. Al takut Papa nya tak mau lagi memperhatikannya, atau mengabaikannya, parahnya bagaimana kalau Papa tidak mau merawatnya dan membuangnya ke panti asuhan. Al hanya takut karena ia merasa Papa tidak pernah menganggapnya sepenting itu. Jadi ia harus tetap menjadi anak baik agar Papa tidak membuangnya, karena Al tau, Papa tidak pernah menginginkan kehadirannya.
Hingga beberapa menit berlalu, Al tak lagi mendengar suara teman-teman sang Papa, mungkin mereka sudah pulang setelah membombardir Ryu dengan berbagai pertanyaan. Sekarang gilirannya.
"Al Papa mau bicara"
Helaan nafas keluar dari mulut remaja setengah matang itu, Al membuka kamarnya, berjalan mendekati Papa yang sudah menunggu di ruang tengah. Hening, tak ada suara televisi ataupun suara tetangga yang biasa karaoke malam ini, seakan semesta mendukung suasana menegangkan antara Al dan Papa.
"Jelaskan"
Al menunduk, ia memainkan tangannya yang bertaut, "Al pergi sama Ryu buat latihan bawa motor Pa" cicit Al suaranya enggan muncul membantunya membela diri, bahkan pita suaranya pun tak berani melawan Papa.
"Tiba-tiba waktu kita makan di warung bakso dekat kantor Papa ada tante yang nabrak motor kita, posisi motor kita lagi diparkir Pa, kita juga nggak lihat kejadiannya gimana tiba-tiba aja pas keluar motor Papi Ryu udah jatuh, kaca depannya pecah"
Al kembali menunduk takut namun tak lama karena Papa berkata, "Angkat kepala mu"
Al mengangkat kepalanya menatap Papa yang menatapnya tajam dengan alis menukik.
"Kamu tau aturan atau tidak? Umur kamu baru 16 tahun, ilegal buat bawa motor"
Banyak hal yang ingin Al jelaskan, ia ingin mengatakan pada Papa kalau ia ingin bisa membawa motor, ia ingin ke sekolah membawa motor, ia ingin dibelikan motor, diajari caranya membawa motor, ia akan membawanya saat punya sim nanti, Al ingin seperti teman-temannya yang lain. Namun yang keluar hanya kata maaf.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tempat Pulang
FanfictionAlvaero Nathaniel Gavindra selalu berusaha menjadi anak baik untuk sang ayah, tak pernah membuat masalah, selalu berusaha menjadi yang terbaik di sekolah, patuh dan tak banyak tigkah. Selama 16 tahun hidup berdua dengan ayah, Al tidak pernah menunt...