Alvaero Kembali

841 88 4
                                        

Sejak mengeluh sakit kepala Gavin membawa Al ke rumah sakit, anak itu sudah diberi obat menghilang rasa sakit hingga akhirnya bisa tenang, namun sejak kembali dari rumah sakit Al tidak bersuara sama sekali, ia hanya diam menatap ke arah jendela mobil sang ayah, bahkan saat sampai rumahpun Al langsung masuk ke kamarnya, dan mengunci diri. Entah apa yang salah Gavin tidak tau, karena tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Gavin menghubungi Kanaya agar membujuk Al yang mengunci diri karena Gavin tak berhasil melakukannya.

"Vin, Al kenapa?"

"Gak tau, tadi di kantor, dia main ke ruangan Rendi karena aku sedang ada urusan dengan Jordi, tapi tiba-tiba dia kembali dan berkata kalau kepalanya sakit, aku bawa ke rumah sakit, ditangani dan semua sudah baik-baik saja kata dokter tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tapi Al terus diam dan mengunci diri di dalam kamar"

Kanaya mengerutkan keningnya, "Tadi Jordi ke kantormu?"

"Iya dengan Genta, kami membicarakan kasus 4 tahun yang lalu, tapi aku sudah menolak dan tidak mau membuka kasus itu lagi"

"Baguslah kalau begitu. Oh ya, Nino menitipkan ini padaku, untukmu"

Gavin menerima sebuah kardua kecil dari Kanaya, "Terima kasih. Tapi ini apa?"

"Hadiah ulang tahunmu, Al yang memesannya dengan nama Nino karena ingin memberikan surprise, ulang tahunmu 1 minggu lagi kan. Mungkin Al memesannya sudah lama"

Gavin menghela napas pelan, ia menyimpan kotak itu dan berniat membukanya nanti, yang perlu benar mereka tangani saat ini adalah mood Al yang berubah ubah sejak kehilangan ingatannya.

"Kamu coba bujuk Al Nay, dia gak mau keluar dari tadi"

Kanaya mengangguk, lalu mulai mengetuk pintu

Tok tok tok

"Al? Sayang, buka pintu yuk, Mama mau bicara sebentar nak"

"Al?"

"Alvaero?"

Tak lama pintu terbuka, Kanaya memasuki kamar sang anak, namun kaget mendapati Al mengemasi barangnya. Begitupula Gavin yang ikut masuk, keduanya tampak bingung.

"Al kamu mau kemana nak?"

"Aku bukan anak tante"

Kanaya membeku, Gavin ikut terdiam, keduanya shock lalu saling menatap.

"Al" panggil Gavin mendekati sang anak namun Alvaero menghindar, anak itu sudah mengemasi barangnya dalam koper.

"Kamu kenapa?" Tanya Gavin lagi

"Papa yang harus tanya ke diri Papa sendiri, Papa kenapa sampai akhirpun tetap menyakiti hati Al. Papa gak perlu akting lagi di depanku, aku sudah ingat semuanya" ujar Al dengan wajah dingin menatap ayahnya tajam

"A-al" ucapan Gavin terputus karena anak itu mencoba keluar dari kamarnya.

"Tunggu, tunggu, kamu salah paham Al" ujar Gavin menahan sang anak.

"Papa minta maaf, Papa salah, Papa harusnya tidak mengusir kamu dari sini tapi Papa punya alasan nak"

Al melepaskan cengkraman Gavin dari tangannya, "Alasannya tante Kanaya kan? Papa lebih memilih tante Kanaya dari aku, aku tau Pa, jadi seperti kata Papa ada baiknya aku tinggal dengan tante Ghina"

"Al, kamu salah paham"

"Salah paham? Aku bahkan lihat kalian berdua ciuman di kamar Papa!! Itu sudah cukup buat jadi alasan Papa membuangku"

"Bukan begitu Al, dengarkan Papa, Kanaya itu Mama kamu"

Alvaero menatap sang ayah tajam, "Aku gak mau punya Mama baru! Tante Naya bukan Mamaku!!"

Tempat PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang