"Hana!!"
Percakapan dua anak itu terhenti, Al tidak sempat menjawab pertanyaan Hana karena seseorang memanggil mereka dari arah rumah Al. Dan itu adalah om Hesa.
Hana berdecak, ia menarik lengan Al lalu mengajak Al berjalan cepat melewati Papa nya yang sudah berjalan ke arahnya.
"Hana" panggil Papa nya mencoba menarik perhatian Hana, namun anak itu cuek saja meminta Al berjalan cepat menuju ke rumahnya
"Ayo Al"
"Han, Papa lo tu"
"Gue mau nginap di rumah lo"
"Hah?" Al terkejut, temannya ini memang agak lain
Hesa menghela napas lelah, ia mengikuti sang anak yang berjalan masuk ke dalam rumah Gavin, ia mengaku salah telah membentak dan membandingkan anaknya dengan anak orang lain dan ia benar-benar ingin meminta maaf pada putrinya.
Namun melihat sang anak yang enggan menatapnya Hesa terpaksa meminta Gavin dan Kanaya turun tangan.
"Eh, ada Hana ya, Papa kamu nyariin nak" sapa Kanaya saat melihat Hana dan Al masuk ke dalam rumah dengan Hana yang memeluk lengan Al erat.
Kanaya tersenyum simpul melirik anaknya yang tampak mendengus karena tau maksud sang ibu.
"Tante, Hana nginap disini ya sama Al"
"Han, apaan sih, ya kali lo mau nginap sama gue, tidur dimana lo?"
"Di kamar lo lah, emang dimana?"
"Woi, kita bukan anak SD lagi Hana" ucap Al kesal
Hana berdecak, "Ya emang bukan, lo tidur di kamar Papa lo lah"
"Idih, ngelunjak lo ya, gak ada, pulang pulang sana"
Al mencoba melepaskan dekapan Hana di tangannya namun ia tidak bisa.
"Om, bawa nih anak om pulang" ujar Al pada Hasa
"Al!! Apaan sih gue gak mau pulang"
"Balik gak"
"Gak"
"Hana! Al!", perdebatan kedua anak itu berhenti saat Gavin bersuara, Hana terdiam, ia langsung melepaskan tangan Al lalu beralih memeluk lengan Papa nya refleks, om Gavin memang sangat menyeramkan kalau sudah memanggil dengan nada rendah dan wajah datar.
"Hana, pulang, Papa kamu khawatir dari tadi nyariin kamu kesana kemari"
Hana memanyunkan bibirnya, "Iya Om" ujar anak itu pelan
"Al, masuk, sholat sana"
Al mengangguk lalu berjalan ke arah kamarnya namun sebelum itu ia berbalik menatap Hana yang memanyunkan bibirnya. Sebenarnya Al kasihan pada sahabatnya itu, tapi ia bisa apa? Hana memang harus pulang dengan Papa nya.
***
"Kamu udah besar Hana, kenapa harus kabur-kaburan? Papa gak mau kamu gitu lagi"
Hana hanya diam menatap ke arah luar dari dalam mobil.
"Hana, jawab Papa"
"Iya Pa" jawab Hana lesu
Hesa menghela napas pelan, "Papa minta maaf udah bentak kamu tadi. Papa juga minta maaf karena mengatakan hal yang tidak harusnya Papa katakan"
"Gak apa-apa, aku emang salah udah teriak ke Mama. Tapi aku gak suka dibanding-bandingin Pa, aku tau Luna itu lebih pintar, lebih cantik, lebih feminim, lemah lembut, semua orang tua pengen punya anak kayak Luna. Tapi aku bukan Luna dan aku gak mau merubah diriku jadi Luna"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempat Pulang
ФанфикAlvaero Nathaniel Gavindra selalu berusaha menjadi anak baik untuk sang ayah, tak pernah membuat masalah, selalu berusaha menjadi yang terbaik di sekolah, patuh dan tak banyak tigkah. Selama 16 tahun hidup berdua dengan ayah, Al tidak pernah menunt...