Weekend yang pertama setelah Al keluar dari rumah sakit, di akhir minggu ini ada kebiasaan baru yang kini terasa berbeda, jika biasanya Al akan menghabiskan waktu sendiri untuk mencuci sepatu atau sekedar bermain game di rumah, kini ia tidak lagi seperti itu. Sejak pagi, Mama sudah membangunkannya untuk sarapan dengan makanan ringan, pagi ini Mama membuat pancake dan jus untuk sarapan mereka. Mama juga memaksanya dan Papa pergi berolahraga pagi agar lebih bugar untuk beraktivitas sekaligus melatih kakinya agar terbiasa berlari. Padahal Al ingin rebahan saja di kamarnya. Tapi mau bagaimana, Mama sudah bersabda.
"Ma tunggu"
"Ayo Al, baru jalan dikit kok udah lemas aja kamu" omel Mama sambil berbalik menatap Al ngosngosan.
"Dia mana pernah olahraga, kalau weekend tidur mulu di kamarnya" komentar Papa yang membuat Al mendelik
"Al kan baru lancar jalan, kaki Al masih sakit Ma"
"Halah, kemarin kamu lari-lari sama Ryu di kantor Papa gak sakit tu kaki"
"Papa apaan sih, emang Papa sering olahraga?"
"Habis sholat subuh Papa tidak pernah tidur, Papa olahraga habis itu buatin kamu sarapan, begitu setiap hari"
Al semakin kesal, anak itu berjalan sambil menghentakkan kakinya, sementara kedua orang tua nya menatap anaknya geli, keduanya terkekeh melihat tingkah Al pagi ini.
"Kamu ah, suka banget jahilin Al"
"Aku baru kali ini jahilin dia, ternyata seru"
"Apaan sih ahahah"
Keduanya berjalan sambil melihat punggung Al yang berjalan lebih dulu, Kanaya tersenyum lalu berkata, "Al udah besar ya, kira-kira udah ada pacar nya atau belum?"
"Dia masih kecil"
"Aku pacaran sama kamu waktu kelas 1 SMA loh, persis umur Al sekarang"
"Itu kan dulu, anak-anak sekarang gak sedewasa kita dulu"
"Ah, masa sih, aku jadi kepo, kayaknya dia punya crush deh, Luna atau Hana deh kayaknya"
Gavin menggelengkan kepalanya melihat Kanaya berlari ke arah Al, entah apa yang wanita itu ucapkan pada Al, anak itu mendelik tak terima sambil memalingkan wajahnya sementara Kanaya sibuk terus mencoba menatap wajah Al. Keduanya asik sendiri meninggalkan Gavin di belakang sendiri dengan 1001 macam pikiran yang merasuki kepalanya.
Tentang pelaku yang menjahati anaknya
Jordi dan Genta yang berkata bahwa mereka tau siapa pelakunya
Lalu Nino yang tiba-tiba saja bersama dengan Genta dan tampak sudah berdamai
Juga masalah keluarga Kanaya dan rencana masa depan mereka. Gavin seketika pusing hanya memikirkan semua itu.
"Gavin!!"
"Ya?"
"Kamu kenapa? Kok ngelamun?"
Gavin menggelengkan kepalanya, ia melirik Al yang sudah duduk di bangku teretoar sambil mengemili anggur yang memang sejak tadi dibawa oleh Kanaya.
"Ada masalah? Apa ini soal pelaku yang mencelakai Al?"
"Gak Nay, aku cuma lagi banyak pikiran, ditambah kasus Al belum menemukan titik temu. Aku tidak mau melibatkan Al dalam kasus ini, aku lebih baik mencari bukti lain"
"Vin"
"Gak Nay, aku gak mau Al terluka lagi, aku gak sanggup lihat anakku sakit lagi"
Kanaya tidak bisa berkata apapun lagi, ia punya ketakutan yang sama dengan Gavin, tapi kalau pelakunya belum juga bisa mereka tangkap akan lebih membahayakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tempat Pulang
ФанфикAlvaero Nathaniel Gavindra selalu berusaha menjadi anak baik untuk sang ayah, tak pernah membuat masalah, selalu berusaha menjadi yang terbaik di sekolah, patuh dan tak banyak tigkah. Selama 16 tahun hidup berdua dengan ayah, Al tidak pernah menunt...