Rival

635 74 0
                                    


________________

Suara cerewet Hana memenuhi meja tempat mereka duduk, Al hanya terkekeh mendengar Hana yang protes pada nya dan Ryu soal teman masa kecil mereka yang baru pindah.

"Om Nathan kemarin bilang mau masukin Luna ke sekolah kita. Ternyata Luna udah seminggu disini, om Nathan gak ngabarin ishh tau gitu kan aku mau main sama Luna"

"Seru dong kalau Luna juga disini" ujar Ryu tersenyum, begitupula Al. Luna berteman baik dengan mereka sejak kecil namun harus berpisah saat SMP karena Om Nathan pindah tugas ke luar kota.

"Btw, Luna mau sekolah disini juga?" Tanya Al

Hana mengangguk, "Kata Papa gue sih gitu biar langsung punya teman, kan kita disini"

"Ow bagus deh" ujar Al yang membuat Ryu tersenyum sambil mendorong bahu Al, menggoda sang sahabat.

"Apaan sih"

"Cie, deg-degan gak lo"

"Ngapain deg-degan"

"Mau ketemu Luna kan"

"Apaan sih"

Hana menatap kedua laki-laki yang saling menggoda itu, ia mendengus tak suka karena sejak kecil Al memang sangat dekat dengan Luna dibanding dirinya. Rasa cemburu antar teman itu wajar bukan? Saat temanmu punya teman baru, ya begitu maksud Hana.

"Guys" panggil Al

"Ya?" Jawab Hana dan Ryu serentak

"Papa gue bawa anak baru ke rumah"

"HAH?!!"

Al tertawa melihat raut wajah Hana dan Ryu, ia melambaikan tangannya, "Bukan anak Papa gue, itu anak yang dia tangani kasusnya"

"Serius?" Tanya Ryu

"Iya, dia sebesar kita" jawab Al

"Oh my god, Papa lo emang agak lain ya Al, gedek gue lama-lama, ngurusin anak satu aja gak becus apalagi dua" ujar Hana ketus, ceplas ceplos. Ryu memukul mulut Hana dengan cepat

"Terus gimana Al?" Tanya Ryu lagi

"Apanya?"

"Anak itu, tinggal dimana? Terus sekolah? Emang kasus apa?"

Al menggelengkan kepalanya, "Gue juga gak tau, Papa kasus penganiayaan aja, terus Papa juga bilang mau disekolahin disini sama gue tapi nunggu izin mama nya dulu, dia punya Mama tapi diluar kita gitu, kalau di rumah sih dia tidur sama gue"

"Kasihan juga, terus Om Gavin gimana sama anak itu?"

Al mencoba mengingat, perlakuan ayahnya sama saja, tak tau nanti.

"Papa sih biasa, mungkin karena baru sehari"

"Semangat ya Al, kalau Om Gavin banyak tingkah kasi tau gue, biar gue sentil ginjalnya" komen Hana

Al tertawa menggelengkan kepalanya, "Jangan dong Han, nanti Papa gue sakit"

"Lo sih ah, terlalu baik"

"Soalnya gue cuma punya Papa"

***

Bicara tentang kasus yang ditangani Gavin, ada alasan mengapa laki-laki itu bersikeras ingin mengusut tuntas masalah yang berkaitan dengan anak pejabat ini. Karena dulu, Gavin pernah menangani kasus pembunuhan, namun ia gagal membela keluarga korban, saat itu ia masih menjadi pengacara baru dalam dunia hukum, kemampuan dan koneksi nya tak selebar saat ini, saat itu ia harus membiarkan pelaku terbebas dari jeratan hukum karena ketidakmampuannya dalam menyelesaikan kasus itu, kendala utamanya adalah karena tak punya koneksi orang-orang besar yang bisa menjadi backing-an nya.

Tempat PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang