Tidak bisa diam

438 61 1
                                    



______________

Sejak kaki Al diperban, anak itu menjadi sangat manja, tak biasanya Al berani memerintah Papa, karena biasanya berakhir dicueki, tapi kali ini Papa tidak bisa mengelak karena Al sedang tidak bisa berjalan.

"Pa!! Al mau ke kamar mandi" pekik Alvaero

Tak lama Papa datang dengan wajah datar, ia menggendong Al dipunggungnya

"Kaki kamu yang luka cuma 1 bukannya lumpuh"

"Yakan sakit Pa, kalau salah gerak sakit banget tau"

Gavin berdecak, "Cepat" ujar Gavin sambil memegangi tangan Al yang sedang menyelesaikan hajatnya di kamar mandi, tentu dengan ia yang ikut masuk.

"Pa, bersihin"

"Al"

"Eheheh bercanda"

Gavin memutar bola matanya malas, ia kembali memberikan punggungnya yang sontak membuat Al melompat senang. Gavin membawa sang anak kembali ke kamar, namun belum selesai, ia dikerjai oleh Al selama 2 hari ini, apalagi Nino tidak ada di rumah, Nino sedang bertemu dan menjalani rehabilitasi dengan Mama nya.

"Pa, ambilin Al snack dong di kulkas"

"Gak usah makan makanan toko gitu kalau lagi sakit"

"Sekali aja pliss"

Gavin berjalan keluar dari kamar Al tanpa kata, sementara Al mendumel, "Tumben cerewet" gumam al

Tak lama Gavin masuk membawa beberapa snack dan air putih, "Jangan makan semua" ujar Gavin lalu kembali berjalan keluar.

"Pa mau kemana?"

"Ke belakang, ada meeting penting"

Al beroria membiarkan sang ayah keluar dari kamarnya dengan damai, ia mulai mengemili snacknya sambil menonton, ia sedang dalam kondisi baik karena Papa tidak ketus dan cuek lagi saat ia sakit.

Lama menonton, Al mulai bosan, ia menatap ke arah jendela kamarnya yang berhadapan langsung dengan taman belakang, Papa nya masih menghadap laptop terlihat sedang berbincang. Karena tak ingin menggganggu Al mencoba berjalan sendiri, mengandalkan kaki kirinya yang tidak terluka, Al berjalan sedikit pincang, kaki kiri ia gunakan sebagai tumpuan sementara kaki kanan ia jinjitkan.

Al berusaha menuju ke dapur, ia ingin mengambil cemilan lain yang manis dan susu, namun keberuntungan tak pernah menaungi kepala anak lanang itu hingga. Brakkkk

"Akhhh!!!"

Al memekik keras saat kakinya terantuk kaki kursi, niatnya ia ingin menarik kursi agar bisa duduk, naasnya ia lupa dengan kaki kanannya yang masih diperban hingga terantuk dan membuatnya jatuh terduduk menahan sakit.

"Al!!! Kenapa?" Panggil Papa dari arah belakang

Al meringis, matanya berlinang saking sakitnya, bahkan ini lebih sakit daripada saat pertama kali kakinya terluka.

"PA!!! Bantuin!!"

Tak lama Papa nya berjalan tergopoh-gopoh, menariknya agar duduk di kursi makan sambil memperhatikan kakinya yang mulai berdarah lagi.

Tempat PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang