Hurt 02

589 76 60
                                    

"I hate you..."

Pharita berlari sambil menangis menuju kamarnya.

Siapa yang gak shock coba? Gak ada ujan gak ada angin, tiba-tiba papinya ngomong kaya gitu?

Dia mengunci kamar. Langsung menangis kejer dikasur. Memeluk boneka rusanya.

"Tuhan, gue cuma mau Ruruuuu..." Pharita terisak menahan sakit di dadanya.



2 hari berlalu

Ruka sama sekali tidak mendapat kabar dari Pharita. Dia mulai khawatir kalo Pharita dimarahi papinya karena dekat dengan Ruka.

"Rama, bisa antar saya kerumah Pharita?" tanya Ruka.

"Oohh iya motor lo masih disana ya?"

Ruka mengangguk.

"Hayuu.."





Rumah Pharita

"Maafkan om ya nak Ruka?"

"Eng ga gapapa om.." jawab Ruka

"Dan juga maaf motor kamu itu om cobain mantep juga ya. Maulah om bikin modif supermoto seperti itu.."

"Bbo boleeh om.."

"Dulu zaman muda om juga suka motoran nak, zaman sekolah keliling bandung yang belum semacet dan serame sekarang.." jelas Papi Pharita.

Ruka menunduk sambil gelisah memainkan tangannya.

Tadi papi Pharita mengantar mengambil motornya di garasi.

Rama dan tante Yeji mengobrol di teras depan.

Princess mah gamau keluar kamar, meskipun dikasi tau ada Ruka kerumah.


Ruka menuntun motornya menuju halaman depan.

"Kamu berapa lama udah kenal anak saya?"

"Bbbeellum lammaa oomm.."

Papi Pharita mengangguk.


"Tolong dijaga ya anak saya.
Calon suaminya belum bisa jagain dia soalnya"


Deg

Jantung Ruka saat itu terasa disayat.

Calon suami?

Pharita sudah punya calon suami?


"Bbaa bbaaikk om..."

Papi Pharita mengangguk tegas.

"Ssssaya pamit om..., permisi..."

Papi Pharita memandangi punggung Ruka yang berlalu dari hadapannya.

"Tante saya pamit pulang dulu ya? Rama hayu..." ajak Ruka.

"Ehh gak makan siang disini aja sayang sekalian hmm?" tanya Yeji yang melihat wajah sedih Ruka.

"Terimakasih tante, saya permisi..."

Say Yes To Heaven ~ RuPhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang