Say Yes To Heaven ~ RuPha

I Can See The Bright Horizon

Sudah 3 hari Ruka tinggal di rumah Pharita. Untuk sementara. Nanti giliran dirumah Ruka.

"Kamu bener ga tau Ahyeon kemana?"

"Ihhh ga percayaan banget sih kamu?! Aku ga boong Ruka, mereka cuma bilang mau pindah!"

"Iya sayang bukan ga percaya,, kasian Ken....."

Pharita terdiam.

"Masih ngurung diri?"

Ruka mengangguk

"Nangis terus dia kata Rama, aku takut..."

"Sshhh,, kamu jangan gitu, Ken pasti bisa ngelewatin fase ini., jangan jadi beban Ruru yaaa..." Pharita mengusap pipi Ruka. Dia ga mau suaminya malah makin banyak pikiran.

"Aku pernah di fase kaya gitu Ri..."

"Karina lagi...." lirih Pharita. Namun Ruka bisa mendengarnya.

"Sayaang,, bukan gitu..." ucap Ruka

"Ga usah minta maaf, kaya baru pertama nyakitin aja!"
Pharita meninggalkan Ruka didalam kamar.

"Salah terus deh perasaan...." ucap Ruka.

Dari Jakarta mereka transit di Singapura, baru lanjut 13 jam penerbangan ke Paris.

"Ri, ga pegel apa dipesawat 13 jam?" tanya Ruka.

"Bisa rebahan sayang kita di kabin La Premiere soalnya.." ucap Pharita.

Ruka nampak ogah-ogahan mesti 13 jam didalam tabung udara itu. Bandung-Bali aja dia udah pegel pikirnya.

Pharita nampak ngobrol bahasa Perancis dengan pramugari Air France.

"Istri aku keren bisa bahasa Perancis juga ternyata..."

"Dikit aja sayang.., kabinnya cuma di isi kita berdua ternyata..." ucap Pharita.

"Yeaaayy..." Ruka kegirangan.

"Ihhh bayi..." ledek Pharita

"Waahhhhh..." Ruka nampak terpana melihat kabin first class nya.

"Bilang makasih banyak ke tante Rose sayang ya.." ucap Pharita.

Ruka mengangguk.

"Pesen makan dulu ya? Laper..." rengek Pharita.

"Aku pesenin aja deh sayang sama kamu..." Ruka menggaruk kepalanya.

"Kamu mah kuat bobo lama... Aku suka susah bobo Ruru kalo dipesawat..." Pharita manyun.

"Sini bobo sama aku..." ucap Ruka.

"Sempit ihh..."

"Muat sini,,,..."

Pharita merebahkan dirinya disebelah Ruka. Menyandarkan kepalanya didada Ruka. Ruka mematikan lampu, menarik selimut.