Tok tok
SreettttPintu ruangan Ayyara terbuka
"Raaa!! Yaampunnn.. waww gede juga ruangannya" Tini yang awalnya khawatir langsung melongo melihat ruangan rawat inap Ayyara yang hanya di huni oleh satu orang.
Mereka saling sahut menyahuti, mulai dari curahan hati sampai mereview kelakuan manusia yang menurut mereka diluar nalar.
"Nanti, kalau kita-kita jadi magang atau kerja boleh ke divisi kita yah Raa" Teman Ayyara menyeletuk.
"Tapi, kalian harus punya mental baja kaya Ayyara. Kalo mau masuk ke divisi kita, harus siap menghadapi atasan yang super duper kegilaan perfeksionis. Si ms Revisi" tawanya pecah yang di ikuti dengan tawa canggung teman kampus Ayyara.Tini dan beberapa rekan kerja Ayyara mewakili tim untuk menjengguk Ayyara sudah kembali ke tempat kerja.
Erika sudah 2 hari tidak masuk kerja.
Saat Tini dan rekan kerja lainnya akan pulang, mereka melihat Erika bersama seorang pria memasuki rumah sakit."Bu' Er?" Tini menyapa
"Loh, Kalian ngapain kesini?" Heran dan panik.
"Kami abis jengguk Ayyara bu, Ayyara di rawat kerna kecapean bu." pelan namun nyelekit.
"Oooh, ok. Kalian kan rekannya, harusnya saling mendukung dong. Jangan cuma ngobrol aja kerjanya jafi gak produktif kan jadinya". Jawab sekenanya Erika.
"Caaa. Udah yuk. Kami duluan yah guys" Revan menyenggol dan menarik Erika untuk menjauh
"Ee.. kami pamit juga bu, pak" menyengir kuda.Setelah beberapa langkah
"Lu, segalak apa apa sih di kantor?" Revan bersedikap dada. Namun hanya di side eye yang Revan dapatkan.Memasuki ruangan.
"Haiii, Ara. Kamu sudah mendingan?. Aku panggil Ara aja yah, biar kita lebih akrab" menggulurkan tangan setelah memegang dahi Ayyara.
"Halo, Kak Revan. Ka Revan dokter disini ? Mm Udah mendingan ini kak. Please jangan di suntik lagi yah" dengan wajah memelas. Ayolah Ayyara selama satu malam sudah menerima banyak suntikkan. Ia takut akan menjadi sponggebob nantinya.
Revan hanya mengganguk saja dan tersenyum mengemaskan."Oke, berdirinya saye disini. Untuk membicarakan dari dokter ke wali dan pasien. Kalian lebih nyaman ngobrol disini atau mau keruangan gue? Eh sorry saya".
Revan memang dokter umum yang akan mengambil spesialis obgyn."Di sini ajaa Revann, oke jadi gimana keadaannya?" Erika yang sudah membuka laptopnya.
"Iya, Kak eh Dok. Apa aku udah bisa pulang?" Ayyara.
"Oke kalau begitu. Hasil pemeriksaan kamu Ara, sudah mulai stabil yah. Cuma harus di perhatiin pola makannya, jam istirahatnya. Aku udah rekomendasiin beberapa menu sama Erika untuk memperbaiki gizi dan asupan kamu selama satu bulanan ini yah. Daaaan Kemarin kamu sudah diperiksa sama Dokter Erina kan yah?. Nah, kebetulan Dokter Erina saat ini sedang ada jadwal operasi. Jadi, beliau ada pesan yang harus di sampaikan ke kalian" Revan melihat dengan sangat serius.
"Duuh, bilangnya gimana yah. emmm oke gini deh. Aku tau dan paham betul kalian ini pasturi yang masih baru. Pasti sanggat tinggi banget untuk hal-hal yang intim kan. Jadi, harus di perhatikan untuk durasinya yah. Jangan terlalu gasspoll,, Awww! Sakit Caaa" tiba-tiba sebuah bantal sofa melayang kearah kepala Revan denfan sanggat cepat. Secepat kilat dan tepat sasaran."Pantesan Erina gamau dia yang nyampeiin. Sakit benerannn inimah. Ahh untung lu baikk canong. Dah ahh gue mau pergi" Revan keluar ruangan.
Ayyara memerah wajahnya. Ia ingat betul kejadian beberapa malam terakhir. Mereka melakukkannya sampai matahari akan terbit.
Ceklek
"Apalagii!" Erika kira Revan yang datanc kembali.
"Sorry, aku kira Revan tadi. Dad"
"Gimana keadaan kamu mantu cantik Daddy?" Mendekati Ayyara.
"Tadi, suster info kalau infussan ini selesai aku udah boleh pulang"
"Good. Kalian berdua nanti pulang kerumah yah. Daddy mau kita makan bareng. Eca kamu kabarin kakakmu suruh pulang kerumah. Kamu bawa mobil atau pakai supir Ca?"
"Aku bawa mobil"
"Kalau gitu kita pulang bersama. Sama Erina. Daddy tadi sudah suruh mas yayat pulang"Ayyara sedang membereskan beberapa pakaiannya. Dan tak lama Erina sampau di ruangan Ayyara.
"Na, lu ga bilang ke daddy kan soal Ayyara?" Erika berbisik
"Bilang apaaan sih? Ayyara gizinya gabagus?"
"Itu juga jangan kasih tau Daddy naaa" masih berbisik
"Atau soalnya lu mainnya terlalu kasar?" Tawanya Erina
"Please! Gue mohon Naa. Jangan bilang apa-apa ke daddy yahh" masih dengan bisikkannya.
"Ahahaha.. tergantung sikap lo Ca"
"Childdis lu" Erika bergegas keluar ruangan.Namun waktu yang sangat pas wiliam tepat di depannya.
"Mau kemana kamu Erika?"
"Mau buka pintu dad. Ayo Ayyara kita pulang" langsung bergegas merangkul Ayyara.
Sesampai di lobby mobil sudah dibawakan oleh jasa vallet."Gue aja yang bawa Ca" tawar Erina.
"Jelas lah. Masa gue. Nih"
"Kalian tuh bisa akur atau tenang gitu gasih? Selalu saja argumen" wiliam mengelengkan kepala.
"Sekarang anak daddy bertambah satu. Ayyara, daddy berharap kamu sama Eca tidak sering adu argumen yah. Daddy sudah lelah dengan mereka bertiga. Ohya kamu belum kenal banget sama Erick yah?. Nanti kamu libur semester kamu ambil cuti yah. Biar kamu bisa ke Jerman. Yaaa hitung-hitung sekalian kalian honeymoon" wiliam sedikit terkekeh. Dan hanya di angguki oleh Ayyara.Sesampai di rumah megah dan mewah serta banyakknya kamar tidur. Erika dan Ayyara harus sekamar berdua. Lohh kenapa harus terpisah kalau mereka sudah menikah bukan?
"Heh, ingett. Tahan hasrat elu Ca" ledek Erika dengan berbisik ke Erika.
"Apaansiihh! Bilang aja lu iri ga ada pemuasnya kan!" Jawaban menohok Erika.
"Ahaha.. daddyyyyyy!! AWWWW!! SAKITT ANJIR MAKLAMPIRR DASAR LO" Erina berlari, namun tangan Erika jauh lebih cepat merait rambut Erina! Yup Erina di jambak oleh Erika.
"Bisa diem gak! Sekali lagi gitu. Asli yah Na. Guuee" terhenti karna Ayyara menghampiri.
"Kak Eca, kak nana?"
"Lepas ah!. Istri lo galak Ay. Harusnya lo tulis di sini 'awas istri galak' haha" Bergegas lari menjauh..
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
gadis kecil milikku
AcakTerjebak dalam situasi yang mengharuskan aku bertanggung jawab atas hidupnya. Entah keberanian seperti apa yang membuat aku berani dalam mengambil sikap untuk berganggung jawab penuh atas hidupnya, dan berjanji akan menjaganya di depan ibunya yang s...