110. Kembali Ke Bangkok

750 64 4
                                    

New tersenyum kecil saat Tay menatapnya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Tee, duduk sini. Aku mau ngolesin punggung kamu pake minyak."

Tay berjalan mendekati New sembari mengeringkan rambut nya yang basah.

Tay duduk di hadapan New, ia langsung berbalik setelah New menyuruh.

New menatap punggung lebar Tay. Lebih dulu ia membuka penutup botol itu. Mulai menuangkan minyak disekitaran punggung lebar Tay tak lupa memijat nya pelan.

"Enak?" Kepala New ke samping.

"Hm," Tay hanya berdehem. Meletakkan handuk di kasur.

"Tee, jangan ditaruh di kasur juga dong kan basah itu handuk nya," omel New.

Tay mengambil kembali handuk itu dan menaruh nya di atas paha nya.

"Aah enak, Hin." Tay memejamkan mata nya merasakan pijatan tangan New.

"Kiri sedikit, Hin."

New menggeser tangan nya mengikuti perintah Tay. "Disini?"

"Iya,"

"Lain kali tidak usah menggendong aku lagi." ucap New. "Aku jadi tidak enak sama kamu, kasian kamu juga."

"Tidak papa. Aku senang melakukan nya," ucap Tay lembut.

Tay membalikkan badan nya. Kini, ia dan New saling berhadap-hadapan.

"Sudah, sini sekarang gantian aku yang mijetin kaki kamu," ucap Tay.

Tay meluruskan kaki New, di taruh di atas paha nya. New hendak menarik kaki nya.

"Tidak usah, Tee." ucap New merasa tak enak dan tak sopan menurutnya.

"Gak papa, kaki kamu pasti sakit kan karena tadi berjalan terus?"

Tay memijat kaki New dengan lembut. Mata New terus memperhatikan Tay.

Bagaimana ia tidak jatuh terlalu dalem dengan Tay, jika pria itu memperlakukan dirinya sampai se-istimewa ini.

"Bagian itu kamu masih sakit gak? Maaf ya tadi aku sedikit kasar," ucap Tay.

Pipi New merona saat mendengar perkataan Tay. Ih kenapa harus membahas nya sih, New kan jadi malu.

"Tidak usah di bahas, Tee." New menunduk untuk menyembunyikan rona merah dipipi.

Tay tersenyum kecil melihat New yang terlihat malu-malu.

"Kamu masih aja suka malu-malu, padahal aku sudah sering melihat nya."

"Yang ada pada diri kamu sudah aku liat semua, Hin. Mau yang dalem atau luar nya."

"Tee! Ihh cukup aku malu," cicit New.

"Sudah ah," New menarik kaki nya dan saat itu tawa Tay keluar.

New benar-benar sangat menggemaskan.

"Saat di Bangkok nanti kita sudah harus mulai mempersiapkan segala sesuatu nya untuk pernikahan kita, Hin." ucap Tay.

New mengangkat kepala nya, menatap Tay.

"Hmm— Tee, apa tidak akan terasa aneh ketika kita di kantor?" ucap New.

"Aneh kenapa?" Tay bertanya.

"Ya aneh aja— yang tadinya aku dan kamu sebagai atasan dan bawahan. Lalu tiba-tiba aku dan kamu akan segera menikah."

"Apa yang akan di fikirkan oleh semua orang di kantor nanti? Aku takut, Tee."

VIHOKRATANA FAMILY S2 (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang