Kisah Wang Yi kaisar Luozhen yang sebenarnya sudah mati namun jiwanya ditukar oleh Wang Yi dari masa depan, hidup kembali sebagai leluhur pendahulunya dan Zhou Shiyu seorang putri kerajaan Shintong. Peperangan antara Luozhen dan Shintong membuat kai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WANG YI POV
"Woi...Apa yang kamu lakukan disini?."
Aku membuka mataku dan menemukan Wang Yi diatas kepalaku, dia menunduk menatapku heran. Aku tersadar kalau Aku kembali ke tempat ruang hampa. Tapi kemudian aku bertanya-tanya kenapa aku datang kembali kesini.
"Woi! Aku bertanya kepadamu, kenapa kamu diam saja?." Wang Yi menanyaiku sekali lagi dengan pertanyaan yang sama, aku bahkan tidak mengerti kenapa aku bisa kembali kesini.
Lalu aku mendengar dia menghela napasnya, "Tampaknya kamu masih belum terbiasa dengan gejolak amarah dari seorang bangsa Api. Kamu terlalu mudah terhasut oleh pikiranmu sehingga bola api di dalam tubuhmulah yang akan mengambil alih seisi jiwamu, kamu masih belum mampu mengendalikan teknik napasmu." Wang Yi berpesan.
Aku terdiam, menunduk, Wang Yi benar, secara tidak langsung dia mengatakan kalau aku masih belum menjadi apa-apa dan itu artinya aku masih lemah, "Lantas apa yang harus kuperbuat? Wang Yi?."
Dia terdiam kemudian dia menjawab, "Rasanya aneh ketika diriku sendiri bertanya kepadaku tapi Aku sudah mati. Semuanya tergantung pada dirimu, aku hanya bisa meminjami-mu separuh kekuatanku saja."
Wang Yi ikut bergabung duduk di sampingku, ada jarak diantara kami berdua. Rasanya damai dan tentram setelah kami duduk bersama, mungkin karena dia memberikan perasaan simpati kepadaku karena kematian Zheng Danni. Meskipun aku tidak suka orang lain bersikap seperti ini kepadaku tapi Aku tidak menyalahkan dia untuk bersimpati karena Wang Yi semasa hidupnya tidak pernah menunjukkan perasaan empati dan simpati kepada orang lain.
"Aku hanya mengenal Zheng Danni sebagai pendekar pedang biasa. Aku tidak pernah mendengar kabar menarik tentang dia, kehebatan ataupun memberikan penghargaan untuknya saja aku tidak pernah. Aku selalu memandang rakyatku semua adalah sama dan aku diatas mereka, aku selalu bersikap kalau dirikulah kaisar yang terkuat, aku ingin mereka menghormati aku sebagai kaisar mereka dan mereka yang dibawahku harus tunduk kepadaku." Kata Wang Yi.
Aku menengok, mendengar suara isi hatinya yang sekarang terdengar lembut dan lebih terbuka. Matanya menyimpan seribu penyesalan disana, aku bisa merasakannya dan tampaknya dia sudah menerima nasibnya kalau dia akan selamanya terjebak disini.
Wang Yi melanjutkan, "Tapi setelah aku mati, aku hidup didalam jiwamu seolah aku harus menjadi saksi kehidupan dibawah ragaku yang sudah menjadi wadah baru untuk orang lain yang merupakan reinkarnasiku sendiri, jiwa yang datang dari masa depan yang sangat jauh. Pada awalnya aku tidak terima tapi semakin aku memgikutimu, aku semakin tersadar kalau kau adalah orang yang baik, aku diam-diam mempelajarimu, bagaimana caramy bersosialisasi, caramu menanggapi, caramu menghargai dan caramu dalam menunjukkan perasaan cintamu kepada seseorang." Katanya.
