Chapter 28

109 2 0
                                    

Lia telah sampai tujuan, di cafe favoritnya yang hanya orang tertentu yang bisa masuk.
"Seperti biasa ya, coffee latte and croissant blueberry".

Pegawai itu mengangguk dan membuat pesanan Lia. Lia duduk di rooftop sambil melihat pemandangan dan cuaca yang sangat cerah.

Pesanan pun datang, "thanks".

Dia mengambil laptop dan membuka tugas yang di berikan papanya, "aiiisshhh susah kali dah, papa kenapa ngasih tugas sesusah ini. Gw belum siap buat nerusin perusahaan".

"Bu Lia", Lia menoleh siapa yang memanggilnya.
"Eh Yamada, kenapa kesini? Bukannya kamu lagi aku suruh libur?"

Yamada mengangguk, "bu Lia gapapa? Kemarin aku mampir ke rumah ibu tetapi penuh dengan kapas dan peralatan p3k di meja".

"Aaaaa itu, I'm okay. Kemarin cuma luka dikit aja gak separah itu kok. Oh ya, duduk sini, udah pesan kah?"

"Udah bu"
"Panggil nama aja, soalnya kamu lagi libur bukan bekerja".

"Eh iya lupa bu, eh Lia", Yamada menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan Lia hanya menggeleng sambil tersenyum.

"Tuan kasih tugas lagi ya ke kamu? Mau Aku bantu?"

Lia hanya menggeleng, "tidak perlu Mada, aku harus bisa. Kalau gak bisa terus aku gak bisa nerusin perusahaan papa, papa semakin tua dan kakak harus fokus dengan suami dan anaknya".

Yamada mengangguk paham, dia menyeruput kopinya sambil melihat Lia yang sedang mengerjakan tugas itu.
*****
"Finally selesai juga", Lia meregangkan tubuhnya dan memakan croissantnya yang sudah dingin dan mulai mengeras.

"Eh gak usah di makan lagi, aku pesenin lagi aja ya", Yamada langsung turun dan memesan kembali croissantnya.

Langit mulai mendung, "hujan gak ya? Males di dalam, gerah walau pakai ac".

"Tante Liaaaaaa", Lia yang mendengar langsung membalikkan badan. Dia terkaget karena Daehwi beserta ibu bapaknya kesini.

"Hai sayang, gimana kabarnya? Kok makin gembul aja ponakan aku", Hwi dan Lia tersenyum bersama.

Lia mengangkat kepalanya dan melihat kakaknya juga tersenyum, "kakak kapan kesini? Kok nggak kabarin aku?"

"Barusan aja datang, soalnya Daehwi pingin liat sunset. Dan disini kamu bilang, gak semua orang bisa masuk, jadinya yaaaa kakak, Taemin sama Daehwi kesini".

"Aaaaa iya, aku baru ingat kalau aku udah pernah ngomong ke kakak", Lia sekilas melihat Taemin.
"Oh ya kak, sini duduk deket aku, dari sini bisa keliatan sunset. Tapi sepertinya cuacanya mendung".

Mereka pun duduk bersebelahan, dan tak lama Yamada pun datang.
"Lia, ini croissant blueberrynya. Untung aja baru di angkat dari oven, jadi masih panas".

Taemin dan Yuju melihat siapa yang memanggil Lia, "kamu siapa? Aku baru liat".

"Oh kenalin, saya Yamada Ryosuke. Asisten pribadi Lia", tangan Yamada ingin memberi salam ke kedua orang tersebut.
"Aaaaa i see, aku Yuju kakaknya Lia. Dan ini Taemin, kakak iparnya Lia sekaligus suami aku".

"Salam kenal kak Yuju dan kak Taemin", Yamada tersenyum dan duduk di samping Lia.

"Btw, kenapa kamu manggil Lia dengan sebutan namanya? Kenapa bukan manggil dengan sopan?" Tanya Taemin.
Lia dan Yamada saling bertatapan, "anu, Lia yang meminta sendiri karena ini hari libur saya".

"Tetap saja, mau libur atau enggak tetap memanggilnya dengan sopan", lanjutnya.

Lia mendobrak mejanya, "kak Taemin bisa gak sih gak usah ribut, terserah gw dong mau minta ke siapa aja dengan sebutan apa yang gw pingin. Lo gak berhak ikut campur dengan kehidupan gw".

"Lia, kok kamu kasar sekali sama kakak ipar kamu? Gak boleh ya", Yuju yang kaget karena kemarahan Lia.
"Sorry kak, aku kelewatan".

"Tante, nda boyyeh mayyah mayyah agy ya. Nanti ante cepet tua", kata Hwi
Lia tersenyum dan mengelus rambut Hwi, "iya sayang, tante minta maaf ya udah membuat Hwi kaget tadi"

Daehwi hanya menggeleng dan memegang tangan tantenya, "gapapa ante, tapi jangan di ulangi agy ya. Anti Hwi nangis".

Lia mengangguk paham, "iya sayang, tante gak begitu lagi di depan Hwi".
"Yaudah kak, aku pulng dulu ya. Udah mau malam. Yuk Mada kita pulang".

Lia dan Yamada pun pulang dengan kendaraannya masing-masing.
.............
Sesampai di market, Lia berbelanja kebutuhan apa saja buat di rumah. Lia memang belum sampai rumah, karena dia kepikiran untuk makan apa karena Lia belum membeli barang apapun karena belum sempat.

Dia mengambil semuanya yang di butuhkan, tepat dia berhenti di ice cream tapi tangannya berhenti untuk membuka.
"Jangan ice cream, lu lagi sakit. Nanti kalau tambah parah gimana?"

Lia menoleh, dan benar saja Jeno di samping dia.
"Gak perlu urusin gw, cukup urusin diri lo sendiri"

Lia tidak jadi membeli ice cream dan segera ke kasir. Jeno yang melihatnya hanya berdiam dan mengambil 2 ice cream.

Lia pun keluar dari market dan masuk ke dalam mobilnya. Jendela di ketuk dan Lia membuka jendelanya.
"Mau apa lagi? Kita gak ada urusan apapun"

"Lo tadi ketemu Hyung gw kan di cafe?"
"Kok lo tau?" Tanya Lia kaget
"Tau lah, gw di lantai 1. Itupun juga kebetulan gw liat lo turun dan gw langsung ke lantai 2 buat siapa yang bikin lo keliatan kesel".

Lia mendengus kesal, "seharusnya lo gak usah kesal begitu, gw tau kalau Hyung masih suka sama lo. Tapi karena di jodohin sama nyokap bokap kita, Hyung nikah sama kakak lo".

"Gak usah di bahas lagi Jen, gw udah gak mau dengar kata itu lagi".

Jeno pun mengangguk, "btw, gw gak di suruh masuk ke dalam?"

"Bukannya lo bawa mobil or motor?"
"Yaaaa bawa, tapi udah gw kasih ke dalam rumah lo. Gw kesini ngojek".

"Goblok"
Lia pun langsung menyuruh Jeno masuk ke dalam, bukannya mau duduk di kursi penumpang melainkan membuka pintu yang Lia dudukin.
"Lo pasti capek, lo duduk di kursi sebelah biar gw yang nyetir. Sekalian gw ajak lo ke suatu tempat"

"Kemana lagi, gw capek Jen"
"Udah nurut aja, minggir gih", lanjutnya dan Lia menurutin perkataan Jeno.

Mereka pun pergi ke suatu tempat dan Lia tidak tau di mana itu.

"Lo kalau ngantuk, tidur aja. Gw bakal bangunin lo kalau udah sampe"
Lia yang melihat jalanan pun terdiam tanpa berkata sepatah katapun.
Dia pun larut dan tertidur.

Jeno menyalakan radio agar dia juga tidak ikut tertidur.
...........
Jeno berhenti di suatu tempat, yaitu pantai. Karena sudah malam, suasana pantai begitu sepi dan hanya ada mereka berdua.

Jeno menoleh dan melihat Lia yang masih tertidur pulas, dia mendekatkan wajah ke Lia. Berusaha untuk mencium Lia, tetapi Lia tersadar karena nafas yang hangat terkena wajahnya.

Jeno refleks sadar dan membenarkan diri, "gw gak ngapa-ngapain lo, gw cuma mau bangunin lo".

"Hm", Lia keluar dari mobil dan melihat suasana di luar. Lia menghembuskan nafas
"Hhaaahhh"

Jeno pun ikut dan berdiri di samping Lia, "so, gak dingin? Soalnya pakaian lo keliatan tipis".

Lia menggeleng, "gw udah biasa, gak dingin dingin amat sih"

Lia duduk dan bermain pasir, "lo kenapa sih ganggu gw mulu? Lo suka ya sama gw?"

Jeno terkaget, "ha? Gw suka sama lo? Jangan mimpi deh. Lo ingat gak, gw ipar lo"

"Ahahaha ngakak gw, gw aja gak nganggap kakak lo sebagai kakak ipar gw"
"Why? Karena dia mantan lo?"

Lia menoleh menatap tajam Jeno yang masih berdiri.
"Iya iya kagak lagi deh nyebutin Hyung gw"

Mereka berdua larut dalam pemandangan pantai malam.

Ipar || Lee Jeno (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang