Chapter 29

124 2 0
                                        

Selama perjalanan menuju kamar masing-masing, Jeno ingin sempat berbicara. Lia yang mengamati perlahan, dia mulai bicara
"Mau ngomong apa? Jangan a o a o mulu"

"Lo mau gak jadi pacar gw?"

Seketika Lia terdiam, Jeno yang berada di sampingnya pun juga ikut berhenti.
Jeno mengamati Lia yang tidak ada balasan sedikitpun.
"Lo kalau gak mau gapapa, gw-"

"Ya, gw mau", belum sempat selesai menjelaskan, Lia langsung memberikan jawaban yang membuat Jeno tercengang.

"Lo serius? Lo gak bercanda?"

Lia hanya mengangguk dan meninggalkan Jeno sendirian di pesisir pantai. Lia pun masuk ke dalam kamarnya dan mandi untuk tidur nyenyak.

Di sisi lain, Jeno hanya tersenyum dan masuk ke dalam kamarnya. Mereka larut ke dalam mimpinya masing-masing sampai tiba di pagi buta.
*****
Sinar mentari pagi menyelimuti awan, Lia terbangun dan membuka pintu kamarnya.
"Aaaahhh sejuk banget"

Lia menengok kanan kiri, tetapi tidak ada sosok Jeno. Dia pun segera masuk ke kamar Jeno, tidak terkunci.
Lia pun masuk, melihat kanan kiri siapa tau Jeno sudah bangun tetapi masih berada di kamar mandi atau dapur.

Tak nampak hidung belangnya, Lia masuk ke dalam kamar Jeno. Yap, Jeno masih tertidur pulas.
Lia membangunkan segala cara agar tuh anak bangun, "Jen, bangun, udah siang".

Tak ada reaksi, Lia sempat berdiri tetapi tangannya di tarik membuat Lia kehilangan keseimbangan dan mereka saling berpelukan.

Lia menatap seluruh wajah Jeno, mulai dari mata hingga ke bibir mungil Jeno. Lia terperangah, dia terus terdiam dan menelan ludahnya sendiri.

Tiba-tiba saja, mata Jeno terbuka secara perlahan. Dan mereka, saling bertatapan.
"Morning my babe", kata Jeno dengan suara serak nya.

Lia terbangun, merapikan rambutnya yang agak berantakan.
"Baru bangun lo, kenapa nggak daritadi bangunnya? Gw laper, bikinin gw sarapan dong Jen".

Lia akhirnya pergi meninggalkan Jeno yang masih terdiam di kasurnya, dan Lia segera duduk di depan meja bar.
...........
Lia POV

"Apa sih yang gw pikirin anjir, tatapan matanya dan bibirnya yang mungil aaakkhhh"

Gw frustasi, gak peduli rambut gw sekacau apa ini.
Wajahnya hampir mirip dengan Taemin, ah kan dia adeknya.

Pintu terbuka, gw melihat Jeno sudah rapi dan menuju dapur buat bikin sarapan. Gw gak bisa menatap Jeno terlalu lama.

"Gw berlebihan gak sih reaksinya? Tapi kan gw juga canggung, apalagi semalam gw di tembak sama dia", batin gw.

"Babe, mau makan apa?"

"Ha? Apa? Ah, gw mau spaghetti with shrimp aja".

"Oke, wait"

Gak bisa gak bisa, gw terlalu canggung. Gw bisa buat bersikap biasa aja.

Tak lama makanan pun datang, gw menyeruput spaghetti and ini enak banget.

Rambut gw di benerin, gw menengok ke arah dia. Senyumnya sangat manis, gw tersedak, "uhuk uhuk".

Dia menuangkan air putih dan kasih ke gw, gw minum sampai habis.
"Makanya kalau makan tuh pelan-pelan aja, apa karena liat kegantengan gw makkanya lu jadi tersedak kek gitu".

"Najis anjir, noh makan. Gw udah kenyang"
Gw kasih piringnya ke dia, dan dia pun tetap makan bekas makanan gw.

Tanpa pikir panjang, gw mau menanyakan hal semalam kenapa dia mau jadi pacar gw.
"Lo kenapa mau jadi pacar gw? Sedangkan lo adalah adek ipar gw. Dan lo tau sendiri kalau kakak lo itu nikah sama kakak gw, lo pasti ada alasannya kan macarin gw? Lo mau berapa? Gw bakal kasih semuanya"
*******
Jeno POV

Ipar || Lee Jeno (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang