Singto terbangun di ruangan yang serba hitam, bahkan tak ada jendela di ruangan itu, dan keadaan sekitar sangat gelap tanpa ada lampu yang menerangi.
Dimana dia? Singto beranjak dari posisinya, berjalan tertatih berusaha mencari jalan keluar. Saat Singto menemukan pintu, dia mencoba untuk membuka pintu tersebut namun tak membuahkan hasil.
Sedangkan di tempat lain saat ini, Krist tersenyum kecil melihat Singto yang sudah tersadar dari pingsannya, dia melihat Singto kebingungan, dan sepertinya akan menangis. Krist beranjak dari tempatnya berjalan menuju sebuah ruangan.
Saat pintu ruangan terbuka Singto langsung berlari menghampiri Krist.
"Phi sudah bangun" Ucap Krist.
"K-krist, aku dimana? Jam berapa sekarang? Alexa pasti mencari ku!" Ucap Singto.
"Phi di rumah ku, apa phi lapar?" Ucap Krist.
"Aku ingin pulang, Krist!" Ucap Singto.
"Tidak, phi. Mulai hari ini phi harus tinggal disini bersama ku" Ucap Krist.
"Tidak!! A-aku membenci mu!!" Ucap Singto.
"Aku mencintai phi Sing. Apa phi mau menikah dengan ku?" Ucap Krist sambil memegang tangan Singto.
"K-kamu gila, Krist" Ucap Singto sambil menangis.
Krist seperti sangat terobsesi dengannya, membuat Singto semakin takut dengan Krist.
"Aku tak gila, phi. Jika kejiwaan ku terganggu aku tak mungkin lulus test menjadi seorang dokter 'kan?" Ucap Krist lembut.
Singto menarik tangannya dari genggaman Krist, dan mundur perlahan, sedangkan Krist kini berjalan menghampirinya.
"Krist, lepaskan aku, ku mohon" Lirih Singto ketakutan.
"Tidak" ucap Krist.
"A-anak ku pasti mencari ku sekarang" Ucap Singto sambil menangis.
"Anak? Bukankah anak kita masih di dalam perut phi Sing?" Ucap Krist.
"AKU TAK MAU MEMILIKI ANAK DENGAN MU!!" Teriak Singto.
"Tapi aku sangat ingin memiliki anak dengan phi, aku ingin phi mengandung anak ku" ucap Krist.
"Hikkss... Lepaskan aku, Krist. Lexa pasti mencari ku sekarang" ucap Singto.
"Lupakan Alexa, phi. Fokus dengan hidup kita mulai hari ini" Ucap Krist.
Bagaimana bisa Krist mengatakan itu? Ayolah Alexa hanyalah anak kecil berusia 5 tahun! Bagaimana bisa Krist menyuruh Singto agar melupakannya semudah itu, bagaimana Alexa bisa hidup tanpa papanya.
"Ayo pindah ke kamar ku" Ucap Krist.
"T-tidak!" Ucap Singto sambil berusaha menjauh dari Krist agar tak di pegang oleh Krist.
"Apa phi ingin di ruangan ini selamanya?" Ucap Krist.
"K-kamu benar-benar jahat, Krist!!" Ucap Singto sambil meremas tangannya.
Singto berjalan menghampiri Krist, dia ingin memukul Krist namun Krist menahan tangannya.
Kemarin Krist memang tak peduli bahkan tak pernah menghindar saat Singto memukulnya, tapi mulai detik ini, dia tak akan membiarkan Singto melukai wajah tampannya lagi.
"Aku tahu aku lebih muda dari phi, tapi bisakah phi bersikap sopan pada ku?" Ucap Krist sambil mengusap tangan Singto.
Krist tersenyum lembut dan mengecup tangan Singto yang di pegangnya.
Singto menarik tangannya dari Krist hingga Krist melepas tangannya.
"Baiklah, jika phi masih ingin disini. Aku keluar dulu, ada beberapa pekerjaan yang belum ku selesaikan" Ucap Krist.
Krist berjalan keluar dari ruangan itu, tak lupa dia mengunci pintunya agar Singto tak bisa keluar.
"Krist, keluarkan aku dari sini, Krist!! Kasian Alexa!!" Teriak Singto sambil berusaha membuka pintu.
Singto menangis sambil duduk bersandar di daun pintu.
Sedangkan Krist kini bersiap ingin pergi ke rumah sakit, ada beberapa pasien yang harus di periksanya hari ini.
*****
Jam 8 malam Krist tiba di rumahnya, Krist berjalan ke ruangan tempat dia menyekap Singto sambil membawa makanan untuk Singto, apa lagi mengingat jika tak ada yang boleh masuk ke ruangan itu, Singto pasti belum makan hingga sekarang.Saat Krist membuka pintu, dia melihat Singto sedang menangis.
"Krist, Alexa pasti mencari ku sekarang" Ucap Singto sambil beranjak dari duduknya.
"Lama-lama Alexa akan terbiasa tanpa phi, perlahan dia akan melupakan phi" Ucap Krist.
"KENAPA KAMU TEGA SEKALI, KRIST!! ALEXA MASIH KECIL!! DIA TAK BISA HIDUP TANPA AKU!!!" Teriak Singto.
"Dia bisa. Bukankah banyak maid disana, salah satu maid pasti akan mengasuh Alexa seperti anak kandung mereka sendiri" Ucap Krist.
"Dia anak ku, Krist. Tolong lepaskan aku, aku ingin bertemu anak ku" Lirih Singto sambil menangis.
"Sebentar lagi phi akan hamil anak ku, phi akan punya anak lagi dengan ku nanti" ucap Krist sambil tersenyum.
"A-aku tak mau hamil anak mu. Hikkss... L-lepaskan aku, Krist.." Ucap Singto.
"Tidak, phi. Phi milik ku! Aku tak ingin berbagi milik ku dengan siapapun termasuk Alexa!" Ucap Krist.
"K-kamu gila... Hikkss.. hikks..."
"Makan dulu, bukankah phi belum makan seharian ini?" Ucap Krist.
"T-tidak" ucap Singto.
Wajah Singto bahkan sangat bengkak karna seharian menangis, air matanya mulai mengering karna terlalu lama menangis.
"Baiklah jika phi tak ingin makan, apa phi ingin tidur bersama ku malam ini? Disini dingin phi" Ucap Krist.
"Aku mau Alexa, Krist" lirih Singto.
"Selamat istirahat, phi Sing" ucap Krist yang seakan tak menghiraukan ucapan Singto.
Krist keluar dari ruangan itu sambil mengunci pintunya, kemudian dia berjalan ke kamarnya.
***
Di tempat lain saat ini, Alexa menunggu papanya di ruang tamu dengan di temani oleh seorang maid."Sudah jam 8, kenapa papa belum juga pulang?" Ucap Alexa bingung.
"Ayo tidur, nona. Mungkin papa nona sedang banyak pekerjaan" Ucap maid tersebut.
"Tapi aku ingin tidur sambil mendengar dongeng dari papa, bi" Ucap Alexa.
"Kita tunggu sebentar lagi" Ucap maid.
Tbc.
Jangan lupa komen dan vote, thanks 😗♥️
YOU ARE READING
Psychopathic Obsession ✓
ФанфикRasa ingin memiliki sangat besar membuat krist menjadi terobsesi dengan pria yang di cintainya, melakukan segala cara demi mendapatkan cinta singto tanpa sadar dengan apa yang di lakukannya justru menyakiti sang pujaan hati. Bisakah krist mendapatka...