Krist semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Singto saat merasakan jika Singto ingin beranjak dari tempatnya, apa lagi mengingat hari ini Singto akan pulang ke rumahnya dan mantan suaminya itu, rasanya Krist tak rela membiarkan Singto pergi.
"Krist, aku ingin bangun!" Ucap Singto sambil berusaha melepas pelukan Krist.
Sekarang bahkan sudah jam 9 pagi, Singto memang sengaja tak ke kantor karna ingin menepati janjinya pada Alexa yang ingin membawa Alexa pulang.
"Aku masih ingin memeluk phi" Ucap Krist.
"Papa!! Apa papa sudah bangun!!" Teriak Alexa dari luar kamar.
Lexa bahkan menggedor pintu sehingga membuat Krist terpaksa melepas pelukannya di tubuh Singto.
Singto beranjak dari ranjang berjalan membuka pintu kamar.
"Aku sudah siap! Kenapa papa belum mandi!?" Ucap Alexa saat melihat papanya masih memakai piyama tidurnya.
"Papa mandi sebentar, tunggu papa di ruang tamu" Ucap Singto.
"Baiklah" Ucap Alexa sembari berjalan pergi dari sana.
Singto menutup pintu kamar, di lihatnya Krist sudah tak ada di ranjang, Singto ke kamar mandi, dia melihat Krist sedang muntah disana.
"Kamu harus ke rumah sakit memeriksa keadaan mu" Ucap Singto.
"Apa phi mau mengantar ku?" Ucap Krist.
"Jangan berpura-pura lupa dengan janji mu semalam Krist" Ucap Singto.
"Baiklah, Joy akan mengantar kalian, ingat phi, jangan pernah mencoba untuk melarikan diri dari ku!" Ucap Krist.
"Hmm" ucap Singto singkat.
Krist berjalan keluar dari kamar mandi, sedangkan Singto mulai membersihkan tubuhnya di sana.
Beberapa menit berada di kamar mandi, kini Singto keluar dengan menggunakan handuk. Di lihatnya Krist juga sudah bersiap seperti ingin pergi, dia bahkan menggunakan jaket tebal sekarang.
Krist memang berencana ke rumah sakit, memeriksa kesehatannya, dan meminta ijin untuk tidak masuk bekerja selama beberapa hari. Krist memang tidak mandi, karna rasanya benar-benar dingin jika dia harus mandi dulu.
"Ayo berangkat bersama" Ucap Krist setelah Singto memakai pakaiannya.
"Kamu tidak sedang mengikuti ku kan?" Ucap Singto curiga.
"Tidak, aku ingin ke rumah sakit. Bukankah phi sendiri yang menyuruh ku periksa tadi? Aku tak mungkin bisa mengendarai mobil sendiri itu sebabnya aku akan berangkat bersama kalian, biarkan Joy mengantar ku lebih dulu nanti" ucap Krist.
"Baiklah" Ucap Singto.
Mereka berjalan keluar dari kamar, di depan sudah ada Alexa dan Joy yang menunggu.
Joy membukakan pintu mobil untuk sang majikan, Alexa duduk di depan samping Joy sedangkan Krist dan Singto duduk di belakang.
Seperti kata Krist tadi, Joy mengantar Krist ke rumah sakit lebih dulu baru Joy melajukan mobilnya ke rumah Singto.
Saat Singto keluar dari mobil, banyak beberapa maid yang sedang lewat terkejut melihat kedatangan Singto.
"Tuan, sudah lama tuan tak pulang" Ucap salah satu maid.
"Ya, aku merindukan rumah ini" Ucap Singto sambil tersenyum.
Singto juga rindu dengan para maidnya, dia memang bukan tipe majikan yang sombong, bahkan semua maid di anggap seperti keluarga oleh Singto.
Maid masih bekerja seperti biasa di rumah itu, bahkan di depan pagar masih ada satpam yang berjaga, siapa yang memberi mereka gaji? Itu yang akan di tanyakan oleh Singto nanti.
Singto pikir semua pekerja di rumahnya sudah pergi, apa lagi dia sudah tak pernah pulang, untuk apa mereka tetap berada di rumahnya kan?
Alexa berlari ke kamarnya memisahkan diri dari papanya sedangkan Singto berjalan ke kamarnya dan suaminya.
Setelah Singto membuka pintu kamarnya, Singto melihat dinding kamar yang tampak polos tanpa ada beberapa bingkai foto yang biasa terpajang di sana.
Dimana foto keluarga mereka? Foto dia dan Natt, foto mereka bertiga? Bahkan di atas nakas juga tak ada lagi foto Natt.
Singto membuka lemarinya, mencari album foto keluarga mereka tapi dia tak menemukan itu. Singto berjalan keluar dari kamar dengan tergesa-gesa.
"Kumpulkan para maid kesini" Ucap Singto pada salah satu maid yang kebetulan lewat di dekatnya.
Hampir 5 menit menunggu, kini semua maid yang bekerja di rumahnya berkumpul di hadapan Singto.
"Siapa yang membuang foto keluarga ku?" Tanya Singto.
"M-maaf, tuan. Tuan Krist meminta kami untuk membuang semua foto tuan Natt yang ada di rumah ini" Ucap salah satu maid.
*Deg... Krist? Krist menyuruh maid membuang foto suaminya.
Tubuh Singto bergetar menahan amarah.
"D-dimana kalian menyimpan foto itu?" Tanya Singto.
"Tuan Krist sendiri yang membakarnya, tuan"
"KENAPA KALIAN MENGIKUTI APA KATA KRIST!! BUKANKAH AKU MAJIKAN KALIAN DISINI!!!" Bentak Singto, dia sudah tak bisa menahan diri untuk tidak membentak para maid dan sejujurnya ini kali pertama Singto meninggikan suaranya saat bicara dengan para maidnya.
"T-tapi tuan Krist mengancam akan menyakiti keluarga kami, tuan, jika kami tak mengikuti apa kata tuan Krist" Ucap salah satu maid disana.
"Papa..." Ucap Alexa yang kini berlari menghampiri Singto sambil menangis.
"Ya, sayang?" Ucap Singto.
"Foto daddy tak ada di kamar ku, hikss.. aku merindukan daddy, pa" Ucap Alexa.
Singto meremas tangannya saat mendengar itu, Krist benar-benar keterlaluan.
****
"Lalu, aku sakit apa, dok?" Tanya Krist kepada Off yang baru selesai memeriksa dirinya."Ckk, ini terlihat lucu, seorang dokter memeriksa dokter yang sedang sakit" Ejek Off.
"Katakan apa penyakit ku!" Ucap Krist.
"Kamu tak sakit apapun, Krist!" Ucap Off.
"Aku selalu mual di pagi hari, dan nafsu makan ku mendadak hilang. Kepala ku juga sangat pusing akhir-akhir ini"
"Kekasih mu hamil, mungkin?" Jawab Off santai.
"Huh, benarkah?!" Ucap Krist kesal.
"Ahh, aku tahu kamu tak punya kekasih, itu mungkin seseorang sedang mengandung anak mu. Apa kamu pernah melakukan seks dengan seseorang? Ini seperti kehamilan simpatik, saat istri hamil, suami ikut merasakan ngidam" Ucap Off.
"Apa ada yang seperti itu?" Ucap Krist.
"Ya, meskipun tak banyak yang mengalaminya, tapi beberapa dari seorang suami akan mengalami hal tersebut, apa lagi saat suaminya sangat mencintai istrinya, dia terlalu memikirkan kehamilan sang istri yang mengakibatkan sang suami akhirnya merasakan mengidam, sedangkan sang istri akan terlihat biasa saja" Ucap Off.
"Kenapa kamu bisa tahu itu?" Tanya Krist.
"Aku sudah beberapa kali memeriksa pasien seperti mu, dan faktanya istri mereka memang sedang hamil muda. Aku juga salah satu suami yang mengalami hal itu, aku merasakan pusing dan mual saat Gun mengalami masa-masa mengidam,"
"Dan untuk kasus mu sekarang, entahlah, aku hanya menerka, kamu bahkan belum menikah dan tak punya kekasih" Ucap Off dengan nada mengejek.
Apa Singto sedang hamil sekarang? Itu yang berada di benak Krist.
Krist tersenyum sendiri sehingga membuat Off menatap aneh padanya, ada apa dengan Krist?
"Ku pikir kamu juga harus memeriksa kejiwaan mu sekarang" Sindir Off, membuat wajah Krist kembali datar.
"Satu-satunya yang bisa membuat ku gila hanya dia" Ucap Krist sembari beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan Off tanpa mengucapkan kata terima kasih terlebih dahulu, bukankah Off sudah memeriksa dirinya tadi?
Tbc.
YOU ARE READING
Psychopathic Obsession ✓
FanfictionRasa ingin memiliki sangat besar membuat krist menjadi terobsesi dengan pria yang di cintainya, melakukan segala cara demi mendapatkan cinta singto tanpa sadar dengan apa yang di lakukannya justru menyakiti sang pujaan hati. Bisakah krist mendapatka...