Part 12

216 43 28
                                    

Singto terbangun dari tidurnya karna merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuhnya. Dia melihat Krist tidur sambil memeluknya, bahkan kepala Krist berada di atas dadanya sekarang. Singto melihat jam di dinding yang ternyata sudah jam 6 pagi.

"Krist... Bangun" Ucap Singto.

"Aku masih mengantuk, phi. Aku bahkan baru bisa tidur beberapa jam yang lalu" Lirih Krist.

"Apa kamu tak bekerja?" Ucap Singto

"Aku tak ingin masuk hari ini" Ucap Krist.

"Kenapa?" Tanya Singto.

"Sepertinya aku demam. Semalam kepala ku benar-benar pusing sehingga membuat aku tak bisa tidur" Ucap Krist.

"Beranjak dari atas tubuh ku, kamu berat" Ucap Singto sambil mendorong Krist agar sedikit menjauh darinya.

"Aku ingin tidur sambil memeluk phi Sing" Ucap Krist.

"Aku ingin menyiapkan sarapan untuk Alexa, dan bersiap ingin ke kantor"

"Tidak, phi tak boleh pergi!" Ucap Krist sambil membuka sedikit matanya.

Wajah Krist memerah menahan rasa mual, dia langsung beranjak dari ranjang dan berlari ke toilet yang ada di kamarnya, Krist memuntahkan isi perutnya.

Hampir 20 menit Krist berada di toilet, kini dia keluar dari sana, di lihatnya Singto sudah tak ada di kamar, Krist berjalan ke dapur, dia melihat Singto sedang sarapan bersama Alexa.

"Ayo sarapan, om" Ucap Alexa saat melihat kedatangan Krist.

Krist menutup mulutnya saat melihat banyak makanan di atas meja, dia langsung lari ke toilet yang ada di dapur.

"Om Krist kenapa, pa?" Tanya Alexa pada Singto.

"Entahlah" jawab Singto seadanya.

Padahal kemarin Krist terlihat baik-baik saja, bahkan seperti sangat sehat, tapi pagi ini dia terlihat lemas tak berdaya.

Cukup lama Krist berada di toilet, kini dia berjalan ke ruang makan menghampiri Alexa dan Singto.

Terlihat keduanya sudah selesai sarapan.

"Lexa, papa mandi dulu, nanti kita berangkat bersama" Ucap Singto pada anaknya.

"Ya, pa" Ucap Alexa.

Singto langsung berjalan pergi dari ruang makan tanpa menyapa Krist lebih dulu, dia bahkan tak penasaran dengan keadaan Krist setelah Krist muntah tadi.

Krist berjalan ke kamar mengikuti Singto.

"Bisakah phi tak bekerja hari ini? Sepertinya aku benar-benar demam sekarang, dan aku butuh phi Sing" Ucap Krist.

"Tidak bisa, Krist" Ucap Singto.

"Ku mohon, aku ingin di perhatikan oleh phi. Bisakah phi merawat ku hari ini?" Ucap Krist.

Entahlah, Krist juga bingung kenapa dia harus memohon hanya agar di beri perhatian oleh Singto, padahal dia sendiri adalah seorang dokter harusnya dia bisa merawat dirinya sendiri kan? Tapi Krist merasa ingin di manja oleh Singto, dia merasa tak bisa jauh dari Singto.

"Jangan manja, sebaiknya kamu mandi, dan bersiap ke rumah sakit" Ucap Singto.

"Kepala ku benar-benar pusing, aku tak mungkin bisa fokus bekerja" Ucap Krist.

"Ya, setidaknya periksa diri mu di sana" Ucap Singto.

"Aku merasa aku hanya demam biasa, aku hanya menginginkan perhatian dari phi. Jika phi memperhatikan ku, aku pasti akan sembuh" Ucap Krist.

"Tidak!" Ucap Singto.

Singto berjalan masuk ke kamar mandi, membersihkan dirinya, beberapa menit kemudian dia keluar dengan menggunakan bathrobes.

Singto melihat Krist duduk di tepi ranjang, wajahnya bahkan memucat, terlihat Krist sedang tidak baik-baik saja.

"Jangan tinggalkan aku, phi" Ucap Krist.

"Aku ingin bekerja Krist! Aku bosan berada di rumah, apa lagi bersama dengan mu!" Ucap Singto.

*Deg... Rasanya benar-benar menyakitkan saat mendengar itu, biasanya Krist tak pernah terlalu memikirkan apa yang Singto ucapkan, tapi entah kenapa sekarang rasanya benar-benar sakit.

Setelah berpakaian lengkap, Singto berjalan keluar dari kamar meninggalkan Krist yang masih betah berada di posisinya sejak tadi.

Melihat Singto keluar dari kamar, Krist merebahkan tubuhnya ke ranjang. Krist memejamkan matanya berusaha untuk tidur.

Joy membukakan pintu belakang mobil untuk Singto dan Alexa, setelah itu dia menjalankan mobilnya keluar dari area mansion.

Joy mengantar Alexa ke sekolah lebih dulu setelah itu baru mengantar Singto ke kantornya.

"Sebaiknya kamu pulang sekarang, Krist sedang sakit, mungkin dia membutuhkan bantuan mu" Ucap Singto pada Joy.

"Maaf, tuan. Tapi tuan Krist tidak meminta ku untuk pulang, aku akan tetap menemani tuan di kantor hari ini" Ucap Joy.

"Cih, lagi pula aku tak akan hilang!" Ucap Singto kesal.

Joy membukakan pintu mobil untuk Singto kemudian Singto berjalan masuk ke dalam kantornya dengan diikuti oleh Joy dari belakang.


****
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, itu artinya jam kerjanya sudah berakhir. Singto mengemasi pekerjaannya bersiap ingin pulang.

Saat dia keluar dari ruangannya, Singto melihat Joy masih setia berdiri di depan ruangannya. Singto sempat berpikir apa Joy tak pernah ke toilet? Karna setiap kali Singto keluar, Joy selalu ada di depan.

"Ayo pulang Joy" Ucap Singto.

Joy mengangguk dan berjalan mengikuti Singto dari belakang.

"Kamu seperti tuan muda yang selalu di ikuti oleh bodyguard kemana-mana" Ucap Tay, yang kebetulan bertemu dengan Singto di koridor kantor.

"Jangan bahas ini sekarang" Ucap Singto malas.

Sebenarnya Tay berulang kali bertanya kenapa tiba-tiba ada seseorang yang selalu ikut kemana Singto pergi, bahkan orang itu selalu berdiri di depan ruangan Singto, jadi wajar bukan jika Tay sangat penasaran tentang itu?

Singto tak pernah mengatakan siapa Joy, dan apa alasan Joy selalu mengikutinya, dia hanya tak mau Tay salah paham, dan malah berpikir jika dia ada hubungan special dengan Krist. Sebisa mungkin Singto memang berusaha menyembunyikan dia yang tinggal bersama dengan Krist sekarang.

Joy mengambil mobil di parkiran sedangkan Singto menunggu di depan kantor.

Joy membukakan pintu mobil untuk Singto, setelah itu baru menjalankan mobilnya pergi dari sana.

"K-kenapa kita berhenti disini, Joy" Tanya Singto terkejut saat Joy mematikan mesin mobilnya di depan toko kue.

"Tuan Krist meminta ingin di belikan kue di toko ini, tuan" Ucap Joy.

Joy keluar dari mobil berjalan masuk ke toko, sedangkan Singto? Matanya berkaca-kaca melihat toko kue itu.

Sebenarnya itu adalah toko kue langganan Singto, dia suka mengajak Natt ke toko kue itu, itu sebabnya Singto menjadi sedih sekarang, dia merindukan suaminya.
















Tbc.

Psychopathic Obsession ✓Where stories live. Discover now