Saat ini Singto sedang menangis di kamarnya. Tak ada yang bisa di lakukannya selain menangis, dia belum mendapatkan pekerjaan hingga sekarang, dan hari ini sudah jatuh tempo dia harus membayar hutangnya.
Uang tabungannya juga mulai menipis, Singto tak mungkin membayar hutang menggunakan uang tabungan yang tidak seberapa itu. Singto sudah mencoba mengajukan pinjaman di bank namun itu di tolak, kemana lagi dia harus mencari uang dalam waktu singkat?
Terdengar suara bel rumah berbunyi sehingga membuat Singto langsung menghapus air matanya, dia beranjak dari ranjang berjalan ke depan untuk membuka pintu.
"T-tuan Richard" Ucap Singto.
"Aku datang lagi kesini ingin menagih hutang mu! Apa kamu sudah menyiapkan uang itu?" Ucap tuan Richard.
"B-belum, maafkan aku, aku belum bisa membayar itu sekarang" Lirih Singto.
"Ahh, tak masalah, tuan Sing... Dimana putri cantik mu? Aku akan menjadikannya istri ke-5 ku" Ucap Tuan Richard.
"Tolong beri aku waktu selama 2 bulan, aku berjanji akan melunasi semua hutang ku" Ucap Singto.
"Lebih mudah dengan menyerahkan putri cantik mu 'kan?" Ucap tuan Richard sambil mengusap pipi Singto.
"T-tolong jangan ucapkan itu, tuan" Ucap Singto sambil menangis.
"Ternyata kamu juga tak kalah cantik dari putri mu, apa lagi saat menangis seperti ini" Ucap tuan Richard.
Singto ingin memukul Richard namun dia di tahan oleh anak buah Richard.
Ya, Richard menagih hutang tentu tak sendiri seperti minggu lalu, atau dia akan di pukul lagi oleh Singto.
"Berani sekali kamu ingin memukul ku!!" Ucap Richard sembari mengangkat tinggi tangannya ingin memukul Singto namun tangannya di pegang oleh Krist.
Singto terkejut saat melihat kedatangan Krist.
"Bukankah tak sopan memukul orang sembarangan?" Ucap Krist sambil meremas tangan Richard yang di genggamnya sehingga membuat Richard kesakitan, setelah itu Krist melepas genggamannya.
Maksud kedatangan Krist ke rumah Singto memang karna ingin berbicara dengan Singto mengenai hutangnya itu, dan sepertinya dia datang di waktu yang tepat.
"Jangan pernah ikut campur urusan ku!!" Ucap Richard.
"Berapa hutangnya?" Tanya Krist.
"Krist?" Ucap Singto, dari mana Krist tahu tentang hutangnya itu.
Richard memberikan secarik kertas berisi jumlah hutang Singto, Krist melihat itu, dia menulis jumlah yang sama di sebuah cek kemudian melempar cek tersebut ke wajah Richard.
"Hutangnya lunas, sekarang pergi dari sini, dan beritahu anak buah mu untuk berhenti mengikuti Alexa!" Ucap Krist.
"A-apa benar itu?" Ucap Singto terkejut saat mendengar ucapan Krist, apa Alexa diikuti oleh anak buah Richard selama ini?
"Ya, pria tua ini menyuruh dua orang selalu mengikuti kemana Alexa pergi" Ucap Krist.
Richard mengambil cek dari Krist kemudian pergi dari sana dengan diikuti oleh anak buahnya.
"D-dimana Alexa sekarang" Ucap Singto.
"Alexa aman, phi. Aku meminta Joy menjaganya" Ucap Krist.
"A-aku... T-terima kasih, Krist. Aku akan mengganti uang mu nanti" Ucap Singto.
"Aku melakukannya karna Alexa, dia mengatakan jika dia ketakutan beberapa hari ini" Ucap Krist.
"O-oh, apapun itu, terima kasih" Ucap Singto.
Singto tak menyangka jika Alexa mengatakan tentang hutangnya itu pada Krist, entahlah Singto harus senang atau sedih, di satu sisi dia senang hutangnya lunas, tapi disisi lain dia juga sedih, dia sudah sangat jahat pada Krist namun Krist malah berbuat baik padanya.
Krist memperhatikan Singto yang sejak tadi selalu menatap ke sembarang arah, dia tak pernah mau membalas tatapan Krist sejak Krist datang tadi.
"Aku pulang dulu" Ucap Krist.
Singto hanya diam tak menjawab, Krist melangkahkan kakinya pergi dari sana.
"Krist..." Ucap Singto membuat langkah Krist terhenti.
"Ya, phi?"
"Aku... Aku merindukan Axel, apa kamu bisa membantu ku untuk bertemu dengannya?"
"Aku.. aku ingin minta maaf padanya, aku tahu aku salah, aku tak seharusnya jahat padanya dulu, sekarang aku sudah menyesali semua perbuatan ku dulu" Ucap Singto.
"Semua bukan salah phi, aku yang salah. Aku akan mencoba bicara dengan Axel agar dia mau bertemu dengan phi" Ucap Krist.
"Terima kasih" Ucap Singto.
"Phi Sing" Ucap Krist.
"Hmm"
"Aku... Aku minta maaf untuk semua masa lalu kita, aku.. aku sangat menyesal"
"Aku sudah melupakan semuanya" Ucap Singto.
"Terima kasih, aku pulang dulu, phi" Ucap Krist.
Singto hanya mengangguk, dia menutup pintu rumahnya berjalan kembali ke kamarnya.
Tbc.
YOU ARE READING
Psychopathic Obsession ✓
FanfictionRasa ingin memiliki sangat besar membuat krist menjadi terobsesi dengan pria yang di cintainya, melakukan segala cara demi mendapatkan cinta singto tanpa sadar dengan apa yang di lakukannya justru menyakiti sang pujaan hati. Bisakah krist mendapatka...